sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
Minggu, 26 Nov 2023 14:40 WIB

Antara Dolby dan DTS, mana yang lebih baik?

Dolby Digital atau DTS? Dolby Atmos atau DTS:X? Apa perbedaannya dan persamaannya? Simak artikel ini hingga tuntas ya Sahabat Tek!

Antara Dolby dan DTS, mana yang lebih baik?

Seiring dengan kemajuan home theater, jumlah format suara surround yang didukung oleh TV, soundbar, dan AV receiver telah berlipat ganda, memberikan lebih banyak pilihan untuk audio yang imersif di ruang tamu. Dua format suara surround yang paling populer adalah DTS dan Dolby Digital, keduanya dipastikan ada di home theater.

Dilansir dari Whathifi, baik DTS dan Dolby Digital adalah teknologi kompresi audio, yang memungkinkan pembuat film merekam suara surround yang dapat direproduksi di bioskop maupun di rumah. Keduanya menghadirkan suara multi-channel yang mengagumkan. Perbedaan dari kedua format surround tersebut berada di teknologi encoding audio-nya.

DTS di-encoding pada bit rate yang lebih tinggi dan oleh karena itu dianggap oleh beberapa ahli memiliki kualitas yang lebih baik. Yang lain berpendapat bahwa teknologi Dolby Digital lebih mutakhir dan menghasilkan kualitas suara yang lebih baik pada bit rate yang lebih rendah.

Kedua teknologi suara surround itu didukung secara luas, dan kemungkinan besar kamu tidak perlu memilih salah satunya ketika membeli AV receiver untuk keperluan home theater.

Dalam bentuknya yang paling dasar, DTS dan Dolby Digital mendukung audio 5.1 channel (sistem home theater yang pada umumnya dengan lima speaker dan satu subwoofer). Dan versi format yang lebih canggih mendukung 7.1 channel, suara surround HD, dan speaker overhead (speaker atas), dalam bentuk DTS:X dan Dolby Atmos.

Kamu akan menemukan DTS dan Dolby Digital yang didukung oleh pemutar Blu-ray, home theater, konsol game, komputer, dekoder, dan bahkan ponsel.

Pengertian Dolby Digital

Dolby Digital adalah codec audio multi-channel dari Dolby Labs. Ini memberikan pengalaman suara surround sinematik dan biasanya disebut sebagai 'standar industri' (terutama karena Dolby Labs sudah ada lebih lama dari DTS).

Film pertama yang menggunakan Dolby Digital adalah Batman Returns pada tahun 1992. Sejak itu, Dolby telah merilis sejumlah codec yang semakin canggih, termasuk Dolby Digital Plus, yang mendukung suara surround HD dan speaker hingga 7.1 channel.

Jika kamu menginginkan yang lebih baik, Dolby TrueHD adalah format lossless yang menjanjikan identik dengan rekaman master studio film. Lalu ada sistem audio berbasis objek yang pasti pernah kamu dengar – Dolby Atmos.

Pengertian DTS

DTS (awalnya Digital Theater Systems) didirikan pada tahun 1993 untuk bersaing dengan Dolby Labs dalam supremasi suara surround. Perusahaan ini mendapat terobosan besar ketika Steven Spielberg memilih DTS untuk salah satu film fenomenalnya, Jurassic Park.

Pada tahun 1996, DTS mulai bermunculan di perangkat keras konsumen. Perusahaan ini mungkin tidak setenar pesaing utamanya, tetapi banyak orang percaya bahwa DTS menawarkan kualitas suara yang lebih baik karena encoding audio pada bit rate yang lebih tinggi.

Seperti Dolby Digital, DTS telah merilis sejumlah format suara surround yang lebih canggih termasuk DTS-HD High Resolution, yang mendukung speaker hingga 7.1 channel. DTS juga menghadirkan format lossless, DTS-HD Master Audio. Ada juga DTS:X yang bersaing dengan Dolby Atmos.

Perbedaan DTS dan Dolby Digital

Dolby Digital dan DTS keduanya dapat menghadirkan pengalaman suara surround yang fantastis. Namun terdapat beberapa perbedaan utama dalam cara keduanya mencapai hasil tersebut.

Perbedaan utamanya adalah tingkat kompresi dan bit rate yang dimilikinya. Dolby Digital mengompresi audio digital 5.1 hingga bit rate 640 kbit/s (kilobit per detik) untuk cakram Blu-ray. Untuk cakram DVD, ini mendukung bit rate yang sedikit lebih rendah: hingga 448 kbit/s.

