sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
Jumat, 13 Nov 2020 16:30 WIB

Huawei Freebuds Pro, ANC-nya juara

Huawei Freebuds Pro hadir sebagai salah satu TWS flagship Huawei di Indonesia. Perangkat ini digadang-gadang memiliki teknologi ANC yang baik.

Huawei Freebuds Pro, ANC-nya juara

Tren teknologi terus berputar. Saat ini, IoT termasuk wearable mulai ramai peminatnya. Di Indonesia, beberapa vendor mulai getol dengan strategi pengenalan IoT-nya, tidak terkecuali Huawei. Perusahaan yang berbasis di Tiongkok ini baru-baru ini menawarkan sejumlah produk wearable, salah satunya adalah Freebuds Pro. 

Freebuds Pro bisa dibilang menjadi salah satu flagship wearable Huawei. TWS ini digadang-gadang menawarkan kemampuan ANC yang sangat baik. Dari segi tampilan dan sejumlah fiturnya, tidak heran kalau banyak yang membandingkannya dengan AirPods Pro. Kali ini, Tek.id akan membuktikan seperti apa performa yang ditawarkan Huawei di Freebuds Pro ini. 

Tampilan lebih kece
Dari segi desain, Huawei tampaknya memang merombak tampilan TWS-nya di versi baru ini. Kalau di versi sebelumnya TWS ini didesain dengan konsep open ear, versi kali ini sudah menggunakan eartips berbahan karet. Untuk kebutuhan noise cancellation, konsep ini punya keunggulan sendiri. 

Freebuds Pro hadir dengan dimensi yang lebih kecil dan ringkas. Produk yang saya review ini berwarna hitam dengan finishing glossy yang sangat mengkilap. Ini membuat Freebuds Pro terlihat sangat mewah. Jika dibalik, ada logo Huawei yang akan mengkilap ketika terkena cahaya. Impresi awal saat membuka paket TWS ini dari kotaknya cukup baik.

Sayangnya finishing glossy ini membuat casingnya menjadi licin, pun juga setiap modul earphonenya. Ya, agak sulit mengeluarkan masing-masing earphone dari ‘rumahnya’ karena desain glossy yang licin ini. Apalagi magnet chargingnya cukup kuat menahan modul tetap pada posisinya. Tidak hanya itu, tampilan glossy membuat bekas jari mudah menempel. 

Untungnya ketika dipakai, keduanya bisa terasa mantap di telinga saya. Kendati licin digenggaman, TWS ini tidak mudah tergelincir saat digunakan. Rahasianya ada pada bantalan karet yang langsung masuk ke dalam kanal telinga saya. 

 

Oh iya, model ini tidak lagi mengusung sensor sentuhan yang umumnya berada di cangkang masing-masing earphone. Sensor itu ditempatkan pada sisi dalam masing-masing gagangnya. Karena itu, metode pengoperasiannya pun menggunakan ‘cubitan’ pada gagangnya. Lebih tepatnya, ini bukanlah sensor sepenuhnya. Seperti sebuah tombol dengan permukaan yang sedikit kasar agar mudah dikenali. Tetapi bisa juga bertindak sebagai sensor sentuhan karena mendukung fungsi swipe. 

Terlepas dari itu, penempatan yang cukup unik ini ternyata berdampak cukup besar. Bagi saya yang kerap tidak sengaja menyentuh sensor di cangkang, kini bisa merasa tenang saat memasang TWS ini ke telinga saya. Tidak ada lagi kejadian di mana fungsi tiba-tiba aktif ketika saya iseng ‘membelai-nya’. 

Seamless Connection
Layaknya TWS pada umumnya, model ini juga mengandalkan koneksi Bluetooth. Huawei menyediakan aplikasi AI Life untuk bisa melakukan pengaturan lebih lanjut. Tidak hanya itu, perangkat ini sudah bisa terhubung ke semua smartphone Android. Sebenarnya tanpa aplikasi pun, TWS ini bisa digunakan, hanya saja akan mengurangi pengalaman penggunaannya. 

