Emoji menjadi pengganti pesan virtual terpopuler selama pandemi corona

Percakapan pengguna pesan online selama masa pandemi corona (Covid-19) tidak jauh dari penggunaan emoji pastinya. Selain emoji menggunakan masker, tidak ada emoji yang paling menyatakan harapan dan ketakutan pada pandemi ini selain emoji menempelkan kedua tangan.

Emoji menempelkan kedua tangan telah muncul di banyak cuitan pengguna Twitter. Emoji ini membantu mereka mengungkapkan perasaan tentang setiap aspek yang terdampak dari krisis pandemi ini yang kadang tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata. Emoji ini juga digunakan untuk memberikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada para garda terdepan Covid-19. 

Berdasarkan analisis Emojipedia yang dilaporkan oleh CNN Business (18/5), emoji yang juga disebut sebagai tangan memohon ini mengalami peningkatan penggunaan sebesar 25% pada bulan April. Ini dibandingkan dengan analisis sebelumnya di bulan Agustus lalu. Analisis ini dilakukan Emojipedia untuk melacak tren dan frekuensi penggunaan emoji di Twitter. Lonjakan yang terjadi menjadikan emoji ini ke posisi kedelapan paling populer pada bulan April. Juga menjadikannya sebagai ikon visual untuk mewakili perasaan orang-orang selama pandemi.

Pada platform lain, bahkan terjadi lonjakan yang lebih besar. Google mengatakan kepada CNN Business bahwa penggunaan emoji pada aplikasi papan ketik Gboard untuk Android meningkat lebih dari 60% antara Januari dan Maret.

Sejak Covid-19 menyebar ke penjuru dunia, cara orang berkomunikasi berkembang dengan cepat. Percakapan digantikan oleh Slack, rapat kerja digantikan oleh Zoom, atau pembelajaran di sekolah digantikan oleh Google Classroom. Orang-orang pun semakin mengandalkan emoji untuk mengekspresikan pikiran dan gerak tubuh mereka kepada lawan bicara yang tidak bisa dilihat secara langsung.

"Cara emoji digunakan untuk menggambarkan pandemi pada dasarnya adalah bahasa tubuh untuk era digital," kata Vyvan Evans, penulis The Emoji Code: The Linguistics Behind Smiley Faces and Scaredy Cats. Ia juga mengatakan kalau penggunaan bahasa dalam menyampaikan ide kerap kali kehilangan esensinya dan kata-katanya dapat bernuansa seperti nada suara dan ekspresi yang tidak seharusnya.