sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
Selasa, 06 Nov 2018 12:12 WIB

Review Asus ZenBook S UX391, si mungil yang tahan banting

Dihargai setara dengan motor matic premium, Asus ZenBook S UX391 menargetkan laptop ini untuk para eksekutif.

Review Asus ZenBook S UX391, si mungil yang tahan banting
Asus ZenBook S UX391 (Tek.id/chandra)

Asus semakin berani menawarkan laptop premium untuk pasar Indonesia. Hal ini dikarenakan mereka mulai melihat pasar laptop premium di Indonesia sebagai pasar yang menggiurkan.

Kali ini, mereka membawa ZenBook S UX391. Dalam acara peluncurannya, Asus menargetkan laptop ini bagi eksekutif yang memperhatikan gaya mereka. Meski begitu, perusahaan teknologi asal Taiwan tersebut tetap membenamkan performa yang sangat baik dalam laptop tersebut.

Beruntung, Tek.id berkesempatan untuk mencoba laptop seharga motor matic premium tersebut. Lalu, bagaimana pengalaman saya saat menggunakan laptop ini selama beberapa minggu terakhir? Nah, jika penasaran, silahkan simak ulasannya berikut ini.

Desain elegan, daya tahan sekelas militer

Saat pertama kali melihat box dari laptop ini, kesan pertama yang saya dapatkan adalah elegan. Dibalut dengan warna hitam dan dipadukan dengan sedikit warna emas, seperti ingin memperlihatkan kemewahan yang ditawarkan Asus pada laptop ZenBook S UX391.

Setelah box dibuka, saya disambut dengan logo Asus yang dibalut warna Rose Gold. Hal ini membuat kesan pertama yang muncul di pikiran saya adalah desainnya yang sangat elegan. Asus pun menawarkan dua varian warna di laptop, yakni Deep Dive Blue dan Burgundy Red yang merupakan warna spesial. Saat itu, saya mendapat versi Deep Dive Blue.

Saat diangkat, laptop berjenis ultrabook ini sangat tipis dan sangat ringan. Memiliki ketebalan yang hanya 12,9 mm, UX391 ini punya bobot 1Kg saja. Ya, laptop ini sangat cocok bagi para perempuan yang tidak ingin memiliki laptop yang berat.

Kembali ke desain, saya semakin mendapatkan aura elegan melalui adanya sebuah garis tipis di bagian body perangkat yang berwarna sama dengan logo Asus di bagian depan, yakni Rose Gold. Perpaduan kedua warna ini sangatlah cocok, sehingga bagi mereka yang memperhatikan gaya, ultrabook ini akan sangat mudah masuk ke produk fashion yang mereka kenakan.

Meski masuk ke kategori ultrabook 13 inci, namun saya tidak merasa laptop ini memiliki ukuran tersebut. Hal ini dapat tercapai dengan bezel layar yang sangat tipis. Asus mengklaim rasio layar ke badan yang mencapai 85 persen.

Saya dapat dengan mudah memasukkan UX391 ke dalam tas kerja istri saya, yang memang berukuran cukup kecil. Sayang, saat saya mencoba memasukannya kedalam salah satu slingbag yang berukuran cukup besar, ultrabook ini tidak dapat masuk.

Oh iya, bila Anda memiliki pemikiran laptop ini akan ringkih, maka Anda salah. Terbuat dari unibody berbahan metal, Asus memberikan jaminan Military Grade untuk laptop ini. Mereka mengklaim bahwa meski terjatuh atau ada di dalam kondisi ekstrem baik di suhu yang sangat tinggi ataupun sangat rendah, UX391 akan dapat bertahan dengan baik.

Selain memiliki daya tahan yang baik, Asus pun menggunakan cat untuk metal. Jadi, tak heran bilamana ultrabook ini sangat mengkilap dan menarik perhatian.

Berbicara mengenai keamanan, UX391 juga memiliki pemindai sidik jari. Sepertinya, fitur ini sudah menjadi sebuah fitur yang wajib ada di setiap ultrabook premium zaman sekarang.

Sayang, meski memiliki tampilan yang cantik, ada beberapa pengorbanan yang harus dibayar oleh para penggunanya. Hal tersebut adalah port koneksi yang total sebanyak tiga buah merupakan USB Type-C.

Satu port di sebelah kiri biasanya saya gunakan sebagai tempat pengisian daya. Sedangkan salah satu dari dua slot lain yang berada di sebelah kanan saya pergunakan untuk adaptor yang memungkinkan saya mengkoneksikannya dengan mouse atau penyimpanan yang masih menggunakan port USB Type-A.

Perlu diketahui, kedua port USB-Type C yang ada di sebelah kanan sudah menggunakan teknologi Thunderbolt 3. Maka saat kita berbicara mengenai kecepatan transfer data, tidak diragukan lagi kecepatannya.

Peletakan port audio 3,5mm pun sangat unik. Bukan menyatu dengan body utama, Asus memilih untuk memindahkannya ke bagian layar. Meski aneh dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri, setidaknya saya sangat bersyukur masih dapat menemukan fitur ini di UX391.

