Asia Tenggara jadi aternatif GoPro untuk pabrikasi kamera

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) rupanya berdampak bagi GoPro. GoPro pun menarik diri dari China. GoPro akan memindahkan produksi sebagian besar kamera rakitannya keluar China. 

Keputusan itu akan berlangsung pada musim panas 2019. Namun, tidak semua kamera dialih produksi. Hanya kamera yang berkaitan dengan AS saja yang manufakturnya berpindah. Pabrikasi kamera yang didistribukan ke negara lain akan tetap diproduksi di China.

Keputusan itu memang tak begitu mengejutkan. CEO GoPro, Nick Woodman, sebelumnya mengatakan kepada CNN, "akan bijaksana dalam mempertimbangkan pemindahan manufaktur dari China, guna menurunkan biaya atau mengatasi tarif potensial."

Sejauh ini GoPro belum menentukan lokasi produksi kamera yang terikat dengan AS. Namun negara-negara di Asia Tenggara dianggap sebagai lokasi alternatif oleh perusahaan teknologi lainnya. Beberapa negara alternatif itu termasuk Vietnam, Thailand, dan Taiwan.

GoPro meyakini diversifikasi produksi mampu menguntungkan perusahaan ketimbang terus mempertimbangkan tarif produksi. Kata Chief Financial Officer GoPro, Brian McGe seperti dikutip TechCrunch, "Lingkungan geopolitik saat ini membutuhkan kelincahan dan kami secara proaktif menangani masalah tarif dengan memindahkan sebagian besar produksi kamera kami di luar AS dan China. Kami percaya pendekatan diversifikasi produksi ini bisa menguntungkan bisnis kami tanpa menghiraukan implikasi tarif,"

Brian menambahkan, GoPro juga memiliki peralatan produksi sendiri meski mitra manufakturnya menyediakan fasilitas. Dengan begitu, biaya produksi bisa dipangkas menjadi lebih rendah.