sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
Senin, 13 Apr 2020 15:19 WIB

Bagaimana sistem contact tracing Apple dan Google bekerja

Apple dan Google bekerja sama untuk mengembangkan sistem contact tracing demi menekan penyebaran coorona. Seperti apa cara kerjanya?

Bagaimana sistem contact tracing Apple dan Google bekerja
Source: Google

Akhir pekan lalu, Google dan Apple mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan API baru yang akan melacak smartphone pengguna melalui koneksi Bluetooth. Sistem ini ditujukan untuk mengurangi penyebaran corona di dunia. Tidak hanya itu, dengan sistem ini, orang dapat tahu jika dirinya masuk dalam zona merah penyebaran corona. 

Lantas bagaimana sebenarnya cara kerja API yang dikembangkan dua perusahaan tersebut? 

Google dan Apple terang-terangan menyebut kalau ada dua tahapan dalam implementasi teknologi ini. Kedua perusahaan ini juga menekankan kalau teknologi ini tidak akan mengungkap identitas pengguna, seperti nama, lokasi atau data personal lainnya. 

Di tahap pertama, Google dan Apple akan meluncurkan API pada pertengah Mei nanti. API ini memastikan perangkat Android dan iOS dapat saling melacak satu sama lain. Nah, ada aplikasi yang harus digunakan agar sistem ini bisa berjalan. Aplikasi itu hanya datang dari lembaga kesehatan resmi. 

Selama tahap pertama, setiap pengguna harus menginstal aplikasi tersebut untuk dapat berpartisipasi. Tampaknya setiap aplikasi dapat bekerja sama satu sama lain. Dengan kata lain, smartphone dengan aplikasi A dapat saling bertukar kunci dengan aplikasi B di smartphone lain. Syaratnya, kedua aplikasi itu menggunakan API yang sama. 

Di tahap kedua, Google dan Apple akan membuat sistem contact tracing ini sebagai inti dari fitur Android dan iOS. Sampai saat ini, bagaimana kedua perusahaan itu akan menghadirkannya masih belum diketahui. Namun dengan membuatnya sebagai fitur standar di iOS dan Apple, pengguna seharusnya dapat menggunakannya semudah membuat pengaturan di smartphone

Proses integrasi ini akan memungkinkan pengguna kedua sistem operasi tersebut dapat menghidupkan kunci digital tanpa harus membutuhkan aplikasi pihak ketiga. Jadi, ketika seseorang memasuki wilayah penyebaran corona atau berada di dekat dengan orang yang terinfeksi, sistemnya akan memperingatkan dan mendorong pengguna untuk mengunduh aplikasi guna mengetahui informasi lebih lanjut. 

Sayangnya, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari sistem ini. Misalnya bagaimana sistem peringatan itu akan dibuat. Apakah dalam bentuk pop up atau pemberitahuan yang lebih detail. Untuk mendapatkan fitur tersebut, setiap smartphone harus melakukan update sistem mereka masing-masing. 

Masalahnya adalah, Google biasanya menyertakan update melalui masing-masing vendor. Tidak semua vendor memberikan update dengan ketepatan waktu yang sama. Ada yang lebih cepat, namun tidak sedikit juga yang memberikannya lebih lambat. Google tampaknya akan menyiasati pemberian update ini melalui Play Store. 

Apa yang terjadi kalau orang terinfeksi? 

Dilansir dari TheVerge (13/4), jika seseorang terinfeksi corona, sistem ini seharusnya mengunggah kontak dengan “kunci-kunci” lainnya selama 14 hari sebelumnya. Kemudian, smartphone orang lain akan mengunduh kunci tersebut secara otomatis. Ketika terjadi kecocokan, artinya pernah bertemu dalam tempo 14 hari, dan orang tersebut sudah terpapar corona. 

Cara ini sepenuhnya mengandalkan kesadaran pengguna. Dalam cara kerja yang dipaparkan Google dan Apple, orang tersebut harus memberikan izin untuk mengunggah “kunci-kunci” tersebut ke server. Skenarionya akan berkata lain kalau unggahan itu dilakukan dalam rangka guyonan, atau bahkan pengguna tidak mau melaporkan dirinya sendiri. 

Jika seseorang masuk dalam kategori terekspos, akan muncul pesan yang berbunyi: “You have recently been exposed to someone who has tested positive for Covid-19”. Kemudian ada sebuah link yang mengantarkan pengguna untuk informasi lebih lanjut. 

Eksposur ini pun akan diukur menggunakan waktu. Sebagaimana pernah diberitakan, masing-masing smartphone akan bertukar kunci secara terus menerus dalam interval 5 menit. Jadi, semakin lama seseorang terekspos, berarti semakin besar pula potensi tertularnya. Selanjutnya, orang ini dapat melakukan tes corona dan melakukan hal sama jika dirinya terbukti positif. 

Kendati begitu, sejumlah kendala diperkirakan akan menghadang kedua perusahaan ini, mulai dari tingkat adopsi hingga kekuatan sinyal bluetooth yang bervariasi pada setiap smartphone. Tantangan terbesar adalah bagaimana mendorong pengguna untuk mengunduh aplikasi yang dibutuhkan selama tahap awal pengembangan sistem ini. 

Share
×
tekid
back to top