sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
Senin, 29 Okt 2018 19:45 WIB

Proyektor portabel dengan suara andal

Salah satu hal yang paling saya suka dari proyektor Viewsonic M1 adalah pelindung lensa yang juga dapat dijadikan sebagai kaki penyangga, atau Viewsonic menyebutnya sebagai Smart Stand.

Proyektor portabel dengan suara andal

Sekitar satu bulan lalu, Viewsonic mengenalkan proyektor terbaru mereka ke pasar Indonesia. Tetapi berbeda dengan proyektor yang biasanya mereka luncurkan, Viewsonic malah menghadirkan proyektor portabel bernama M1. Salah satu keunggulan proyektor M1 adalah menggunakan speaker Harman/Kardon. Kebetulan saya telah memiliki kesempatan untuk mengulas proyektor Viewsonic M1 ini.

Desain

Untuk ukuran proyektor portabel, kemasan Viewsonic M1 termasuk berukuran besar. Tetapi siapa yang terlalu peduli dengan ukuran kemasan? Toh yang akan digunakan adalah proyektor itu sendiri. Di dalam kemasan tersebut, Viewsonic menyertakan adaptor daya, soft case, remote control, kabel USB-C, buku manual, dan tentu saja proyektor M1.

Mengingat ini adalah proyektor jinjing, soft case yang hadir bersama paket penjualan berfungsi untuk mengamankan proyektor dari lecet ketika dibawa di dalam tas. Proyektor M1 sendiri memiliki ukuran sekitar dua telapak tangan, tidak terlalu ringkas dibandingkan dengan LG MiniBeam atau Asus ZenBeam. Meski demikian, M1 tetap dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam tas ransel maupun sling bag.

Rancang bangun M1 berbentuk sederhana. Hampir di seluruh sisi proyektor dipenuhi oleh ventilasi udara. Adanya ventilasi udara sangat penting bagi proyektor, terutama yang berjenis portabel. Hal ini disebabkan proyektor menghasilkan hawa panas dari sistem cahaya yang dihasilkan. Pada bagian atas proyektor, Viewsonic juga mendesainnya dengan tekstur berlubang. Tetapi lubang-lubang pada atas proyektor tidak sebesar ventilasi udara. Kemungkinan desain berlubang tersebut adalah untuk tempat keluar suara. Speaker-nya sendiri ada di sebelah atas kanan.

Di tepi bagian belakang, Anda akan melihat empat tombol kontrol yang berfungsi untuk mengakses daya, dan navigasi arah menu. Di bawah keempat tombol tersebut, ada lima lampu LED kecil yang berfungsi sebagai informasi sisa daya baterai. Ya, proyektor portabel Viewsonic M1 memiliki integrasi baterai, sama seperti kebanyakan proyektor portabel lainnya.

Viewsonic juga membekali aneka port antarmuka agar dapat dihubungkan ke hampir semua sumber. Panel port antarmuka yang dimiliki proyektor M1 tersembunyi di bagian bawah sebelah pinggir. Setelah menarik bagian yang memanjang berbahan katun, barulah saya dapat melihat aneka port yang mencakup MicroSD, DC-In, USB-C, HDMI, Headphone, dan USB Reader. Saya suka Viewsonic melakukan mekanisme itu, karena bodi M1 terlihat semakin rapih tanpa gangguan beragam port yang terlihat.

Pengoperasian

Salah satu hal yang paling saya suka dari proyektor Viewsonic M1 adalah pelindung lensa yang juga dapat dijadikan sebagai kaki penyangga, atau Viewsonic menyebutnya sebagai Smart Stand. Ketika Smart Stand dibuka dengan cara diputar ke arah bawah atau ke atas, M1 secara otomatis langsung aktif. Setelah itu, Smart Stand memungkinkan proyektor untuk memproyeksikan video atau gambar hampir dengan segala sudut.

Pelindung lensa yang merangkap sebagai kaki peyangga tersebut memiliki mekanisme putar 360 derajat yang kokoh sehingga proyektor akan selalu stabil. Syaratnya adalah, harus diletakkan di permukaan datar dan rata.

Proyektor Viewsonic M1 juga dilengkapi dengan fungsi Auto Keystone. Artinya, Anda tidak perlu mengatur keystone vertikal ketika Anda menembakkan proyeksi dari bawah ke atas secara diagonal. Tetapi saya merasa respon fitur tersebut agak lama karena terkadang memerlukan beberapa detik sebelum tampilan menjadi lurus.

Fitur Auto Keystone merupakan salah satu fitur yang memudahkan pemasangan untuk proyektor portabel, mengingat proyektor jenis ini sering berpindah-pindah ketika digunakan. Anda juga dapat mengatur keystone secara manual via tombol yang ada di M1 atau menggunakan remote control-nya. Tetapi selama menggunakan proyektor ini, saya tidak pernah mengakses keystone secara manual karena sistem otomatisnya sudah sangat membantu.

Antarmuka pengguna yang dimiliki M1 juga sangat mudah diakses. Di halaman utama, ada beberapa pilihan untuk sumber video atau audio seperti, HDMI, USB Type-C, USB Reader, Local Storage, dan Micro SD. Pilihan Local Storage memungkinkan Anda memutar video dari memori internal M1. Anda dapat menyimpan file yang ada di dalam memori internal proyektor hingga 16 GB. Cara memasukkan file ke dalam memori dapat dari media penyimpanan eksternal seperti flash drive, Micro SD, atau HDD.

