sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
Selasa, 29 Sep 2020 13:46 WIB

Review Vivo V20: Segini yang pas!

Vivo V20 hadir sebagai generasi penerus dari seri V. Lantas, apakah perangkat ini memang bisa menjawab kebutuhan penggunanya dengan baik?

Review Vivo V20: Segini yang pas!

Bikin eksplorasi foto jadi menyenangkan
Seperti biasa, kamera menjadi salah satu sektor yang menjadi andalan vivo di produk-produknya, termasuk juga di V20 ini. Jika melihat dari jumlahnya, seri ini memiliki kamera yang kalah banyak dibandingkan pendahulunya. Meski begitu, belum tentu dengan kualitasnya. 

Seri ini hadir dengan kamera utama 64MP, 8MP yang akan menangani mode Super Wide Angle, Depth camera, hingga Makro dan 2MP kamera monokrom. Sementara di bagian depan, terdapat kamera 44MP untuk menjawab kebutuhan selfie penggunanya. 

Resolusi besar sudah pasti akan menggunakan teknik pixel binning pada kamera utamanya. Karena itu, dalam mode biasa, gambar akan diambil dengan resolusi 16MP. Jika ingin menggunakan resolusi 64MP, ada menu khusus di bagian More >> High Resolution. 

Hasil foto 16MP

Dalam foto standar, hasil foto tampak menjanjikan. Warna bisa ditampilkan, demikian pula dengan detail objek. Namun, pada beberapa area yang teksturnya tampak berkurang. Hal ini terjadi di helai daun kelapa dan rumput yang ada di sebelah patung. Tidak hanya itu, detail semakin berkurang ketika sampai pada daun di seberang jalan. 

Tidak lepas dari itu, foto kamera utamanya sudah berhasil menampilkan eksposur yang baik. Walaupun tekstur pada bagian tanaman dekat patung tampak berkurang, namun kamera ponsel ini masih mampu merekam dan menghasilkan warna yang terbilang baik. 

Hasil foto 64MP

Sementara pada foto 64MP, ukuran gambar menjadi lebih besar. Detail yang ditangkap pun menjadi lebih baik. Hasilnya akan terlihat kalau dilakukan zoom maksimal pada hasil foto kedua mode ini. Hasil foto 64MP akan menampilkan detail yang jauh lebih baik ketimbang hasil foto 16MP-nya. Namun, hal ini memiliki konsekuensi tersendiri, yakni ukuran file foto yang lebih besar. Sebagai perbandingan, dengan foto yang sama, hasil foto 16MP memiliki ukuran file 4,7MB. Sementara ukuran file untuk hasil foto 64MP adalah 16,4MB atau hampir empat kali lipatnya. 

Beralih ke hasil foto wide, saya sendiri cukup terkesan bagaimana fitur Super Wide Angle Correction-nya bekerja. Gambar yang cenderung miring dan terdistorsi bisa diatasi dengan baik jika mengaktifkan fitur ini. Lihat saja pada kedua foto wide angle yang saya ambil. Foto atas (tanpa super wide angle correction) menampilkan marka jalan yang terdistorsi di area kiri bawah foto, melengkung ke arah yang tidak semestinya. Demikian juga pembatas jalan yang ada di kanan bawah area foto. 

Hasil foto Wide Angle tanpa correction

Hasil foto Wide Angle Correction

Hasil melengkung ini bisa diatasi dengan mudah ketika saya mengaktifkan fitur koreksi tadi. Lengkungan gambar menjadi lebih tertata dan mengarah ke arah yang benar. Memang sih masih terlihat adanya sedikit blur pada bagian sudut gambar. Misalnya pada tiang lampu di sebelah kiri, badan pemotor di pojok kanan dan pembatas jalan yang sebelumnya melengkung. 

Performa foto HDR-nya tidak menjadi salah satu yang istimewa di perangkat ini. Dalam percobaan yang saya lakukan, HDR tampak terlalu agresif. Misalnya pada foto di bawah ini. Dalam foto HDR, beberapa area yang sebelumnya tampak terang kini justru tampil lebih gelap. Detail dan tekstur gambar memang berhasil terlihat dengan baik, demikian pula dengan matahari di balik awan. Namun, untuk beberapa area gelap HDR-nya agak terlalu agresif.

Foto tanpa HDR

Foto HDR

Pada foto portrait, vivo memungkinkan saya untuk mengubah aperture dengan rentang f16 hingga f0.95 di kamera belakang. Semakin kecil aperturenya, efek bokeh akan semakin terasa. Hasil foto portrait di vivo V20 ini bisa diandalkan. Efek buram mampu dikemas dengan cukup rapi. Baik di F/0.95, F/2.0 ataupun di F/16. Namun, di beberapa titik pada F/2.0, ada beberapa area subjek yang diburamkan.

Hasil foto F/0.95

Beralih ke foto makro, vivo V20 mengandalkan lensa super wide anglenya untuk memotret makro. Kemampuan makro ini sudah ditingkatkan untuk jarak fokus yang lebih dekat, yakni hingga 2,5cm. Dan benar saja, saya bisa mengambil gambar dengan jarak dekat. Hasilnya cukup memuaskan. Detail gambar bisa ditangkap dengan baik. Demikian juga dengan reproduksi warnanya. Yang penting cahayanya mencukupi. Guratan bunga pada foto yang saya ambil juga bisa ditampilkan dengan jelas. 

Hasil foto makro

Kemampuan pengambilan gambar juga terbukti baik saat dilakukan malam hari. Vivo menyematkan dua mode pengambilan gambar malam, tanpa tripod dan mode tripod. Perbedaannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan gambarnya. Mode tanpa tripod biasanya akan berlangsung selama 5 detik. Sementara mode tripod bisa memakan waktu lebih lama, tergantung seberapa gelap lingkungan yang dipotret. 

Hasilnya tentu berbeda. Mode tripod memberikan hasil lebih baik ketimbang tanpa menggunakan tripod, karena ada lebih banyak cahaya yang ditangkap oleh kamera. Perbedaan itu bisa terlihat di area langit. Mode tripod menawarkan langit malam yang lebih cerah ketimbang tanpa menggunakan tripod. Tidak hanya itu, area yang tampak sedikit lebih gelap pun berhasil ditingkatkan kecerahannya, yang membuat detailnya lebih terlihat, misalnya di area lapangan bulu tangkis dan dedaunan. 

Foto malam tanpa mode tripod

Foto malam dengan mode tripod

Sayangnya, perbedaan keduanya tidaklah terlalu mencolok. Memang, noise berhasil diatasi dengan baik. Namun mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mengambil gambar semestinya mode menggunakan tripod menawarkan hasil yang jauh lebih baik. Terlebih lagi, mode tanpa tripod tampak lebih baik meredam cahaya lampu ketimbang ketika menggunakan mode tripod. 

Berpindah ke kamera depan, vivo juga memberikan opsi untuk menentukan aperture saat melakukan portrait selfie. Bedanya, di kamera depan, aperture paling kecil adalah F/1.0. Sayangnya kualitas bokeh di kamera depan ini tidak secakap bokeh menggunakan kamera belakang. Di F/1.0 misalnya, masih terdapat celah di pinggiran leher saja. Hal ini mengesankan efek bokeh yang seperti tempelan saja. Namun hasilnya harus diapresiasi karena berhasil memisahkan rambut saja dan latar belakang dengan cukup baik. 

Selfie portrait F/1.0
 

    Share
    ×
    tekid
    back to top