sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
Jumat, 10 Apr 2020 14:16 WIB

Review paling jujur Oppo Reno3

Dibanderol lebih murah dari seri sebelumnya, Reno3 tetap memberikan kemampuan fotografi yang cukup solid di kelasnya.

Review paling jujur Oppo Reno3

Bagaimana dengan performanya?

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, Oppo Reno3 hadir menggandeng MediaTek Helio P90. Prosesor ini dibangun pada proses fabrikasi 12nm, dengan konfigurasi 6 core Cortex-A55 @2GHz dan 2 core Cortex-A75 @2,2GHz ke dalam satu cluster. Unit pengolahan grafisnya menggunakan IMG PowerVR GM9446. Untuk besaran RAM-nya 8GB.

Bagaimana performanya? Berikut beberapa pengujian menggunakan aplikasi benchmark sintetis:

Jika melihat perolehan skor benchmark dari prosesor MediaTek Helio P90, kinerja prosesor ini terbilang cukup oke pada kelasnya, yakni kelas menengah. Namun, perolehannya memang tak lebih baik dari prosesor di kelas yang sama. Meski begitu, MediaTek mengklaim bahwa salah satu fitur yang diungulkan dari prosesor ini adalah kinerja AI yang hebat untuk menunjang sektor fotografinya. Oleh karena itu, kami kembali menguji kemampuan AI dan fotografinya.

Kemampuan AI, sesuai klaim?

MediaTek Helio P90 dirancang dengan dukungan teknologi AI terbaru yakni APU 2.0. Teknologi terbaru ini menggunakan perpaduan arsitektur AI terdepan, yang diklaim mampu mengerjakan beberapa tugas dan aplikasi yang membutuhkan dukungan AI secara bersamaan.

Menurut informasi dari situs resmi MediaTek, Helio P90 menawarkan peningkatan kinerja 4 kali lipat jika dibandingkan dengan generasi Helio sebelumnya P60 dan P70). Namun, prosesor ini juga diklaim lebih efisien. Apakah dengan dapat bertahan selama 14 jam 57 menit dalam pengujian PCMark Battery Life(kecerahan layar 80 persen dan tingkat volume 50 persen) itu termasuk irit? Menurut kami lumayan.

Untuk mengetahui seberapa cakap AI dari prosesor MediaTek Helio P90 ini, kami juga mengujinya menggunakan beberapa aplikasi benchmark, meliputi PCMark Computer Vision, AI Bencmark dan AImark. Ketiga aplikasi ini menguji seberapa cepat dan akurat AI untuk mengenali objek yang beragam. Berikut hasilnya:

Perolehan skor pengujian kemampuan AI Oppo Reno3 menunjukkan hasil yang cukup baik. Bahkan jika dilihat, kemampuan prosesor ini bisa mengungguli beberapa prosesor flagship, namun itu pun prosesor keluaran dua tahun lalu. Terlepas dari itu semua, prosesor milik MediaTek ini digunakan pada ponsel dengan harga yang cukup terjangkau, kelas menengah, tidak sampai merogoh kocek dalam-dalam jika ingin memilikinya.

Kemampuan kameranya, Oke bingit!

Setelah melewati beberapa tes yang menunjukan skor dari pengujian sintetis, sekarang saatnya saya memberikan pendapat berdasarkan pengalaman yang saya dapat ketika mencoba kemampuan fotografi dengan dukungan AI dari Reno3.

Oppo Reno3 masih tetap mengandalkan formasi empat kamera utama, karena memang seri Reno ini mengedepankan kemampuan kameranya. Empat buah kamera di sini terdiri dari 48MP sebagai kamera utamanya, kemudian ada 13MP lensa Telephoto, 8MP untuk lensa wide-angle, serta 2MP lensa mono.

Soal kemampuan kamera Reno3, sebenarnya saya sudah pernah mencobanya pada acara Oppo Reno3 Experience Tour sebelumnya. Tetapi saya akan kembali membagikan hasil foto yang saya ambil meski harus bekerja dari rumah.

Tampilan utama menu kamera Oppo Reno3 masih tetap sama seperti Reno2. Di sini kalian memiliki lima menu utama diatas tombol shutter yang terdiri dari Night, Video, Photo, Portrait, dan More. Sementara di sisi atas, ada pengaturan flash, HDR, menu Dazzle Color, Filter, dan pengaturan. More sendiri berisi enam menu lain, meliputi Expert, Sticker, Google Lens, Pano, Time-Lapse dan SLO-MO.