Paket multimedia lengkap, nyaman buat bekerja

Keputusan Asus untuk hanya membawa versi layar 13 inci IPS 1080p awalnya mengejutkan saya. Padahal, di luar sana, mereka menawarkan konfigurasi layar dengan resolusi hingga 4K. Bahkan ada model yang memiliki layar sentuh.

Meski begitu, saya sangat terkesima dengan hasil reproduksi warna yang sangat memukau. Asus mengklaim bahwa layar ini memiliki ketepatan warna sRBG 100 persen. Jadi, sangat cocok bagi mereka yang bekerja di bidang desain.

Saat menggunakan UX391 untuk menonton film di beberapa platform, seperti Netflix, YouTube, dan lainnya saya cukup terkesima. Detail dari film-film tersebut pun terasa nyata. Apalagi, pada saat saya menonton film aksi yang banyak menampilkan adegan-adegan peperangan yang penuh dengan ledakan.

Hal lain yang sangat saya suka dari ultrabook ini adalah terdapatnya speaker kelas atas. Saya seakan ingin mendengarkan lagu favorit saya, yakni Jazz dan Blues melalui speaker ini. Hal ini dikarenakan Asus menggandeng Harman Kardon dalam mendesain speaker tersebut.

Detail dentuman bass dan petikan gitar pun dapat saya nikmati dengan baik. Begitu juga saat menonton film di mana adegan bom atau granat meledak. Suara yang dihasilkan pun sangat memanjakan telinga saya.

Selain sangat baik digunakan untuk multimedia, ultrabook ini juga sangat nyaman untuk dipakai kerja. Keyboard yang cukup empuk ditekan dan jarak antara satu tombol dengan tombol lain cukup optimal.

Belum lagi ada kemampuan backlighting di belakang keyboard, yang mempermudah mengetik di malam hari. Menariknya lagi, lampu ini akan mati dengan sendirinya saat kita tidak menyentuh keyboard selama beberapa detik.

Berbicara mengenai ergonomis, Asus membenamkan teknologi bernama ErgoLift. Teknologi ini memungkinkan bagian belakang bawah dari UX391 ini terangkat, melalui bagian bawah layar yang terbuat dari besi yang dilindungi oleh kaki plastik kecil.

Ada dua keunggulan yang saya rasakan terhadap teknologi ini. Pertama adalah saya mendapatkan sudut pengetikkan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan bagian belakang perangkat yang terangkat, membuat sudut sebesar 5,5 derajat. Jujur, sudut ini sangat nyaman untuk digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Sayang, ada satu hal yang kurang saya sukai dari keyboard ini. Penempatan tombol power yang berada di pojok kanan atas. Tombol power ini menggantikan posisi tombol delete di keyboard laptop pada umumnya.

Saya sering kali mengaktifkan mode sleep secara tidak sengaja saat sedang menulis berita. Untung, setelah beberapa hari mengetik, saya sudah mulai terbiasa dengan layout keyboard tersebut.

Keunggulan lain dari teknologi ini adalah lebih banyaknya udara yang dapat dihirup oleh UX391 untuk mendinginkan dirinya. Angin akan masuk dari bagian kiri dan kanan perangkat, dan udara panas akan dibuang ke arah belakang, yang dipantulkan ke layar.

Sayang, suara kipas yang ada di ultrabook ini cukup terasa saat keadaan suhu dalam perangkat ini cukup panas. Namun, Anda akan menemukan pengaturan untuk mengaktifkan Silent Mode, dimana kipas akan berputar sedikit lebih pelan. 

Jika Anda mengaktifkan mode ini, pastikan Anda berada di ruangan yang dingin. Bila tidak, perangkat Anda akan sampai di keadaan yang kurang nyaman untuk digunakan saat ada dalam mode tersebut.

Spesifikasi tinggi tapi pas-pasan

Cukup berbicara mengenai desain. Saya pun langsung mencari tahu spesifikasi apa yang dibenamkan oleh Asus dalam UX391. Ternyata, laptop ini dipersenjatai oleh prosesor Intel generasi kedelapan, atau lebih tepatnya Core i7-8550U tanpa ada GPU eksternal.

Saya sedikit paham mengapa Asus tidak membenamkan GPU di dalam ultrabook ini. Salah satu penyebabnya adalah masalah thermal. Ya, tanpa menggunakan GPU saja, di beberapa titik mencapai suhu 37 hingga 42 derajat celcius. Kami mendapati hasil ini melalui Thermal Gun.

Yang lebih parah lagi, saat melakukan pengisian daya, di dekat port pengisian daya bisa mencapai 50 derajat celcius. Tapi, hal ini tidak mengganggu kenyamanan saya dalam menggunakan ultrabook ini.

Pasalnya, saat saya mengecek bagian keyboard dan lokasi dimana tangan saya menempel di bagian perangkat, suhunya pun cukup rendah. Saya mendapat pembacaan suhu di angka 29 hingga 32 derajat celcius di kedua lokasi tersebut.

