AWS janjikan kemudahan migrasi data antar region

Amazon selama beberapa tahun belakangan ini terus meningkatkan aksesibilitas pengguna terhadap layanan Amazon Web Service (AWS). Padahal, mereka baru secara resmi menawarkan layanan mereka pada akhir 2021 mereka di Indonesia.

Salah satu cara yang mereka ambil untuk mempercepat adopsi penggunaan layanan mereka adalah dengan membuka regional baru, yakni di Jakarta. Selain itu, mereka juga memaparkan mudahnya melakukan migrasi dari server AWS regional lain ke regional Jakarta.

Dalam sebuah acara temu daring yang dilaksanakan Kamis (3/2), AWS memaparkan apa saja keunggulan dari platform mereka. Dalam sebuah demo, mereka memaparkan apa yang dapat perusahaan gunakan menggunakan layanan mereka.

Seperti diketahui, AWS memiliki cukup banyak fitur, yang salah satunya adalah AWS Custom Hardware. Ini memudahkan para pengguna untuk mengkostumasi server cloud mereka sesuai dengan kebutuhan.

Tak ketinggalan, Developer Advocate AWS Indonesia, Donnie Prakoso memaparkan beberapa keunggulan lain dari platform tersebut. Beberapa diantaranya seperti migrasi data dari Singapura ke Jakarta, yang merupakan lokasi baru untuk AWS.

“Kita dapat melakukan migrasi database, melakukan migrasi penyimpanan, dan emigrasi infrastruktur dari satu region ke region lain,” kata Donnie. Untuk migrasi database, pengguna bisa menggunakan fitur Amazon RDS, AWS Database Migration Services, dan AWS Bucket.”

Sementara untuk migrasi penyimpanan, mereka dapat melakukan migrasi dengan tiga cara, yakni dengan Amazon S3, S3 Bucket Replication, serta S3 Batch Operation. Terakhir untuk migrasi infrastruktur dapat menggunakan Amazon CloudFormation, AWS Cloud Development Kit, serta Former 2. “Sesuai dengan kebutuhan pengguna saja,” papar Donnie.

Tak ketinggalan, ada juga kemampuan untuk melakukan migrasi ke dua regional sekaligus. Pengguna dapat menggunakan fitur Amazon Route53, Amazon API Gateway, serta AWS Lamda.

Di sisi lain, hadir juga salah satu AWS Comunity Heroes yang bernama Setia Budi. Dia merupakan Dosen Universitas Kristen Maranatha sekaligus founder kanal YouTube Indonesia Belajar yang membahas soal AWS.

"Dari data Gartner, AWS menempati posisi teratas selama 11 tahun berturut-turut. Terlebih dengan hadirnya region Jakarta, tentunya akan semakin memperluas adopsi layanan cloud AWS," kata Budi.

Di Indonesia sendiri, Budi mengatakan bahwa AWS memiliki peran yang cukup besar dalam proses transformasi digital yang sedang berlangsung di Indonesia. Dia juga mengatakan kehadiran AWS membuka banyak peluang baru.

Oleh karena itu, dia kemudian membuat berbagai macam kursus untuk mengedukasi bibit muda untuk masuk ke platform ini. "Jadi, ujung-ujungnya tetap pada kebutuhan akan human resources yang memang mempunyai kompetensi terkait teknologi cloud computing ini," paparnya.

Oleh karena itu, AWS User Group Indonesia didirikan. Ini merupakan komunitas para pengguna dan juga penggiat teknologi cloud computing khususnya berbasis AWS. “Komunitas ini terbuka bagi siapapun yang tertarik untuk belajar dan berdiskusi seputar cloud computing khususnya yang berbasis AWS," pungkas Budi.

Budi mengungkapkan, dia memiliki target untuk dapat bisa menciptakan 24.700 lapangan kerja. Dia juga menargetkan dalam 15 tahun ke depan, region baru ini diestimasikan akan berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar USD10,9 miliar atau sekitar Rp156,3 triliun.