×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Mouse gaming kok minimalis, salah?

Oleh: Dommara Hadi S - Minggu, 25 Februari 2018 12:34

Kalau kata Dilan “Jangan pakai mouse ini, ini keren, biar aku saja, kau takkan suka”

Review Logitech G603 mouse gaming harga Indonesia

Seringnya yang namanya peralatan gaming itu desainnya cukup heboh. Sektor desain biasanya cukup variatif, terkadang ramai juga fituristik, lalu ditambah berbagai fitur serta kehadiran LED RGB untuk semakin menonjolkan kesan gaming-nya. Namun tampaknya tidak semua produsen menggunakan desain yang heboh, karena hal itu tidak berlaku untuk Logitech.

Produsen asal Lausanne, Swiss, ini dikenal dengan desainnya yang minimalis. Itu termasuk pada jajaran produk Logitech Gaming-nya, seperti seri G603 yang ada di genggaman saya kali ini. Iya seksi, mulus, licin dan yang jelas membuat saya penasaran.

Tampilan sederhana nan minimalis

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, Logitech G603 tampil seksi dan mulus. Dilihat sekilas, Logitech G603 tidak tampak seperti mouse gaming kebanyakan yang heboh dengan desain-desain futuristiknya. G603 tampil lebih minimalis dengan desain hampir ambidextrous, namun nyatanya mouse ini ditujukan untuk gamer bertangan kanan aktif.

G603 memiliki panjang berkisar 124 mm, lebarnya 68 mm serta tinggi 43 mm. Buat ukuran pergelangan tangan saya yang bisa terbilang berjari panjang-panjang, mouse ini termasuk sedang di genggaman namun agak ramping pada sisinya.

Mouse gaming Logitech ini memiliki total 6 buah tombol di sisi atas meliputi tombol klik kiri dan kanan, tombol scroll, tombol pengaturan sensitivitas serta dua buah tombol di sisi kiri. Sedangkan di sisi bawah juga terdapat tombol untuk pengaturan mode serta tipe konektivitas.

Mendukung dua konektivitas Bluetooth dan teknologi Wireless LIGHTSPEED mouse ini membutuhkan baterai berjenis AA sebagai sumber dayanya. Nah, Logitech G603 menggunakan desain sisi bagian atas yang mudah dibuka untuk mengakses slot baterai dibaliknya. Untuk membukanya, cukup angkat cekungan yang terdapat pada bagian sisi bawah belakang mouse.

G603 tidak seminimalis tampilannya

Hampir semua peralatan gaming sudah dibekali dengan dukungan software, begitu juga mouse G603 yang sudah didukung oleh Logitech Gaming Software. Software ini menawarkan pengaturan program pada enam tombol utama dimana fungsi tersebut meliputi Mouse Function, Shortcut Keyboard dan Macro. Gamer juga dapat menyusun tingkat sensitivitas sensor mulai dari 200 hingga 12.000 dpi pada tombol DPI on-the-fly agar bisa berganti sensitivitas dengan cepat dalam permainan. Berhubung hanya satu, jadi peningkatan nilai DPI hanya bisa dilakukan searah, tidak bisa naik turun.

Gaya konvensional penggunaan baterai berjenis AA memang terkesan kuno ketimbang menggunakan baterai tanam yang bisa di charge ulang. Namun ternyata Logitech menawarkan satu fitur lagi disini, yakni pengaturan berat. Baterai disini selain menjadi sumber daya dari mouse juga merangkap sebagai pemberat pada mouse. Gamer bisa menempatkan sebuah baterai pada slot kiri atau kanan atau tetap menggunakan keduanya jika gemar pergerakan yang lebih terukur.

Fitur selanjutnya adalah urusan konektivitas, meski mengandalkan fitur nirkabel namun mouse ini menawarkan dua jenis koneksi nirkabel Bluetooth dan Wireless LIGHTSPEED. Hadirnya dua tipe konektivitas menjadikan mouse ini tidak hanya didedikasikan pada satu perangkat saja yang menggunakan reciever-nya (Wireless LIGHTSPEED), namun gamer tetap dapat menggunakan mouse ini pada notebook lain dengan mengandalkan koneksi Bluetooth untuk penggunaan sehari-hari.

