Disebut kurang mendidik, sekolah di New York blokir ChatGPT

Alih-alih beradaptasi dengan teknologi baru, Departemen Pendidikan New York City memutuskan untuk memblokir akses ChatGPT OpenAI pada perangkat dan jaringan sekolah. Informasi yang kadang tidak akurat dan penyalahgunaan teknologi menjadi alasan pemblokiran tersebut.

Sejak diluncurkan, ChatGPT telah difilter untuk hanya menjawab permintaan yang lebih aman. Meski demikian, ChatGPT kadang-kadang dapat memberikan informasi yang salah, terutama dalam hal kalkulasi matematika. Chatbot juga belum diperbarui, karena saat ini terbukti bahwa servernya hanya terbatas hingga kejadian-kejadian di 2021. 

“Karena kekhawatiran tentang dampak negatif pada pembelajaran siswa, dan kekhawatiran tentang keamanan dan keakuratan konten, akses ke ChatGPT dibatasi pada jaringan dan perangkat Sekolah Umum Kota New York,” kata juru bicara departemen pendidikan Jenna Lyle, dikutip dari Neowin (5/1). 

Lyle menambahkan, ChatGPT juga tidak mendukung keterampilan siswa untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah. Padahal kedua hal itu dia sebut sebagai kunci penting kesuksesan akademis dan seumur hidup.

Sejak peluncuran ChatGPT beberapa minggu lalu, orang-orang telah membayangkan bagaimana teknologi seperti itu akan memengaruhi pendidikan. Sementara departemen pendidikan dapat mengembangkan kurikulum mereka di masa depan untuk memperhitungkan kemajuan kecerdasan buatan, tampaknya dalam jangka pendek mereka hanya memilih opsi larangan.

Pemblokiran hanya menghalangi siswa untuk mengakses ChatGPT di sekolah atau di perangkat sekolah. Di luar perangkat dan jaringan sekolah, mereka masih dapat mengakses chatbot pintar ini dan penyalagunaan untuk mengerjakan PR dengan ChatGPT belum terhindarkan.