GPU AI NVIDIA masih terjual di China meski ada larangan
Penjualan GPU AI NVIDIA menembus Rp16,3 triliun di China meski ada larangan dagang oleh pemerintah AS.
Pasca pengetatan kontrol ekspor semikonduktor oleh pemerintahan Trump, Financial Times melaporkan bahwa chip AI NVIDIA senilai setidaknya USD1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun telah berhasil diselundupkan ke pasar China dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Temuan ini didasarkan pada kontrak penjualan, dokumen perusahaan, serta penuturan narasumber yang terlibat langsung dalam transaksi pasar gelap tersebut.
Produk yang paling banyak menjadi incaran adalah chip kelas papan atas NVIDIA B200, yang menjadi pilihan utama bagi perusahaan teknologi besar AS dalam melatih model AI canggih. Selain B200, chip H100 dan H200 juga menjadi buruan — ketiganya jauh lebih unggul dibandingkan H20, chip versi lemah yang didesain khusus agar sesuai dengan aturan ekspor ke China. Namun, permintaan atas H20 tetap fluktuatif karena juga sempat terkena larangan ekspor di beberapa kesempatan.
Dilansir dari laman Engadget (25/7), jurnalis Financial Times di China menemukan bahwa rantai distribusi chip ilegal sangat kompleks: mulai dari operator pusat data pihak ketiga, perantara, hingga bentuk server rack siap pakai yang berisi chip-chip tersebut — semuanya muncul untuk memenuhi permintaan besar di sektor AI China. Chip dan server tersebut dipasarkan secara terbuka di platform daring di China, dengan beberapa bahkan menggunakan logo resmi perusahaan seperti Supermicro dan ASUS. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut membantah terlibat dan Financial Times tidak menuding adanya keterlibatan langsung dari mereka.
Beberapa negara Asia Tenggara, khususnya Thailand dan Malaysia, diduga menjadi jalur transit utama bagi kelompok Tiongkok untuk memperoleh chip terlarang ini. Server sudah terakit biasanya dikirim melalui negara-negara tersebut untuk menghindari pengawasan ketat ekspor AS sebelum akhirnya masuk ke China. Otoritas Amerika Serikat kini tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor lebih lanjut ke negara-negara ini guna mempersempit ruang gerak pasar gelap.
Di sisi lain, NVIDIA menegaskan bahwa mereka tidak menemukan bukti adanya pengalihan chip-chip AI ke pasar ilegal dan menyoroti bahwa membangun pusat data dengan produk selundupan adalah langkah yang merugikan secara teknis maupun ekonomi. Dukungan dan layanan purna jual hanya diberikan pada produk resmi yang didistribusikan sesuai kebijakan perusahaan.
Permintaan pasar China terhadap chip canggih asal Amerika sangat tinggi, menciptakan peluang keuntungan besar yang mendorong munculnya jaringan penyelundupan. Beberapa distributor Tiongkok bahkan secara terbuka menawarkan perangkat ini di pasar gelap, dengan analogi "pasar seafood" yang mencerminkan betapa mudah dan masifnya transaksi chip ilegal. Harga chip-chip ini bahkan melonjak hingga 50% di pasar domestik China sebagai akibat dari kelangkaan dan risiko distribusi.