Sejatinya, dalam mode Photo AI pada Reno3 sudah aktif. Seraya memenuhi klaim, saya ingin berbagi pengalaman bagaimana gesitnya AI pada Reno3 dalam mengenali objek dan mengolahnya menjadi hasil foto yang baik, tidak lebay secara saturasi warna, dan tetap menampilkan detail dengan sangat baik.

Foto tumpukan jeruk limau yang saya ambil ketika menemani istri dan ibu saya berbelanja tampak cukup baik. Warna pada jeruk tampak natural tanpa adanya penambahan warna yang berlebihan. Hal tersebut dapat dilihat dari gradasi warna hijau menjadi kuning yang tampak halus. Detail kerutan pada kulit jeruk juga dapat tertangkap dengan sangat baik.

Foto kacang panjang yang saya ambil kembali menunjukkan detil yang sangat baik. Perhatikan corak atau lapisan putih yang tidak rata pada permukaan kacang panjang. Dapat ditampilkan dengan baik bukan? Eit, coba perhatikan juga wortel yang ada di pojok kanan gambar, wotel tersebut juga memiliki perbedaan warna pada kulitnya. Meski bukan sebagai objek utama, kamera Reno3 tetap dapat menampilkan detail dari kulit wortel tersebut.

Cabai merah pada foto di bawah tampaknya sudah tidak dalam kondisi terbaiknya. Dugaan saya, mungkin sempat menginap barang sehari atau dua hari, kerena tampak mulai ada gerutan pada pangkal tungkainya. Tapi setidaknya, cabai ini masih cukup segar karena warna hijau pada tungkai sangat hijau dan belum memudar.

Hanya saja hal menarik juga saya dapatkan di sini, ketika kamera saya hadapkan pada dua objek sebelumnya yakni jeruk dan kacang panjang, AI mendeteksi kedua objek tersebut sebagai Green Plants. Benar. Namun, ketika objek cabai, AI salah memprediksi objek tersebut dan mengira bahwa cabai adalah adalah Bouquet atau sekumpulan bunga.

Mode HDR dari Reno3 dapat kalian lihat di bawah. Detailnya tampak apik, tekstur kulit pohon dapat terlihat jelas. Warna langit yang kebiruan juga menunjukkan kemampuan pengolahan warna yang baik. Hanya saja, warna pada daun di sisi kiri tampak kekuningan.

Sejatinya warna yang dihasilkan pada hasil foto Reno3 sudah melalui pengolahan dari kemampuan image precessing dari si prosesor MediaTek. Menurut saya warnanya sudah cukup oke dan natural. Tetapi jika kalian menyukai warna yang lebih nge-pop atau ngejreng, kalian bisa mengaktifkan mode Dazzle Color yang terdapat pada bagian atas menu kamera. Hasilnya bisa dilihat di bawah ini:

Oppo Reno3 juga dibekali lensa makro untuk mengambil objek-objek berukuran kecil. Di sini, kembali kinerja AI mendapatkan perhatian saya. Ketika kamera saya dekatkan ke objek, maka Reno3 akan secara otomatis mengubah dari lensa biasa menjadi lensa makro. Hal paling mudah untuk mengetahuinya adalah dengan melihat notifikasi mode yang akan muncul di atas layar. Untuk makro, mode yang muncul bertuliskan Macro Lens.

Kemampuan AI dalam mengenali objek tergolong gesit. Objek bunga di sela-sela dedaunan hijau terdeteksi cepat. Kemudian kamera memfokuskan diri pada bunga tersebut, sementara dedaunan dibelakangnya terlihat blur.

Sebagai objek, ukuran bunga memang tidak terlalu kecil dan memiliki warna yang berbeda. Mungkin saja itu yang membuatnya mudah dikenali oleh AI dari Reno3. Namun, bagaimana jika objeknya berukuran kecil seperti bunga rumput? Perhatikan detil warna dan pemisahan objek depan dan belakangnya? Menakjubkan bukan?

Sekarang membahas kamera utama dari Reno3 ini. Oppo menggunakan sensor 48MP. Menariknya, smartphone ini dapat menghasilkan foto dengan resolusi 108MP. Bagaimana bisa? Jawabannya dengan mengandalkan kecerdasan buatan. Yup, algoritma pengolahan gambar.

