sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
Kamis, 11 Jan 2018 13:30 WIB

Bukalapak tumbuh di tengah jepitan para raksasa

Bukalapak mencatat pertumbuhan pengguna selama tahun 2017, namun posisi mereka masih dijepit oleh raksasa ecommerce

Rabu (10/1) ini, Bukalapak merayakan delapan tahun berdirinya platform ecommerce mereka. Sepanjang 2017 lalu, Achamd Zaky, CEO Bukalapak, menyebut perusahaannya mendapatkan peningkatan pendapatan rata-rata 3 kali lipat. 

Saat ini, Bukalapak telah memiliki pengguna aktif bulanan sebesar 35 juta di seluruh Indonesia. Artinya, 30 persen warganet Indonesia pernah berkunjung ke Bukalapak. Sementara itu, transaksi hariannya mencapai 320 ribu jumlahnya sehari.

Hal lain yang perlu diprhatikan dari perkembangan Bukalapak, jumlah pelapak yang mencapai 2,2 juta hingga saat ini. Jumlah komunitas pelapak pun mencapai 80 komunitas di seluruh Indonesia. Tidak kurang dari seribu UMKM terbaik Bukalapak, termasuk karyawan dan rekan usaha hadir dalam perayaan 8 tahun Bukalapak hari ini.

"Di usia kami yang ke-8, kami harap dapat terus tumbuh. Kami memandang kesuksesan sebagai sebuah rangkaian milestone atau tahapan, bukan merupakan suatu titik akhir. Alhamdulillah Bukalapak terus berkembang setiap tahun, pencapaian ini semua tentu berkat dukungan dari seluruh penduduk Indonesia, khususnya para pengguna Bukalapak, serta pelapak dan karyawan kami," ujar Zaky.

Bukalapak didirikan oleh Achamd Zaky dan Nugroho Herucahyono di 2010. Semangatnya memang untuk memajukan UKM Indonesia. Pertama kali mereka merintis usaha di "indekos" dan berupaya meyakinkan UKM untuk bergabung. Seiring berjalannya waktu, UKM yang bergabung bertambah banyak dan pada 2012, Bukalapak membangun komunitas mereka pertama kali.

Diapit Raksasa

Meski Zaky mengklaim pertumbuhan Bukalapak sangat pesat, namun situs ecommerce tersebut masih belum bisa menjadi yang teratas. Data dari Telkomsel Msight mengatakan Bukalapak berada di peringkat ke-4 setelah Shopee, Lazada, dan Tokopedia untuk ecommerce paling banyak dikunjungi di Indonesia. Meski demikian, Bukalapak berhasil naik dari peringkat ke-5 saat Q1 dan Q2 menjadi peringkat ke-4 di Q3 dan Q4 2017.

Jalan bagi Bukalapak untuk menyusul Tokopedia yang merupakan rival sesama situs marketplace tampaknya juga akan sangat berat. Berbeda dengan Bukalapak yang memiliki pertumbuhan pelanggan sebesar 41,3 persen di Q4 2017, Tokopedia berhasil mencatat pertumbuhan lebih besar yaitu di angka 64,88 persen. Bukalapak bahkan sempat mengalami penurunan pertumbuhan pelanggan di Q2 dan Q3 2017 kemarin.

Bukalapak juga harus bekerja ekstra jika ingin menaikkan peringkatnya tahun ini. Hal tersebut dikarenakan tiga ecommerce yang berada di atas peringkat Bukalapak merupakan situs ecommerce yang memiliki sokongan dana sangat kuat. Shopee yang kini berada di peringkat pertama dalam hal kunjungan pengguna merupakan ecommerce yang disokong oleh raksasa internet China, Tencent. Lazada kini sudah dimiliki oleh raksasa ecommerce China, Alibaba. Sementara Tokopedia juga pernah mendapatkan suntikan USD1,1 miliar (sekitar Rp14,7 triliun) dari Alibaba.

Bukalapak bisa saja memanfaatkan strategi marketing melalui media sosial, namun sejauh ini mereka kurang baik dalam hal tersebut. Data dari iprice memperlihatkan Bukalapak tidak masuk dalam lima besar ecommerce paling populer di media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram. 

Hal tersebut sangat disayangkan karena media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar di pertumbuhan ecommerce. Saat pesta belanja tahunan "11.11" November 2017 kemarin misalnya. Lazada dilaporkan mengerahkan 1000 influencer di berbagai media sosial untuk meningkatkan jumlah pengunjungnya. Hasilnya pun sangat memuaskan. Lazada berhasil memecahkan rekor transaksinya hingga 171 persen jika dibandingkan pada hari yang sama tahun 2016. Total transaksi di hari tersebut dikatakan mencapai lebih dari Rp1,6 triliun. Ini yang perlu diperhatikan lebih jauh oleh Zaky.

Share
×
tekid
back to top