Ferrari belum percaya dengan teknologi mobil listrik
Ferrari mengatakan ada masalah signifikan pada jangkauan dan kecepatan pengisian ulang yang mencegah Ferrari dari membuat lompatan dari mesin bahan bakar cair ke bahan bakar listrik.
Meski beberapa waktu lalu Ferrari meluncurkan hibrida plug-in pertamanya, bukan berarti mereka siap untuk memproduksi mobil listrik dalam waktu dekat. Kepala perusahaan Louis Camelleri mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan otomotif mewah asal Itali tersebut baru akan memproduksi mobil listrik sekitar tahun 2015. Dilansir dari Engadget (16/12), hal ini bukan karena mereka tidak ingin bergabung dalam kendaraan nol emisi, tetapi Camilleri belum yakin teknologi mobil listrik dapat memenuhi harapan Ferrari.
Camilleri mengatakan ada masalah signifikan dengan jangkauan dan kecepatan pengisian ulang yang mencegah Ferrari untuk melompat dari mesin bahan bakar cair ke bahan bakar listrik. Meskipun Ferrari telah melihat kemungkinan mobil GT listrik, fokusnya akan pada hibrida seperti SF90 Stradale. Perusahaan ingin hibrida mewakili 60 persen dari penjualannya pada tahun 2022, dan sedang menjajaki alternatif seperti sel bahan bakar hidrogen dan biofuel untuk menentukan apa yang akan menjadi “yang paling efisien dan efektif”.
Ini adalah berita yang tidak menguntungkan jika penggemar ingin melihat bagaimana Ferrari menangani mobil bebas emisi, meskipun tidak mengherankan mengingat keadaan supercar saat ini. Porsche Taycan memang memiliki akselerasi dan kecepatan maksimal yang sangat unggul, tetapi EPA juga memperkirakan mobil ini hanya memiliki jarak 323 km dalam satu kali isi ulang baterai.
Sebenarnya teknologi mobil listrik semakin maju. Tesla Roadster generasi baru akan memiliki jarak tempuh baterai hingga 1.000 km dalam satu kali isi ulang. Ia juga dikliam memiliki kecepatan luar biasa lantaran memerlukan waktu hanya 1,9 detik dalam menempuh kecepatan 100 km/jam dari keadaan diam. Kecepatan maksimal Roadster pun sangat jitu, yakni hingga 400 km/jam.
