GitHub rilis Copilot Chat untuk publik, kini coding jauh lebih mudah
GitHub akhirnya membuka akses Copilot Chat untuk seluruh penggunanya sehingga kini pengalaman coding jauh lebih mudah karena adanya bantuan AI.
Sumber: GitHub
Layanan hosting internet, GitHub akhirnya secara resmi telah membuka akses Copilot Chat untuk seluruh pengguna tidak hanya terbatas pada konsumen yang berlangganan saja. Sebelumnya, Copilot Chat pada GitHub hanya bisa diakses bila pengguna berlangganan dengan membayar sebesar 10 USD (sekitar Rp153 ribu) per bulan.
Dilansir dari Tech Crunch (30/12), fitur Copilot Chat pada GitHub sejatinya telah dirlis pada awal 2023 lalu, namun kala itu tidak semua orang bisa merasakan kecanggihannya. Namun kini fitur tersebut telah tersedia di panel sidebar pada Microsoft's IDEs, Visual Studio Code dan Visual Studio.
Dengan adanya kabar tersebut, kini pengguna GitHub pastinya akan lebih mudah untuk berkolaborasi dengan pengguna lainnya dalam mengerjakan open projects di platform tersebut lantaran kehadiran chatbot ini. VP of Product Management GitHub, Shuyin Zhao menyebut pembukaan akses ini merupakan wujud komitmen perusahaannya untuk menyediakan alat bantu berbasis Artificial Intelligence (AI) yang saat ini sudah menjadi kebutuhan massal.
"Sebagai rumah dari para pengembang di seluruh dunia, kami akan mengikuti pasar yang saat ini sebagian besar sudah mengadopsi alat bantu berbasis AI," kata Shuyin Zhao. "Dan alat bantu untuk pembuatan kode (coding) kini telah tersedia," imbuhnya.
- OpenAI Luncurkan Fitur Shopping Research di ChatGPT, Tawarkan Panduan Belanja Pintar
- ChatGPT Hadirkan Fitur Group Chat, Buka Era Baru Kolaborasi Pengguna
- Data OpenAI Ungkap Lebih dari Satu Juta Pengguna ChatGPT Bahas Kesehatan Mental Pribadi Tiap Minggu
- Mengenal DeepSeek yang Kini Masuk Jajaran Aplikasi Populer di Google Play dan App Store
Hal ini lantas menuai respons positif dari publik, terlebih mengingat Copilot juga baru saja melakukan upgrade besar-besaran sehingga sejumlah fiturnya mengalami peningkatan secara signifikan. Walau pada versi beta chatbot ini masih mengandalkan GPT-4, namun proses penerimaan informasinya dinilai jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Pengguna Copilot sekarang bisa lebih nyaman untuk memberikan perintah baik teks maupun suara lantaran chatbot tersebut kini sudah mulai bisa memahami natural language untuk mendapatkan informasi secara real time. Sebagai contoh pengguna kini bisa meminta penjelasan secara mendalam kepada Copilot terkait suatu konsep, mendeteksi kelemahan hingga menulis suatu karya kreatif.
Terlepas dari berbagai macam kelebihan yang ditawarkan, sebenarnya penggunaan GPT-4 pada Copilot juga memiliki sejumlah kelemahan yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara optimal. Adalah perihal hak cipta yang seringkali menimbulkan permasalahan serius sebab chatbot berbasis GPT-4 dapat mengambil referensi di internet secara bebas tanpa memperhatikan masalah kepemilikan tertentu.
Merespons masalah tersebut, GitHub meyakini selama penggunaan chatbot tidak melebihi ketentuan fair use maka sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan perihal ini. Walau begitu, GitHub juga akan terus berupaya untuk meminimalisir segala potensi penyalahgunaan fiturnya tersebut oleh para penggunanya.
Adapun chatbot berbasis GPT-4 pernah dilaporkan dalam sebuah penelitian telah mengalami sejumlah kendala sehingga sering memberikan informasi yang salah kepada penggunanya. Menanggapi hal ini Shuyin Zhao menyebut Copilot versi terbaru sudah jauh lebih baik sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat.
"GitHub Copilot telah menggunakan model dari OpenAI terkini, yang mana itu merupakan model terbaik untuk saat ini," jelas Shuyin Zhao. "Kita akan terus berupaya untuk membantu para pengembang dengan alat bantu AI yang mereka butuhkan untuk hasil kinerja lebih baik serta lebih aman," pungkasnya









