sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
Minggu, 21 Jul 2019 13:25 WIB

Review kamera saku Sony RX0 II, kecil-kecil cabe rawit

Kamera berdimensi 59 x 40,5 x 35 mm tersebut, mengantungi sensor Exmor RS berukuran 1 inci. Mirip dengan sensor pada kamera saku premium Sony RX100 VI yang berdimensi jauh lebih besar.

Review kamera saku Sony RX0 II, kecil-kecil cabe rawit

Performa

Pada saat memotret di siang hari, fungsi AF yang dihadirkannya cukup cepat dan akurat. Sebelumnya saya sempat menyinggung soal tombol shutter yang menyajikan pengoperasian AF sangat tipis ketika ditekan. Tetapi mengingat sistem AF yang dimilikinya cukup cepat saat menentukan subjek, saya merasa hal tersebut tidak telalu menjadi masalah. Pasalnya, RX0 II akan menentukan AF dengan gesit meski saya langsung menekan tombol shutter sepenuhnya. Meski performa AF agak menurun ketika saya memotret pada malam hari, hal ini cukup wajar mengingat prosesor dan sensor lebih minim mendapatkan paparan cahaya ketika kondisi remang-remang.

Warna yang dihasilkan pada gambar hasil foto sangat bagus. Fungsi Superior Auto dengan pintar mampu mendeteksi skema yang saya ambil dengan tepat seperti pepohonan, langit dan sebagainya. Cara RX0 II mengatur exposure ketika saya memotret subjek yang membelakangi cahaya juga patut diacungi jempol. Ini terbukti dengan pancahayaan yang cukup seimbang antara subjek dan latar belakang, yang mana subjek tidak mengalami under-exposure, serta latar belakang tidak tersandung over-exposure.

Ketika saya memotret pada waktu malam hari dengan penerangan yang berasal dari toko-toko kedai makanan dan beberapa lampu taman, kamera ini mampu menangani gangguan noise hingga di angka ISO 800. Saat saya naikan ISO hingga 1000, noise sudah mulai tampak dan memerlukan sedikit proses pengeditan agar kamu mendapatkan hasil yang layak cetak.

Pengujian selanjutnya saya gunakan untuk merekam video. Sengaja saya memasangkan RX0 II di atas mobil RC dengan skala ukuran 1:12. Saat saya menjalankan mobil RC di permukaan yang halus (lantai keramik), EIS yang diembannya sangat berperan untuk menangani getaran karena roda bergirigi.

Memang masih ada getaran pada hasil video, penyebabnya adalah pergerakan shock breaker. Ketika saya menjalankan mobil di permukaan conblock, getaran yang ditampilkan memang lebih besar. Tetapi getaran tersebut merupakan hasil yang cukup baik jika dibandingkan ketika saya tidak mengaktifkan fitur SteadyShot. Percobaan terakhir yang saya lakukan adalah menjalankan mobil RC di atas lapangan rumput. Sekali lagi, fitur EIS yang dikantungi kamera cukup baik dalam hal meredakan getaran.

Detil video yang tampilkan cukup tajam dan terbukti dengan terlihatnya partikel debu kecil saat mobil saya melaju dengan kecepatan tinggi di tanah. Daun-daun di atas terlihat jelas meski membelakangi cahaya. Tetapi kamera memerlukan sedikit waktu untuk menampilkan exposure yang seimbang saat ia tiba-tiba merekam subjek yang membelakangi cahaya. Saya juga sempat menghubungkan RX0 II dengan smartphone ketika ia terpasang di mobil RC.

Koneksi Wi-Fi antara smartphone dan kamera cukup stabil meski mobil saya jalankan dengan kecepatan tinggi, baik itu berjalan lurus maupun berbelok-belok. Tetapi sinyal mulai tidak stabil saat mobil berjalan jauh dari lokasi smartphone dalam jarak sekitar 10 meter. Pada jarak ini tampilan video pada smartphone terlihat patah-patah sebelum pada akhirnya tidak ada koneksi sama sekali.

 

Tidak lupa saya merekam ketika dibonceng menggunakan motor. Hasil video sangat stabil tidak ada guncangan sama sekali. Meski jalanan yang saya lalui berbatu-batu, hasil yang ditampilkan RX0 II tetap stabil. Saya juga sempat berbicara selama perjalanan, suara hasil perekaman video terdengar jelas dengan efek separasi stereo yang lebar. Mobil yang berjalan dari arah kiri ke kanan terdengar dengan mulus perpindahannya. Fitur Wind Cut yang ada di dalam kamera secara signifikan mampu menghilangkan suara angin, dengan catatan kamera harus lurus dengan arah datangnya angin. Pasalnya, ketika angin datang dari arah samping kamera, fitur tersebut kurang mampu mengatasi suara terpaan angin.

Kesimpulan

RX0 II hadir untuk keperluan vlogging dengan mobilitas tinggi. Ditambah dengan layarnya yang dapat dilipat, para vlogger kini dapat merekam dirinya sendiri dengan tepat di dalam frame. Kontrol lengkap yang ada di kamera juga sudah membantu mengakses pengaturan kamera dengan mudah.

Performa selama saya mengujinya cukup gesit. Hanya saja akan lebih baik kalau diafragmanya lebih besar dari f/4. EIS yang dihadirkannya sudah mumpuni untuk keperluan vlog di manapun. Siapkan uang Rp9.999.000 jika kamu tertarik membeli kamera Sony RX0 II.

 
Sony RX0 II
Bagus ...
  • Stabilisasi gambar bagus
  • Layar tawarkan fleksibilitas tinggi
  • Warna alami
Kurang ...
  • Tombol AF pada shutter terlalu tipis
  • Eksposur terkadang kurang renpons baik
  •  
Share
×
tekid
back to top