sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
Jumat, 25 Jan 2019 13:25 WIB

Samsung UA49NU7300, TV gede dan bengkok, tapi sangar

Smart TV dari Samsung ini punya panel berteknologi Vertical Alignment (VA) serta berlayar lengkung. Ukurannya cukup besar, yakni 49 inci.

Samsung UA49NU7300, TV gede dan bengkok, tapi sangar

Televisi yang akan saya ulas kali ini memiliki layar lengkung berukuran 49 inci. Teknologi layar lengkung di televisi sebenarnya sudah berawal sejak CES 2013. Samsung jadi salah satu pionirnya. Seiring berjalannya waktu, televisi masa kini pun jadi makin pintar dengan dukungan sistem operasi. Ada chipset di dalamnya, layaknya sebuah komputer. Itulah smart tv.

Samsung UA49NU7300 yang sudah mengisi ruang uji Tek.id pun masuk ke dalam jenis smart TV. Di dalamnya terdapat platform Smart Hub untuk menjalankan aplikasi. TV ini mendukung HDR, resolusi sampai 4K, bisa terkoneksi dengan Wifi dan fitur Motion Rate 100.

Desain

Samsung UA49NU7300 cukup sederhana. Dibilang mewah tidak, dibiliang jelek juga tidak. Jadi, lebih tepatnya mungkin, biasa saja. Seluruh bezel menggunakan bahan plastik matte yang berukuran tidak terlalu kecil. Meski bezel-nya berwarna hitam, tetapi posisinya agak lebih tinggi dari layar, sehingga bezel tetap terlihat meski layar UA49NU7300 dalam keadaan mati.

Bagian belakangnya juga menggunakan bahan plastik dengan pola garis-garis kecil dengan orientasi horizontal. Meski efeknya tidak terlalu besar, pola belakang seperti itu dapat sedikit meningkatkan nilai keindahan ketika televisi ditempatkan di ruang keluarga. Kaki penyangga terpasang di kiri dan kanan pada bagian belakang. Menurut saya, sangat mudah untuk memasangkan peyangga tersebut, berkat bentuk dasar yang dibuat sedemikian rupa. Meski demikian, memasangnya tetap harus menggunakan baut. Ketika telah dipasangkan peyangga, dimensi keseluruhan UA49NU7300 adalah 110,15 x 71,74 x 26,13 cm.

Seluruh antarmuka port berjejer rapi di bagian belakang. Agar lebih mudah diakses, Samsung mendesain area deretan port agak menjorok ke dalam. Antarmuka port tersebut juga dibuat menghadap ke samping agar mudah dilihat. Kumpulan port konektivitas tersebut adalah 3 HDMI dengan 1 port mendukung ARC, Component, Ethernet, Digital Audio Out (Optical), dan 2 USB.

Tingkat kelengkungan televisi ini tidak terlalu dramatis karena hanya mendukung Screen Curvature 4.200R. Artinya, jika Samsung UA49NU7300 dijejerkan dengan model yang sama, akan membentuk lingkaran dengan diameter 4,2 meter. Ukuran diameter tersebut termasuk besar. Oleh karenanya, saya tidak terlalu merasakan efek kelengkungan televisi yang katanya dapat menghadirkan sudut pandang lebih imersif.

Pengoperasian

Smart Hub tak terlalu rumit. Secara pribadi, saya tidak memerlukan waktu lama untuk mengerti cara pengaksesannya. Ketika ingin mengakses Smart Hub, cukup tekan tombol bertuliskan Home pada remote control, maka akan tampil icon-icon kecil di bawah layar televisi. Kumpulan icon tersebut sebenarnya adalah jalan pintas agar dapat mengakses aplikasi terkait yang telah diunduh.

Jika kamu mau mengunduh aplikasi tambahan, cukup pilih tab Apps menggunakan tombol navigasi arah di remote control. Di dalam menu ini, akan ada beberapa kategori aplikasi, seperti Editor’s Choice, Most Popular, Downloaded, dan Genre (Video, Sports, Game). Kamu dapat mencari aplikasi yang diinginkan dengan mengarahkan tombol navigasi ke menu search yang ditandai dengan icon kaca pembesar.

