Alibaba dan Baidu investasi ke Phytium demi atasi kelangkaan chip

Kekurangan chip global hadir bertepatan dengan pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Peristiwa ini membuat dislokasi beberapa lapisan dalam rantai pasokan secara global. Mengatasi hal tersebut, pabrikan chip secara bertahap mengatasi kekurangan tersebut dengan serangkaian tindakan di seluruh rantai produksi. Hal ini terlihat dari perluasan kapasitas yang ada, dan pembangunan langsung proses produksi chip baru.

Perusahaan Tiongkok Phytium mengubah pendaftaran industri dan komersialnya dengan menambahkan beberapa pemain berat seperti Alibaba, Baidu Dazi Bairuixiang Venture Capital Management Company, dan China Internet Investment Fund sebagai bagian dari investornya.

Dilansir dari Gizmochina (12/10), modal terdaftar perusahaan juga meningkat dari 667 juta yuan (Rp1,5 triliun) menjadi 749 juta yuan (Rp1,7 triliun). Penyelarasan investasi baru akan membentuk Phytium untuk fokus pada area intinya dalam memproduksi chip inti buatan sendiri, seiring dengan pertumbuhan pasar global. Menurut laporan baru-baru ini, pasar chip kecerdasan buatan (AI) global dapat mencapai USD72,6 miliar (Rp1.032 triliun) dari perkiraan saat ini sebesar USD11 miliar (Rp156 triliun).

Alibaba dan Baidu sudah memiliki minat dalam pembuatan chip, karena kedua perusahaan ini memiliki anak perusahaan yang fokus pada pengembangan chip. Mereka berdua hanyalah bagian dari sejumlah besar raksasa internet yang mengejar pengembangan chip sebagai bagian dari model bisnisnya. Baidu memiliki lengan bisnis Kunlun Chip, sementara Alibaba memiliki T-Head Semiconductor Co., Ltd dengan tugas melakukan penelitian dan pengembangan, serta tata letak chip yang strategis.

Kemitraan baru di Phytium diharapkan dapat mendorong perluasan dan pengembangan kapasitas pembuatan chip di perusahaan untuk memenuhi permintaan lokal dan bahkan melayani pasar luar negeri.