Seperti yang sudah sering saya sebutkan di atas, chipset MediaTek Helio P90 adalah rahasia Oppo dalam menghasilkan foto yang hebat. Hal ini dikarenakan MediaTek P90 memiliki kemampuan AI yang sangat cepat. Chipset milik MediaTek ini memimpin peringkat pada aplikasi AI benchmark ETHZ dengan skor 25.645, di mana Helio P90 adalah yang tercepat dalam pemrosesan AI di smartphone.

Benchmark ETHZ secara komprehensif menguji kinerja AI di berbagai aspek, meliputi Pengenalan Objek/Klasifikasi, Pengenalan Wajah, Pengecilan Gambar, Gambar dengan Resolusi Super, Segmentasi Gambar Semantik, dan Peningkatan Gambar Semantik.

Fitur 108MP Ultra Clear Image pada Reno3 menjanjikan foto yang tajam dan tetap mempertahankan detail. Melalui kamera utama, Reno3 dapat merekam informasi sub-pixel dengan resolusi gambar yang sangat tinggi. Fitur ini akan mengambil foto secara multi-frame, kemudian mengandalkan kecerdasan buatan untuk menggabungkan kumpulan frame tersebut.

Alhasil, Anda dapat menghasilkan foto dengan resolusi yang sangat tinggi, namun tetap memiliki detail yang baik. Bahkan, saking besarnya file foto ini, bisa kalian print untuk dijadikan poster berukuran 4,3 x 3,2 meter. Seperti yang terpampang di gedung Veteran RI.

Berikut foto yang menggunakan 108MP Ultra Clear Image menggunakan lensa standar, lensa ultra-wide, dan telescopin lens. Dibawahnya ada perbandingan foto 48MP denagn 108MP dengan pembesaran maksimal.

Seperti pengalaman kami sebelumnya pada acara Reno3 Experience Tour. Di mana Reno3 dapat mengambil foto dalam kondisi sangat gelap, dicatat sangat gelap, bukan sekadar foto dengan kondisi cahaya remang-remang. Oppo mengandalkan Ultra Night Selfie. Hasilnya, terlihat apik dengan warna wajah yang tampak natural, tajam dan minim noise.

Lantas saya mencoba kembali bagaimana kemampuan AI-nya ketika mode Ultra Dark Mode diaktifkan. Berhubung tidak ada model di kamar saya, karena kalau ada urusannya bisa panjang, jadi saya pakai objek lain. Berikut ini foto ruangan saya yang ditangkap tanpa menggunakan mode Night pada Reno2, lingkaran merah adalah objek yang saya ambil menggunakan mode Ultra Dark Mode pada Reno3.

Lantas seperti apa kemampuan videonya?

Oppo Reno3 mendukung perekaman beresolusi 4K @30fps, 1080P @60fps/@30fps, dan 720P @60fps/30fps. Pada resolusi 1080P @60fps, Reno3 memiliki lensa dengan dukungan zoom hingga 5x. Begitu juga pada resolusi 4K @30fps.

Melalui Reno3, Oppo ingin memberikan era perekaman video yang mendukung stabilisasi gambar. Untuk itu, pada Reno3 saya bisa menggunakan lensa Ultra Wide-angle dengan dukungan stabilisasi gambar untuk menghasilkan video yang minim guncangan. Berikut hasil video yang saya ambil dengan mengaktifkan fitur Ultra Steady:

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sumpah ini ga pake gimbal #oppo #opporeno3 #video #smartphone #smartphonephotography

A post shared by @ dommarahs on

Untuk foto selfienya saya tak banyak berkomentar, berhubung saya bukan penggemar selfie. Namun, untuk melengkapi review Reno3 ini, rasanya harus membahasnya walau sedikit. Foto yang saya ambil ini tanpa menggunakan efek beauty-beauty, natural saja. Karena dapat dilihat efek kulit terkelupas di bagian hidung saya dan saya bahkan bisa melihat pori-pori kulit wajah saya.

Foto ini juga menampilkan efek bokeh yang cukup halus serta detail yang sangat baik. Jika saya perhatikan, sentuhan AI yang memisahkan diri saya dengan latar belakang tergolong apik. Hal ini bisa dilihat pada rambut sebelah kiri yang tidak menyatu dengan daun pepohonan, dan helai-helai rambut dengan latar belakang langit. Sementara untuk ketajaman detil cukup terjawab dengan pori-pori di area wajah serta jahitan benang di baju saya.

    Share
    ×
    tekid
    back to top