Ada banyak aplikasi yang tersedia. Aplikasi ternama seperti Spotify, Facebook, Netflix, YouTube, hingga Google Play Movies & TV seluruhnya dapat dinikmati pada Smart TV ini. Sayangnya, saya tidak menemukan aplikasi kekinian seperti Twitter dan Instagram. Televisi dapat dihubungkan dengan keyboard PC. Cara ini akan memudahkan mengetik item yang dicari ketimbang hanya mengetik via keyboard virtual pada layar menggunakan remote control.

Cara meletakkan icon aplikasi di menu utama adalah dengan menekan tombol enter yang agak lama di aplikasi yang dikehendaki, setelah itu pilih ‘Add to home’. Di sebelah kiri tab Apps terdapat pilihan Search. Di sini kamu dapat mencari seluruh konten aplikasi, gim, video, atau alamat website. Gim yang tersedia pada Smart Hub tidak seinteraktif jika dibandingkan dengan Android TV. Jadi, yang ada di sini hanya gim ringan, bukan sekelas Asphalt Xtreme atau bahkan yang lebih ringan seperti Beach Buggy Racing.

Performa

Pengujian kualitas gambar saya lakukan menggunakan HQV Benchmark. Berkat fitur Digital Noise Test, gangguan grain dapat dihilangkan dengan cukup baik. Terlebih sistem penghilang noise ini tidak mengorbankan detail gambar.

Selanjutnya, saya beralih ke uji coba Diagonal Filter. Performa kemulusan pinggir gambar ketika tampil diagonal terlihat mulus. Kemungkinan besar, ini berkat resolusi layar tinggi 3.840 x 2.160 piksel dan chip pemroses gambar UHD Engine. Oleh karena itu, momok jaggies yang biasa ada pada garis diagonal dapat mudah dipendam.

Setelah itu, tibalah saya menjalankan pengujian Film Resolution Loss Test. Ujian ini berguna untuk seberapa baik ketika menjalankan konten film dari Blu-ray player dengan keluaran frame rate 24 FPS. Senjata Samsung untuk menghadapi ujian ini adalah fitur Film Mode. Fitur ini memiliki pilihan Auto1 dan Auto2. Selama menjalankan uji coba ini, UA49NU7300 mampu menghasilkan konten mulus hanya sekitar 70 persen. Pasalnya, saya melihat beberapa kali konten di televisi menampilkan gangguan flicker.

Setelah menguji menggunakan benchmark, saya memutar film Avatar menggunakan Blu-ray player untuk mengetahui kinerja televisi saat memutar konten film. Sebelumnya, saya telah mengatur Blu-ray player dengan mengubah scanning mode menjadi interlaced agar televisi benar-benar mengandalkan prosesor gambar yang dimilikinya, tidak dibantu prosesor Blu-ray player.

Fungsi upscaling dari konten Full-HD ke 4K dapat ditangani UA49NU7300 dengan cukup baik. Hal ini lantaran hasil yang terpampang pada layar tidak memperlihatkan gangguan block noise. Samsung UA49NU7300 juga mengantongi fungsi Auto Motion Plus agar gambar di layar tidak tersandung gangguan gerakan kasar (judder). Fitur ini memang ampuh menangani gangguan judder. Sayangnya, ia tidak mampu untuk meminimalisirnya saat gerakan cepat. Hal ini dibuktikan ketika anak panah Jake Sully terlihat tidak stabil ketika dia mengendarai Toruk Makto yang sedang terbang cepat. Jika bergerak sedang berjalan atau apa pun itu asalkan tidak bergerak cepat, konten keseluruhan akan baik-baik saja dan terlihat tajam.

