Aplikasi curang kembali ditemukan di Play Store
Lagi-lagi, aplikasi curang kembali ditemukan di toko aplikasi Android, Google Play Store. Google pun mengambil langkah cepat dengan memblokir developer dan menghapus aplikasi tersebut dari Play Store.
Google memblokir developer aplikasi asal Cina dari Google Play Store. Tak hanya itu, raksasa teknologi ini juga menghapus beberapa aplikasi milik developer tersebut. Pasalnya, para peneliti menemukan bahwa developer tersebut melakukan kecurangan di toko aplikasi Android itu.
Dilansir dari TheVerge (28/4), developer aplikasi bernama DO Global kedapatan melakukan kecurangan di Google Play Store. Adapun DO Global yang dimiliki oleh Baidu kedapatan memproduksi klik iklan palsu untuk mendapatkan penghasilan. Beberapa kecurangan lain juga dilaporkan dilakukan oleh developer tersebut.
“Kami menyikapi tanggung jawab untuk melindungi para pengguna dan pengiklan dengan serius, dan berinvestasi pada tools dan sumber daya lain untuk memerangi penipuan dan penyalahgunaan secara global. Kami secara aktif menyelidiki perilaku berbahaya, dan ketika kami menemukan pelanggaran, kami mengambil tindakan, termasuk menghapus kemampuan pengembang untuk memonetisasi aplikasi mereka dengan AdMob atau pun mempublikasikannya di Google Play.” demikian pernyataan Google.
Setidaknya ada enam aplikasi yang mengandung klik iklan palsu yang ditemukan oleh para peneliti. Kecurangan itu dilakukan dengan menjalankan penipuan itu di background bahkan ketika pengguna sudah menutup aplikasi yang bersangkutan.
Untuk diketahui, DO Global sebelumnya memiliki sekitar 100 aplikasi di Google Play Store. Beberapa di antaranya didaftarkan dengan nama pengembang yang berbeda. Laporan itu menyebutkan bahwa ada 46 aplikasi besutan DO Global yang menghilang dari Google Play Store.
Ini bukan pertama kalinya Google menghapus aplikasi dalam skala cukup besar. Sebelumnya, Google pernah menghapus 60 aplikasi yang kedapatan melanggar ketentuan toko Android itu. Kala itu, 60 aplikasi tersebut dilaporkan memiliki bug yang menampilkan iklan porno di dalamnya.
Bukan kali ini saja pengembang asal China melakukan aksi penipuan untuk mendapatkan keuntungan. Sebelumnya, Cheetah Mobile pun pernah melakukan hal sama melalui beberapa aplikasi besutannya.