DTS, sebaliknya, lebih minim kompresi dan mendukung bit rate yang lebih tinggi hingga 1,5Mb/s (megabit per detik). Beberapa cakram DVD juga memiliki kecepatan bit 1,5Mb/s, meskipun sebagian besar memiliki soundtrack yang di-encoding pada 754 kbps.

Kesenjangan kompresi melebar saat kita beralih ke format HD dari kedua perusahaan. Dolby Digital Plus mendukung hingga 1,7 Mbps, sedangkan DTS-HD High Resolution mendukung hingga 6 Mb/s. Secara teori, lebih sedikit kompresi selama encoding berarti menawarkan audio yang lebih detail sehingga menghasilkan soundtrack yang mendekati apa yang dimaksudkan.

Namun tidak secepat itu untuk menilai format mana yang lebih bagus. Dolby berpendapat bahwa codec-nya lebih efisien daripada codec DTS dan dengan demikian dapat menghasilkan suara yang sama bagus atau lebih baik, bahkan pada bit rate yang lebih rendah.

Intinya, kamu dapat mengharapkan pengalaman home theater yang bagus dari keduanya, dan sering kali pilihan soundtrack akan bergantung pada mana saja yang didukung oleh materi sumber.

DTS:X dan Dolby Atmos

Teknologi audio home theater termutakhir dari Dolby dan DTS ini merupakan peningkatan dari suara surround tradisional. Mereka menciptakan efek berbasis objek, seperti pesawat terbang di atas kepala atau peluru yang melayang di sekitar ruangan, berkat beberapa sinyal audio yang ditujukan untuk pengaturan dengan jumlah speaker yang lebih banyak daripada 5.1 channel standar.

Sekali lagi, keduanya seharusnya menciptakan pengalaman yang imersif. Namun ada beberapa perbedaan penting di antara keduanya.

Dolby Atmos menggunakan speaker yang ditempatkan di langit-langit untuk menciptakan 'gelembung' suara. Jika kamu merasa repot menempatkan speaker di langit-langit rumah, ada sejumlah opsi yang lebih sederhana, seperti soundbar Dolby Atmos dengan driver vertikal yang memantulkan suara dari langit-langit untuk mendapatkan efek serupa atau – lebih baik lagi – modul speaker yang menghadap ke atas sehingga dapat ditempatkan di atas speaker konvensional.

Banyak TV premium kini mendukung Dolby Atmos, termasuk semua OLED LG dari beberapa tahun terakhir dan sejumlah model Sony. TV OLED 4K Panasonic LZ2000 (dan beberapa TV flagship lama perusahaan) bahkan memiliki speaker Dolby Atmos yang terpasang di bagian belakang perangkat.

Kamu dapat menemukan produk Dolby Atmos dari semakin banyak produsen perangkat keras, serta cakram Blu-ray dan layanan streaming, termasuk Amazon Prime Video, Netflix, dan Disney+.

DTS:X sedikit lebih fleksibel. Ini berfungsi dengan pengaturan suara surround standar dan tidak memerlukan speaker atas tambahan. Kamu juga dapat menyesuaikan objek suara secara manual, artinya kamu dapat meningkatkan volume suara pada soundtrack sehingga lebih mudah untuk mendengarkan dialog melalui loud effect.

Sekitar 90% industri home theater mendukung DTS:X, dan banyak produsen merilis update firmware untuk AV receiver yang sudah ada atau meluncurkan model baru. Kabar buruknya adalah format ini kurang umum dan kamu tidak akan menemukannya di layanan streaming apa pun – bahkan di Disney+ di mana film Marvel tersedia dalam 'IMAX Enhanced', format presentasi dari perusahaan yang sama dengan DTS (Xperi) dan biasanya menggunakan audio DTS.

Kesimpulan

Berdasarkan spesifikasinya saja, DTS mengalahkan pesaingnya dengan bit-rate lebih tinggi yang menjanjikan pengalaman film lebih realistis. Meskipun demikian, faktor lain seperti signal-to-noise ratio dan kalibrasi speaker berarti banyak audiophile yang menilai Dolby lebih baik dari DTS.

Dengan standar yang terus berkembang, cara terbaik untuk meningkatkan kualitas film adalah dengan memastikan kamu memiliki komponen berkualitas baik, dikonfigurasi dengan benar, dan menggunakan bahan sumber sebaik mungkin. Dengan demikian, baik itu DTS:X atau Dolby Atmos, akan menyajikan hiburan home theater yang sangat imersif.

Share
×
tekid
back to top