sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
Sabtu, 11 Nov 2017 15:25 WIB

GIF porno di WhatsApp, Kominfo panggil medsos lain

Insiden GIF berkonten dewasa di WhatsApp membuat Kominfo lebih tegas lagi terhadap media sosial lain.

WhatsApp resmi mematuhi peringatan Kemkominfo kemarin (8/11) . Efektivitas peringatan dan ancaman blokir kepada WhatsApp, membuat Pemerintah makin tegas menindak konten-konten yang melanggar perundang-undangan di media sosial.

Jumat (10/11), Semuel Abrijani, Dirjen Aptika Kemkominfo, mengkonfirmasi kepada kami lewat pesan singkat, mereka tengah mengatur waktu untuk bertemu penyedia layanan media sosial lainnya. Sebelumnya, kami mendengar kabar bahwaTwitter dipanggil Kominfo terkait konten dewasa di platform mereka. Namun, Semeul menegaskan, tidak hanya Twitter. "Semua penyedia layanan medsos," ungkapnya.

Semuel belum mau mengatakan, kapan waktu persisnya pertemuan Kominfo dengan medsos akan terselenggara. "Staf saya sedang set waktunya," katanya lewat pesan singkat.

Sebelumnya, Semuel tegas memberikan pernyataan, bila dalam 2X24 jam WhatsApp tidak mengindahkan peringatan Kemkominfo, pemerintah akan memblokir layanan tersebut. Tindakan ini efektif menekan WhatsApp untuk memblokir GIF berkonten dewasa yang disediakan pihak ketiga, Tenor. Kini, konten meresahkan itu tidak bisa lagi diakses di dalam WhatsApp.

Kendati begitu, bukan hanya WhatsApp saja yang menjadi sorotan di Indonesia. Media sosial lainnya, Facebook, Google, Twitter, dan lain-lain juga kerap dilaporkan terkait konten negatif. Dikutip dari Detik, pada 2016 lalu, Kominfo menerima 3.211 laporan aduan konten negatif di Twitter. Sementara sepanjang 2017, laporannya meningkat drastis menjadi 521.407.

Pihak Twitter sendiri menyatakan dukungan dan kesiapan bekerjasama dengan pemerintah dalam memberantas konten negatif. Mereka menekankan, upaya dan kesadaran pengguna juga sangat membantu menghilangkan konten seperti ini. Oleh karena itu, Twitter menyatakan tidak dapat menghilangkan konten negatif 100 persen tanpa dukungan masyarakat.

Oktober lalu, mereka kembali merevisi aturan layanannya. Peraturan baru itu lebih ketat dan detail lagi dalam mengawasi distribusi konten-konten negatif .

Share
×
tekid
back to top