Drone ini hadir untuk lumpuhkan drone ilegal

Setelah tidak bekerja di Facebook, karyawan yang bernama Palmer Luckey beralih profesi sebagai pendiri perusahaan rintisan (startup) yang berbasis di California bernama Anduril. Berbasis di Irvine, startup ini dikabarkan telah mengumpulkan lebih dari USD14 juta sejak 2014.

Dilansir dari DP Review (7/10), mereka baru saja mengembangkan Anvil, sebuah drone yang dirancang untuk penerbangan pendek dan cepat hingga 160 km/jam. Quadcopter ini dilengkapi dengan sensor untuk mengidentifikasi, melacak, dan mencegat target.

Menurut Luckey, cara terbaik untuk menanggapi ancaman drone ilegal memasuki wilayah udara tidak resmi, terutama pangkalan militer, adalah dengan menabrak dan menonaktifkannya secara fisik. “Semua sistem soft kill merupakan buang-buang waktu,” kata Luckey kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara, merujuk pada serentetan teknologi anti-drone yang baru-baru ini muncul.

Dilengkapi dengan sensor elektro-optik dan inframerah, yang efektif baik di siang maupun malam hari, rotor di bagian bawah, dan bagian-bagian tertentu ditempatkan secara strategis, Anvil menyingkirkan drone lawan dari bawah. Operator dapat melakukan serangan melalui remote control sambil melihatnya secara langsung. Salah satu masalah utama adalah kerusakan yang dialami Anvil akibat dari dampak kecepatan tinggi.Tetapi Luckey percaya pada daya tahan drone ciptaannya.

Anduril sudah bekerja pada versi Anvil yang lebih besar dan lebih cepat sehingga akan menargetkan pesawat kecil, helikopter dan bahkan rudal penjelajah. Masih harus dilihat apakah menabrak kendaraan tak berawak nakal akan menjadi solusi yang efektif untuk mengamankan wilayah udara.

“Cara terbaik untuk melumpuhkan drone ilegal cepat yang dikemudikan oleh manusia adalah dengan drone yang lebih cepat dan dipiloti oleh AI. Kemampuan kami untuk mengeluarkan ancaman udara dalam hitungan detik adalah bagian dari solusi,” kata Luckey.