Warnanya cukup membuat saya terkesima karena ditampilkan secara cukup akurat dan tidak ada pergeseran rona (color shifting), meski saya melihatnya dari samping televisi. Ada empat preset warna yang dapat dipilih, yakni Dynamic, Standard, Natural dan Movie. Ketika saya memiliki preset selain Movie, warna yang dihasilkan memang cerah tetapi warna merah akan terlalu pekat, sehingga detail yang disampaikan pada warna itu kurang terlihat.

Tipe panel yang digunakan pada televisi ini adalah Vertical Alignment (VA) yang memiliki kontras dan refresh rate lebih baik dibandingkan dengan panel berteknologi IPS. Adegan malam di hutan planet Pandora dalam film Avatar terlihat memukau karena dibantu warna hitam yang cukup pekat.

Sayangnya, warna hitam yang dihasilkan mengurangi detail dedaunan ketika saya mengatur preset warna Dynamic, Standard, maupun Natural. Oleh sebab itu, saya lebih tertarik menggunakan preset warna Movie agar tingkat kepekatan warna hitam tidak mengorbankan detail di area gelap.

Panel layar Samsung UA49NU7300 menggunakan penerangan LED dengan konfigurasi edge-lit. Artinya, lampu LED hanya terdapat di pinggir layar. Inilah yang menjadikan warna hitam yang dihasilkan terlihat bagus. Konfigurasi edge-lit rawan terhadap kebocoran cahaya LED, apalagi ketika menghadirkan warna hitam. Masalah tersebut dapat ditangani dengan baik karena saya tidak melihat luberan cahaya di pinggir layar. Samsung mampu menangani distribusi lampu LED yang rata ke seluruh panel layar.

Samsung melengkapi televisi ini dengan sepasang speaker yang masing-masing berkekuatan 20 Watt. Suaranya sangat lantang, dan yang membuat saya kagum adalah kualitasnya. Speaker ini mampu mereproduksi frekuensi rendah dengan ciamik. Namun sayangnya, frekuensi tinggi terdengar terdominasi frekuensi menengah. Saya telah mengakalinya dengan meningkatkan frekuensi tinggi (10 kHz dan 5 kHz) di pengaturan Equaliser, tetapi sayangnya suara dialog dalam film menjadi tidak natural.

Suara efek surround dapat saya dengar dengan penataan simulasi suara yang baik. Namun, efek surround tersebut tidak terlalu terdengar ketika saya menonton dengan jarak sekitar lebih dari 1,5 meter dari televisi. Secara keseluruhan, suaranya dapat menambah pengalaman seru. Oiya, kualitas audio tidak terdistorsi, meski saya meningkatkan volume ke tingkat paling tinggi.

Kesimpulan

Samsung UA49NU7300 memiliki performa yang bagus dengan kontras yang mumpuni. Pemilihan panel VA untuk televisi ini menjadi pilihan yang baik karena cukup andal ketika menyodorkan gambar bergerak.

Meski panel VA tidak sebaik panel IPS dalam hal sudut pandang lebar. Tetapi UA49NU7300 tidak memiliki masalah tersebut ketika saya mengulasnya. Hadirnya fitur HDR menjadikan kinerja gambar semakin baik. Kualitas suara secara keseluruhan terbilang bagus bagi kamu yang tidak terlalu mengedepankan efek simulasi surround.

UA49NU7300 menyediakan dukungan aplikasi layanan streaming baik berupa musik dan film seperti Netflix, YouTube, Spotify dan sebagainya. Sayangnya, aplikasi sosial media yang terkenal hanya ada Facebook. Cara mengakses menu pintarnya juga cukup mudah, meski hanya menggunakan remote control konvensional berbasis inframerah.

Dengan demikian, televisi ini cocok untuk kamu yang ingin menikmati film secara offline maupun online, bukan bersenang-senang dengan bermain aplikasi gim hasil mengunduh. Harganya Rp9.800.000.

 
Samsung UA49NU7300
Bagus ...
  • Noise reduction bagus
  • Kontras bagus
  • Suara mantap
Kurang ...
  • Detail terkadang kurang tajam
  • Gerakan cepat seharusnya lebih baik lagi
Share
×
tekid
back to top