ByteDance mulai jual AI TikTok ke perusahaan lain
ByteDance, perusahaan induk TikTok mulai menjual teknologi Artificial Intelligence (AI), yang digunakan di aplikasi tersebut ke perusahaan lain.
ByteDance, perusahaan induk TikTok mulai menjual teknologi Artificial Intelligence (AI), yang digunakan di aplikasi tersebut ke perusahaan lain. Dilansir The Verge (5/7), Financial Times melaporkan penjualan yang disajikan oleh ByteDance pada fitur itu mungkin akan berjalan dengan skema berlangganan.
Untuk mendukung penjualan, perusahaan ini memiliki divisi baru bernama BytePlus. Berdasar situs web BytePlus, daftar kliennya sudah mencakup beberapa aplikasi dari berbagai negara, seperti aplikasi untuk fashion Goat dari Amerika Serikat (AS), situs traveling WeGo dari Singapura, aplikasi untuk berbelanja Chilibeli dari Indonesia, dan platform GamesApp dari India.
Sementara itu, salah satu keunggulan dari TikTok yang bisa membuatnya sangat populer adalah algoritma rekomendasi video untuk ditonton. Pada dasarnya, algoritma itu bekerja berdasarkan dari cara pengguna berinteraksi dalam aplikasi, sehingga dari interaksi itu bisa memengaruhi video apa yang akan direkomendasikan kepada pengguna.
Perusahaan telah menjelaskan tahun lalu, tentang bagaimana umpan dari fitur For Your Page sebagai algoritma yang menentukan rekomendasi video tertentu kepada para pengguna. Rekomendasi berjalan dengan didasarkan pada interaksi pengguna dalam aplikasi TikTok, seperti Like pada video, membagikan komentar, membuat keterangan dan tagar pada video, preferensi bahasa, pengaturan lokasi, dan pengaturan perangkat yang digunakan untuk mengakses aplikasi.
Menurut Financial Times, BytePlus menawarkan kepada pelanggan perusahaan lain kesempatan untuk mengakses algoritma rekomendasi, dan mempersonalisasikannya pada aplikasi mereka sendiri. Selain algoritma rekomendasi, BytePlus juga menawarkan fitur teknologi AI seperti speech and text translation, real-time video effects serta alat analisis data.
Dengan adanya skema penjualan seperti ini, ByteDance dan TikTok akan semakin dapat memperkuat pasarnya, meski terdapat serangan dari berbagai pihak, seperti pemblokiran aplikasi yang berbasis di Tiongkok oleh pemerintah AS pada masa Trump. Nyatanya, perusahaan mampu meraih lebih dari 100 juta orang tiap bulan yang menggunakan TikTok di AS tahun lalu.
