CCTV di China bisa tangkap penjahat dalam 2 menit
Jaringan CCTV China yang dilengkapi sistem pengenal wajah bisa tangkap penjahat dengan sangat cepat
Teknologi pengenal wajah tak hanya digunakan untuk perangkat mobile seperti smartphone. Teknologi tersebut juga kini banyak diaplikasikan di berbagai layanan publik seperti bandara.
China dilaporkan telah menggunakan teknologi pengenal wajah yang mampu mencegah bahkan menangkap para kriminal. Teknologi itu diterapkan di kota Guiyang, China barat daya. Menariknya teknologi ini secara efektif mampu menangkap kriminal hanya dalam dua menit saja.
Kamera pengintai dipasang pada lebih dari 10.000 tempat umum di seluruh kota Guiyang. Kamera tersebut akan menayangkan tampilan streaming secara real-time yang bisa dipantau oleh kepolisian melalui layar LED berukuran besar.
Sistem ini dinilai mampu memiliki tingkat akurasi hingga 90 persen, yaitu sistem secara bersamaan memeriksa wajah seseorang dengan database nasional. Data tersebut mecakup nama, jenis kelamin, etnis, serta informasi tambahan lainnya termasuk anggota keluarga, orang yang kerap mereka hubungi, dan tempat yang belum lama mereka kunjungi.
"Layar menangkap gambar tersangka begitu mereka tiba di kota Guiyang, kemudian secara otomatis melaporkannya ke pusat komando polisi yang akan segera mengalokasikan kepolisian terdekat untuk melakukan penangkapan. Keseluruhan proses mulai dari mendeteksi hingga menangkap tersangka bisanya membutuhkan waktu kurang dari dua menit," tulis kepolisian setempat dalam siaran persnya.
Pengembangan teknologi ini sendiri merupakan bagian dari Skynet yakni program pemantauan nasional yang diluncurkan pada 2005 untuk meningkatkan penggunaan dan kemampuan kamera pengintai. Menurut kepolisian setempat, berkat teknologi pengenal wajah, Guiyan telah menangkap 375 tersangka termasuk 39 buronan.
"Guiyang memiliki Skynet dimana-mana. Kemana pun Anda pergi, akan ada yang memantau Anda," kata pejabat di Biro Keamanan Umum Guiyang, Li Bin.
Untuk saat ini, China memiliki kamera pengintai sejumlah 170 juta unit. Negara tirai bambu tersebut juga berharap dapat memiliki kamera serupa hingga 570 juta unit di 2020. Demikian dilansir Business Insider.