Ketika dikoneksikan ke smartphone Huawei, semuanya bisa berjalan dengan lancar. Tidak ada kendala sama sekali. Download aplikasi di App Gallery, instal, kemudian buka penutup Freebuds Pro. Smartphone akan langsung mendeteksi perangkat ini. Namun, pemasangan di perangkat Android selain Huawei rupanya cukup ‘tricky’. 

Aplikasi Huawei AI Life yang saya unduh dari Google Play Store rupanya tidak mendeteksi perangkat ini sekalipun sudah terhubung melalui koneksi Bluetooth. Padahal, aplikasi AI Life yang saya unduh sudah berada di versi terbaru. Beberapa perangkat Huawei paling baru pun sudah muncul, tetapi tidak dengan Huawei Freebuds Pro. 

Proses koneksi Freebuds Pro

Kemudian saya mencoba mengunduh Ai Life dari App Gallery (yang mengharuskan saya mengunduh App Gallery di smartphone selain Huawei). Dari sini barulah konektivitas dan pengaturan lebih lanjut bisa saya lakukan di dalam aplikasi. Oh iya, kalau tidak mau mempertahankan App Gallery di ponsel, Anda bebas menghapusnya setelah mengunduh AI Life. Hal ini tidak berpengaruh pada performa AI Life. 

Selain itu, saya tidak menemukan masalah koneksi lainnya. Model ini juga sudah mendukung fitur seamless connection. Artinya, saya bisa menghubungkan Freebuds Pro ke beberapa perangkat. Nantinya, koneksi akan berpindah ke perangkat lain ketika perangkat pertama tidak lagi memutar musik ataupun film. 

Hasilnya ternyata memuaskan. Artinya saya tidak perlu repot-repot memutus koneksi Bluetooth dari perangkat A ke Freebuds Pro untuk dapat menggunakannya di perangkat B. Menarik! Ini tidak hanya berlaku antar smartphone, tetapi juga ke laptop. 

Tidak hanya itu, koneksinya ke smartphone juga terbilang stabil. Saya bahkan bisa mencapai jarak radius yang sebelumnya tidak bisa dicapai oleh Freebuds 3. 

Fitur dan performa
Semua kontrol lebih untuk TWS ini disediakan di aplikasi AI Life. Aplikasi ini tampil cukup sederhana. Opsi-opsi yang disediakan semakin mudah dimengerti ketimbang versi terdahulunya. Bahkan pengaturan yang bisa dilakukan di Freebuds Pro termasuk minimalis. 

Cukup menarik juga untuk mengetahui kalau Huawei tidak menyediakan menu Equalizer di Huawei AI Life untuk Freebuds Pro. Tampaknya Huawei cukup percaya diri dengan kualitas suara TWS ini, karenanya Equalizer tidak terdapat di aplikasi AI Life. 

Tadi saya sudah menyebut kalau seri ini mengandalkan kontrol ‘cubitan’ pada gagangnya. Kontrol ini mencakup fungsi play/pause, next song, previous song yang masing-masing aktif dengan melakukan cubitan sebanyak satu kali, dua kali dan tiga kali berturut-turut. Sementara opsi tekan dan tahan akan mengaktifkan ANC, Awareness Mode atau menghilangkan keduanya. Nah, Swipe ke atas akan menaikkan volume suara, demikian juga sebaliknya. Semua fungsi ini bisa dilakukan dengan cukup mudah karena ada bagian bertekstur sedikit kasar di gagangnya yang membuatnya mudah dikenali

Saya hanya dapat mengatur fungsi tekan dan tahan saja. Ada dua pilihan yang ditawarkan, yakni Noise Control dan Voice Assistant. Selebihnya, semua fungsi diatur di posisi default. 

Lantas bagaimana dengan kualitas suaranya? 
Secara umum, karakter suara yang dimiliki Freebuds Pro terdengar cukup tebal. Bassnya cukup menonjol dalam beberapa musik yang saya dengarkan. Dibandingkan versi sebelumnya, bass di Freebuds Pro memang terdengar lebih ‘nendang’. Untungnya, suara bass itu tidak sampai membuat karakter suara lainnya menjadi tenggelam. 