Seperti yang sempat saya singgung sebelumnya, fitur audio pada proyektor Viewsonic M1 diperkuat oleh speaker Harman/Kardon. Saking menjadi fitur unggulannya, pada remote control proyektor ada tombol khusus bertuliskan Harman/kardon. Sebenarnya tombol tersebut hanyalah akses ke menu pengaturan suara. Di dalam menu ini, Anda dapat mengatur preset audio seperti Movie, Bass Booster, dan Instrumental.

Performa

Butuh waktu agak lama bagi Viewsonic M1 untuk mengumpulkan tenaga agar kecerahan terkumpul semua ketika pertama kali saya aktifkan. Selama proses tersebut, proyektor yang memiliki kecerahan maksimal 250 lumen tersebut hanya menampilkan logo. Berdasarkan pengalaman saya, waktu yang diperlukan untuk menghadirkan cahaya hingga batas yang cukup untuk bisa digunakan, memakan waktu sekitar 15 detik. Menurut saya proses ini terbilang lama. Beberapa proyektor yang saya tahu bisa lebih cepat daripada M1.

Hasil proyeksi terbilang terang, tetapi tidak cukup terang ketika saya menggunakannya di dalam ruangan dengan lampu menyala. Awal pengujian saya memakai benchmark HD HQV via Blu-ray Player. Di dalam benchmark tersebut, ada tolok ukur yang berguna mengetahui seberapa andal proyektor dapat menangani gangguan noise yang bernama HD Noise Test. Viewsonic M1 lulus dalam menjalani rintangan pengujian ini, saya tidak melihat gangguan grain sebagai penyebab noise pada gambar.

Selanjutnya ketika melangkahi uji coba Diagonal Filter “Jaggies”, M1 tidak mampu menampilkan garis diagonal mulus. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh usungan resolusi yang tidak terlalu tinggi, yaitu 854 x 480 piksel.

Masih menggunakan benchmark yang sama. Kali ini saatnya proyektor menjalani Film Resolution Lost Test. Sayangnya proyektor dari Viewsonic tersebut tidak mampu menghasilkan proyeksi stabil karena terlihat gangguan flicker. Kabar baiknya, M1 mampu melewati ujian Video Resolution test yang dibuktikan dengan tampilan gerakan video mulus.

Selain menggunakan benchmark, saya juga mengujinya dengan menonton film. Meski hanya memiliki resolusi 854 x 480 piksel, Viewsonic merancang M1 agar dapat memutar film beresolusi tinggi hingga Full HD (1920 x 1080 piksel). Film yang saya tonton adalah Avatar (2009). Oiya, sama seperti pengujian benchmark HD HQV, saya juga memutar film karya sutradara James Cameron tersebut menggunakan Blu-ray player. Warna yang dihasilkan terlihat bagus, tetapi tidak terlalu istimewa.

Ketika saya mengatur Display Mode ke pilihan Brightest, detil lumayan terlihat namun tingkat warna hitam menjadi dikorbankan karena lebih mengarah ke abu-abu. Ketika saya ganti ke mode Standar, seluruh detil terlihat cukup baik untuk ukuran resolusi 854 x 480 piksel. Tetapi warna yang terlihat agak cenderung kurang tajam, kecuali warna primer. Sedangkan pada mode Theater, warna hitam cukup baik pada proyektor yang memiliki contrast ratio 120000:1 tersebut. Tetapi detil yang ditawarkan menurun jika dibandingkan ketika saya menggunakan mode Brightest.

Saya terkadang melihat ada gangguan rainbow effect di hasil proyeksi M1, terutama ketika adegan bergerak cepat. Gangguan rainbow effect memang kerap terjadi pada proyektor DLP, terutama jika color wheel tidak berputar dengan sangat cepat.

Speaker Harman/Kardon integrasinya sangat membantu untuk meningkatkan kualitas audio. Saya mendengar kelantangan performa suara milik M1 melebihi suara proyektor standar (bukan portabel) secara umum. Bukan saja menghadirkan suara lantang, kualitas suara yang dihadirkan terdengar baik dan tidak ada distorsi. Mulai dari treble, middle, hingga bass, terdengar detil suara yang cukup baik.

Satu-satunya keluhan saya adalah efek stereo yang kurang terasa, apalagi surround. Hal ini dikarenakan oleh jarak antar speaker tidak terlalu jauh, sangat dimaklumkan untuk sebuah proyektor portabel.

Kesimpulan

Tujuan utama dari proyektor jenis ini adalah agar dapat dibawa ke manapun dan menikmati film atau konten lainnya tanpa ribet dengan juntaian kabel karena terintegrasi baterai. Berbicara tentang baterai, dengan kondisi Light Source Mode “Full”, proyektor ini mampu memutar film Avatar hingga habis sebelum diisi ulang.

Penggunaan speaker Harman/Kardon merupakan daya tarik dari M1 sehingga Anda tidak perlu membawa lagi sepaker eksternal. Harga yang ditawarkan untuk proyektor Viewsonic M1 adalah Rp6.950.000.

 
Viewsonic M1
Bagus ...
  • Desain kokoh
  • Smart Stand menjadikan lebih praktis
  • Suara bagus
Kurang ...
  • Terkadang tampil ranbow efeect
  • Waktu startup agak lama
Share
×
tekid
back to top