Logitech G603 memiliki dua mode yang menawarkan kinerja atau daya tahan baterai. Disini Logitech memberikan pengaturan sensor yang berbeda, dimana mode LO memiliki besaran report rate sebesar 8 ms yang dirancang untuk memperpanjang daya tahan baterai. Sedangkan pada mode HI gamer dapat mengatur tingginya besaran report rate mulai dari 125 hingga 1000 ms untuk mendapatkan pengalaman pergerakan mouse yang akurat.

Seringnya yang namanya peralatan gaming itu desainnya cukup heboh. Sektor desain biasanya cukup variatif, terkadang ramai juga fituristik, lalu ditambah berbagai fitur serta kehadiran LED RGB untuk semakin menonjolkan kesan gaming-nya. Namun tampaknya tidak semua produsen menggunakan desain yang heboh, karena hal itu tidak berlaku untuk Logitech.

Produsen asal Lausanne, Swiss, ini dikenal dengan desainnya yang minimalis. Itu termasuk pada jajaran produk Logitech Gaming-nya, seperti seri G603 yang ada di genggaman saya kali ini. Iya seksi, mulus, licin dan yang jelas membuat saya penasaran.

Tampilan sederhana nan minimalis

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, Logitech G603 tampil seksi dan mulus. Dilihat sekilas, Logitech G603 tidak tampak seperti mouse gaming kebanyakan yang heboh dengan desain-desain futuristiknya. G603 tampil lebih minimalis dengan desain hampir ambidextrous, namun nyatanya mouse ini ditujukan untuk gamer bertangan kanan aktif.

G603 memiliki panjang berkisar 124 mm, lebarnya 68 mm serta tinggi 43 mm. Buat ukuran pergelangan tangan saya yang bisa terbilang berjari panjang-panjang, mouse ini termasuk sedang di genggaman namun agak ramping pada sisinya.

Mouse gaming Logitech ini memiliki total 6 buah tombol di sisi atas meliputi tombol klik kiri dan kanan, tombol scroll, tombol pengaturan sensitivitas serta dua buah tombol di sisi kiri. Sedangkan di sisi bawah juga terdapat tombol untuk pengaturan mode serta tipe konektivitas.

Mendukung dua konektivitas Bluetooth dan teknologi Wireless LIGHTSPEED mouse ini membutuhkan baterai berjenis AA sebagai sumber dayanya. Nah, Logitech G603 menggunakan desain sisi bagian atas yang mudah dibuka untuk mengakses slot baterai dibaliknya. Untuk membukanya, cukup angkat cekungan yang terdapat pada bagian sisi bawah belakang mouse.

G603 tidak seminimalis tampilannya

Hampir semua peralatan gaming sudah dibekali dengan dukungan software, begitu juga mouse G603 yang sudah didukung oleh Logitech Gaming Software. Software ini menawarkan pengaturan program pada enam tombol utama dimana fungsi tersebut meliputi Mouse Function, Shortcut Keyboard dan Macro. Gamer juga dapat menyusun tingkat sensitivitas sensor mulai dari 200 hingga 12.000 dpi pada tombol DPI on-the-fly agar bisa berganti sensitivitas dengan cepat dalam permainan. Berhubung hanya satu, jadi peningkatan nilai DPI hanya bisa dilakukan searah, tidak bisa naik turun.

Gaya konvensional penggunaan baterai berjenis AA memang terkesan kuno ketimbang menggunakan baterai tanam yang bisa di charge ulang. Namun ternyata Logitech menawarkan satu fitur lagi disini, yakni pengaturan berat. Baterai disini selain menjadi sumber daya dari mouse juga merangkap sebagai pemberat pada mouse. Gamer bisa menempatkan sebuah baterai pada slot kiri atau kanan atau tetap menggunakan keduanya jika gemar pergerakan yang lebih terukur.