Di lagu Imaginary Girlfriend karya Mocca, suara hi-hat masih terdengar dengan baik. Memang tidak terlalu renyah, karena karakter suara yang lumayan tebal di perangkat ini. Meski begitu, efek surround-nya terbilang cukup luas. Ini terbukti dari suara hi-hat yang seolah-olah berada di belakang saya. Saya bahkan terkejut kalau lagu ini bisa ditampilkan dengan efek surround yang baik. 

Urusan separasi audio tak perlu diragukan lagi. Saya membuktikannya melalui lagu dari Pink Floyd yang berjudul Money. Kerincingan uang logam dan mesin kasir bisa dipisahkan dengan sangat baik. Semuanya dipadukan dengan menyenangkan ketika berbagai instrumen mulai masuk. 

Freebuds Pro hadir dengan chip yang sama seperti pendahulunya, yakni Kirin A1. Chip ini diklaim dapat menawarkan latensi rendah ketika bermain gim. Untuk itu saya mencobanya pada beberapa gim, seperti Genshin Impact dan PUBG Mobile. 

Di gim Genshin Impact, TWS ini mampu memberikan detail suara yang baik. Cukup tertolong juga karena karakternya yang tebal membuat telinga saya tidak terlalu sakit ketika mengatur volume ke posisi maksimal. Yang jelas, suara langkah kaki di rumput, desiran angin hingga suara hujan bisa ditampilkan dengan sangat baik. Saya juga tidak mendapati adanya delay ketika menjalankan gim ini. 

PUBG Mobile selama ini dikenal sebagai salah satu gim yang sangat mengandalkan suara untuk dapat mengenali posisi lawan dengan baik. Karenanya, adanya delay di  earphone tentu akan sangat mengganggu. Namun, hal itu ternyata tidak saya temukan di Freebuds Pro ini. Earphone ini bisa mendistribusikan suara dengan sangat baik. Saya tidak mendapati adanya delay, dan ini harus diapresiasi. 

ANC-nya juara
Harus diakui, kalau Active Noise Cancellation sangat bisa diandalkan. Fitur ini mampu meredam suara bising yang ada di sekitar saya dengan sangat baik. Gemuruh kipas atau AC hingga raungan mesin kendaraan dapat diredam dengan sangat baik. Bahkan ketika ada orang berbincang, rasanya seperti mendengarkan televisi dengan volume suara kecil dari kejauhan. 

Suara-suara lainnya dihadirkan dengan porsi yang sangat minim. Tentunya tidak akan terdengar ketika lantunan musik sudah dimulai. Secara keseluruhan, ANC yang ditawarkan di Freebuds Pro mampu menunjukkan kualitas peredaman kebisingan yang sangat baik. 

Kesimpulan
Sesuai klaimnya, ANC yang ditawarkan di Freebuds Pro memang juara. Ini tidak lepas dari chip Kirin A1 yang ditanamkan di perangkat ini. Karakter suaranya cukup empuk di telinga. Terdengar tebal, tetapi tidak kehilangan ketajaman beberapa frekuensi lainnya. TWS ini akan sangat cocok digunakan oleh mereka yang lebih menyukai karakter suara dengan bass yang sedikit menonjol.

Sayangnya pengaturan yang disediakan di aplikasi terlalu minim. Tidak hanya itu, finishing glossy, sekalipun memberikan kesan mewah, membuat perangkat ini sangat rentan terhadap cap jari dan licin ketika hendak dikeluarkan dari casingnya. 


 

85
Huawei Freebuds Pro
 
Keunggulan
  • ANC bagus
  • Kualitas suara bagus
  • Kontrol intuitif
 
Kekurangan
  • Bodi agak licin
  • Sulit dikeluarkan dari casingnya
  • Harus pakai AI Life dari App Gallery
Share
×
tekid
back to top