Apple dituntut USD1 miliar karena sistem pengenalan wajah

Seorang remaja berusia 18 tahun asal New York menuntut Apple sebesar USD1 miliar atas kesalahan penangkapan yang menimpa dirinya. Dalam tuntutannya ia menyatakan bahwa sistem pengenalan wajah Apple merupakan penyebab dirinya ditangkap pihak kepolisian.

Dilansir dari Engadget (24/4), kepolisian New York menangkap Ousmane Bah pada 29 November tahun lalu. Ia dituduh mencuri di beberapa toko Apple di kawasan Boston, New Jersey, Delaware dan Manhattan. Penangkapan itu terjadi lantaran pencuri tersebut menggunakan ID milik Bah.

Tidak dijelaskan bagaimana tanda pengenal Bah bisa dicuri. Di tanda pengenal curian tersebut, pelaku menggunakan nama, alamat dan informasi personal lain milik Bah untuk masuk ke toko Apple. Namun, karena identitas tersebut tidak disertai dengan foto, tuntutan itu menyatakan bahwa program pengenalan wajah Apple mencocokan wajah pelaku dengan identitas milik Bah.

Untungnya, setelah dilakukan penyelidikan pada rekaman CCTV, polisi memutuskan bahwa Bah tidak bersalah. Pasalnya postur yang dimiliki sang pencuri sangat berbeda dengan postur tubuh Bah. Apalagi Bah memiliki alibi kuat ketika pencurian pertama terjadi. Buntut dari penangkapan itu, Bah menuntut balik Apple. Di lain pihak, Apple menyatakan bahwa perusahaannya tidak menggunakan pengenalan wajah pada setiap tokonya.

Untuk diketahui, gugatan itu juga menduga bahwa tipe pengenalan wajah yang digunakan Apple merupakan tipe Orwellian yang banyak tidak disukai oleh para pelanggan toko. Pasalnya kebanyakan konsumen tidak menyadari bahwa wajah mereka sedang dipindai dan dianalisa oleh teknologi tersebut.