Fitur selanjutnya adalah urusan konektivitas, meski mengandalkan fitur nirkabel namun mouse ini menawarkan dua jenis koneksi nirkabel Bluetooth dan Wireless LIGHTSPEED. Hadirnya dua tipe konektivitas menjadikan mouse ini tidak hanya didedikasikan pada satu perangkat saja yang menggunakan reciever-nya (Wireless LIGHTSPEED), namun gamer tetap dapat menggunakan mouse ini pada notebook lain dengan mengandalkan koneksi Bluetooth untuk penggunaan sehari-hari.

Logitech G603 memiliki dua mode yang menawarkan kinerja atau daya tahan baterai. Disini Logitech memberikan pengaturan sensor yang berbeda, dimana mode LO memiliki besaran report rate sebesar 8 ms yang dirancang untuk memperpanjang daya tahan baterai. Sedangkan pada mode HI gamer dapat mengatur tingginya besaran report rate mulai dari 125 hingga 1000 ms untuk mendapatkan pengalaman pergerakan mouse yang akurat.

Penampilan yang sepenuhnya menipu

Mouse ini rasanya bisa mengisi berbagai segmen pengguna, mulai dari pekerja kantoran atau gamer low-profile. Artinya mau dibuat kerja harian oke, mau dibuat gaming juga oke. Hal ini karena mouse G603 tampil minimalis dan memiliki dua mode konektivitas untuk menunjang keduanya.

Jika hanya untuk digunakan membuat tabel pada Excel atau sekadar browsing-browsing, Anda bisa menggunakan mode LO yang tidak terlalu membutuhkan tingkat akurasi sensor yang tinggi. Namun jika Anda bekerja pada bagian periklanan seperti digital advertising atau content creator yang membutuhkan mouse dengan tingkat akurasi tinggi Anda bisa merubah mode mouse menjadi HI.

Pengalaman tersebut juga berlaku ketika mouse ini dipakai untuk bermain gim. Sejatinya mouse ini bisa untuk diajak bermain berbagai genre gim favorit gamer, mulai dari RTS, RPG, FPS hingga MOBA. Hal ini dikarenakan rentang DPI-nya akan sangat luas dan sangat membantu gamer ketika memainkan gim dengan genre yang berbeda. Terutama pada gim FPS yang membutuhkan tingkat akurasi yang sangat tinggi.

Saya jelas tertipu ...

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, mouse ini cocok buat pekerja kantoran ataupun gamer yang membutuhkan mouse berkinerja tinggi. Lupakan sejenak tampilannya yang terlihat minimalis sebelum Anda mencoba menggunakannya. Karena Logitech benar-benar menipu saya pada awalnya.

Dibalik tampilannya yang terlihat minimalis, mouse ini memiliki kekuatan yang hampir bisa merangkul segala kebutuhan penggunanya. Banyak keunggulan yang ditawarkan mouse yang dibanderol pada harga kisaran Rp800 ribuan ini. Dari desain ergonomisnya hingga fitur pemberat serta dukungan sensor yang sangat kuat. Saya hampir tidak merasakan adanya gejala lag yang sering nongol pada mouse gaming wireless murah.

Namun dari semua itu saya punya beberapa hal yang kurang saya sukai dari mouse ini, tapi sepertinya tidak banyak. Berhubung saya pengguna mouse bergaya genggam Fingertip dan gemar mengangkat-angkat mouse, saya kurang menyukai desain sisi kanan dan kiri mouse yang tidak bertekstur karena cenderung terasa licin. Terlebih Logitech menyapu sisi kanan dan kiri mouse dengan permukaan yang cukup polos dan tidak kesat. Hal ini terkadang membuat jari-jari saya terpeleset ketika sedang seru bermain gim.

Selain itu meski menggunakan switch Omron yang dikenal sebagai switch kelas dunia, namun dari pengalaman saya switch pada mouse ini terasa agak keras dan tidak ringan. Buat main gim dengan intensitas klik yang cukup brutal rasanya akan cepat melelahkan, namun G603 terasa oke banget buat nemenin main gim bergenre FPS.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top