Di sisi lain, UX391 dilengkapi dengan RAM sebesar 8GB, yang dapat diekspansi hingga 16GB. Sedangkan untuk penyimpanan bawaan, Asus menawarkan SSD M.2 sebesar 512 GB bagi para calon pembeli. Selain kencang, kapasitas penyimpanan ini cukup besar bagi para eksekutif.

Jujur, pada saat ingin melakukan pengetesan saya tidak ingin neko-neko. Saya pertamanya hanya hanya menggunakan beberapa aplikasi standar kantoran, seperti MS Word, Google Chrome, Spotify, dan aplikasi lain yang umum digunakan.

Seiring mengetahui kondisi termal dari perangkat ini, saya pun percaya diri untuk memasukkan beberapa gim, seperti DOTA 2 dan CS:GO. Dengan spesifikasi ini, saya tidak mengira dapat bermain di pengaturan high dengan frame rate yang memanjakan mata.

Saya pun bermain kedua gim ini di resolusi Full HD, yang merupakan resolusi asli dari layar tersebut. Pengaturan gambar pun harus saya korbankan. Untuk mendapat framerate yang playable, saya harus menurunkan settingan ke pengaturan low.

Saat bermain DOTA 2, rata-rata FPS yang dihasilkan ada di angka 29,4 fps. Sedangkan untuk frame rate tertinggi dan terendah ada di angka 59 fps dan 14 fps. Hal yang serupa terjadi saat saya bermain CS:GO. Rata-rata FPS yang didapatkan mencapai 21,4 fps dengan fps tertinggi dan terendah masing-masing 43 fps dan 9 fps.

Saat mencoba melakukan pengetesan menggunakan aplikasi benchmark sintetis, saya tidak merasa ada yang terlalu istimewa. Untuk pengetesan PCMark 10, saya mendapatkan hasil 3486 poin.

Sedangkan untuk di pengetesan 3DMark Sky Diver, UX391 berhasil mendapat skor 3454 poin. Tak ketinggalan, hasil pengetesan Cinebench R15 mendapat skor standar, yakni ada di angka 507 cb untuk Multi Core dan 135 cb untuk Single Core.


Berbicara mengenai produktivitas, saat saya mencoba untuk melakukan pengetesan rendering Blender, yakni BMW dan Classroom, saya mendapat hasil yang cukup mengesankan. Untuk hasil rendering BMW, laptop ini berhasil menyelesaikannya dalam waktu 20 menit dan 24 detik. Sedangkan hasil rendering Classroom dapat diselesaikan dalam waktu 1 jam 6 menit.

Sekalian sudah mencoba gaming dan benchmark sintetis, saya pun mencoba untuk menggunakan aplikasi pengolah gambar di UX391. Mengedit foto pun terasa sangat lancar, tanpa kendala apapun.

Sama halnya dengan pengalaman mengedit video. Penggunaan SSD M.2 membuat saya dapat meng-import data dengan mudah. Sayang, dikarenakan hanya memiliki RAM 8GB, membuat proses editing jadi kurang menyenangkan.

Oh iya, kemampuan baterai dari UX391 pun sangat baik. Meski memiliki baterai seukuran 50Wh, saya dapat menggunakan perangkat ini hingga 7 jam 12 menit. Saya menggunakan kecerahan layar di angka 40 persen dan terus terkoneksi ke jaringan WiFi.

Saat baterai habis, saya juga tak perlu menunggu waktu yang cukup lama untuk mengisi daya UX391. Dengan menggunakan charger 45Wh, saya dapat mengisi daya ultrabook ini hanya dalam waktu 1 jam 17 menit saja.

Kesimpulan : Cocok bagi eksekutif yang mencari laptop mungil namun tahan banting

Dijual seharga Rp26,399,000, Asus ZenBook S UX391 memang berada di kategori ultrabook premium. Tidak heran ultrabook ini memiliki banyak keunggulan, seperti telah menggunakan prosesor Intel Core -i7 generasi terbaru, dilengkapi RAM cukup lega dan penyimpanan ekstra cepat. Terlebih lagi, keyboard dari perangkat ini juga sangat nyaman digunakan.

Daya tahan baterai juga sangat baik. Saat digunakan di luar ruangan, ZenBook S UX391 dapat bertahan selama berjam-jam. Pengisian daya dari ultrabook ini pun juga sangat cepat. Jadi cocok untuk mereka yang sangat mobile.

So, bagi Anda yang sedang mencari laptop kuat namun ringan dan bergaya, maka ZenBook S UX391 mungkin bisa menjadi pilihan yang cukup baik.

 
Asus Zenbook S UX391
rating
Bagus ...
  • Ringan dan mungil
  • Body kuat, terbuat dari metal
  • Ergolift membuat mengetik jadi nyaman
Kurang ...
  • Cukup cepat panas
  • Layout tombol power yang ada di keyboard
  • Kipas cukup bising saat menggunakan aplikasi berat
Share
×
tekid
back to top