sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
Senin, 25 Feb 2019 14:53 WIB

EOS R bukti keseriusan Canon terhadap mirrorless

Canon ingin lebih serius lagi menampilkan kamera di luar DSLR dengan sensor full-frame. Apakah EOS R berhasil mewakili itu?

EOS R bukti keseriusan Canon terhadap mirrorless

Masih Performa

Baik panel OLED EFV dan layar LCD memiliki refresh rate tinggi. Sebenarnya, di menu pengaturan tersedia pilihan apakah kedua panel tersebut ingin menggunakan refresh rate rendah atau tinggi. Canon tidak menyebutkan berapa besaran masing-masing refresh rate, tetapi menurut saya, 30 Hz untuk refresh rate rendah dan 60 Hz untuk refresh rate tinggi. Canon menawarkan kedua pilihan tersebut agar pengguna dapat memiliki performa atau daya tahan baterai.

Saya sendiri lebih memilih refresh rate tinggi agar pengalaman memotret lebih berfokus kepada subjek ketimbang terganggu oleh judder pada layar. Selama hampir seluruh kondisi cahaya, refresh rate panel LCD maupun EVF tetap terjaga. Refersh rate mulai menurun ketika saya memotret pada kondisi malam tanpa penerangan dari lampu jalanan atau gedung.

Ketika saya memotret dalam kondisi siang hari, AF yang dimilikinya sangat cepat menentukan subjek. Tracking AF yang dimilikinya pun cukup akurat meski subjek bergerak cepat ataupun kameranya yang saya gerak-gerakan. Meski tanda tracking tidak terlalu responsif, tetapi pada akhirnya tanda tersebut akan menetap di subjek.

Ketika membelakangi cahaya, warna dan muka subjek tetap terjaga. Selain itu, background tetap terjaga tanpa ada gangguan over-exposure. Saya melihat keunggulan ini ketika memotret di pinggir pantai. Warna langit yang agak berawan tereproduksi dengan baik, detail setiap kumpulan awan tampil cukup tajam.

Pasir juga tampak sangat baik dan detail tetap terjaga, meski saya perbesar. Ketika saya memotret langit lengkap dengan laut, rumah dan perahu pada satu frame, seluruh warna subjek tertata dengan rapi. Warna rumah yang berada di kejauhan tetap berada dalam detail yang tajam, termasuk jendela dan alur gentingnya.

Canon EOS R juga mampu menjaga exposure yang sangat baik. Pasalnya, langit yang sangat cerah dapat ditangkap dengan baik dan bagian bawah tetap dapat terlihat. Sebagai perbandingan, jika prosesor kamera kurang bagus, maka akan terjadi under-exposure di bagian bawah langit (atau lebih tepatnya darat).

Saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk memotret pada malam hari. Performa AF sama cepatnya seperti ketika memotret pada siang hari. Lampu-lampu hiasan gedung yang terdiri-dari lampu-lampu kecil terpampang dengan rapi tanpa gangguan glare satu sama lain.

Kamera ini memiliki rentang ISO 100-40000 (dapat ditingkatkan menjadi 50-102400). Memotret menggunakan ISO 25600 hasil foto masih tajam serta tidak ada gangguan grain yang berarti. Ketika ISO dinaikan menjadi 32000, gambar mulai menampilkan sangat minim noise, namun detail masih tetap terjaga. Pada ISO 40000, detail mulai kurang tajam, namun masih layak cetak. Dengan demikian, sensor yang dimilikinya aman jika memotret pada malam hari menggunakan ISO tinggi.

Tidak ketinggalan, saya menguji hasil rekaman videonya. EOS R mampu merekam hingga 4K UHD (3.840 x 2.160 piksel) pada 30 FPS. Jika merekam menggunakan resolusi Full HD (1.920 x 1.080 piksel), saya dapat menikmati frame rate 60 fps. Warna yang dihasilkan tidak ubahnya seperti ketika saya memotret, cerah dan detail tetap terjaga di segala kondisi pencahayaan. Performa white balance sangat akurat, warna putih tidak melenceng ke agak kekuningan pada mode Auto maupun preset.

Frame rate dihasilkan terlihat sangat akurat, lantaran saya tidak melihat gangguan judder selama saya merekam dan melihatnya di layar televisi. Sistem stabilisasi yang dihadirkan lensa kit menyebabkan subjek tetap stabil, walaupun saya merekamnya dari sudut rendah dan sambil berjalan.

Sama seperti ketika memotret, penataan exposure terbilang cukup rapi, sehingga antara langit dan daratan menampilkan detail yang patut diacungi jempol. Hal ini dibuktikan dengan tampilan gerakan awan kecil dan ranting dari sekumpulan pepohonan yang tertiup angin. Di dalam ruangan, performa video cukup andal. Meski dengan aperture yang tidak terlalu besar (f/4), tetapi kamera mampu menangani gangguan grain meski merekam menggunakan ISO 10000. AF Tracking juga sangat membantu agar subjek tetep berfokus, meski ia bergerak ke manapun asal masih ada di dalam frame.

Kesimpulan

Sebagai kamera mirrorless full-frame pertama Canon, EOS R patut dipertimbangkan jika kamu ingin naik kelas dari format APS-C ke full-frame. Akses menu yang ditawarkan juga menampilkan antarmuka yang bersahabat, sehingga kamu yang terbiasa mengatur antarmuka menu DSLR Canon, pasti tidak akan asing lagi ketika mengatur antarmuka kamera ini. Meski demikian, kamu juga tidak akan memerlukan waktu yang terlalu lama untuk beradaptasi jika bukan pengguna Canon.

Aneka tombol kontrol putar juga disiapkan demi kemudahan akses, sehingga kamu lebih dapat mengatur komposisi subjek ketimbang mencari-cari tombol untuk menyeting pemotretan yang sesuai. Tetapi sayangnya, Canon tidak menghadirkan in-body image stabilization (IBIS) di dalam EOS R. Dengan demikian, kamu harus menggunakan lensa yang mendukung Image Stabilization agar mendapatkan ketajaman gambar tanpa gangguan goyangan tangan.

Saya juga tertolong oleh fitur baru bernama Focus Guide saat menggunakan fokus manual agar fokus lebih akurat. Mode Fv juga membantu saja ketika harus dengan cepat mengatur aperture atau kecepatan shutter dalam kondisi subjek yang berubah-ubah. Harga yang ditawarkan untuk EOS R adalah Rp39.999.000 (bodi). Jika membeli dengan paket lensa kit RF24-105mm f/4L IS USM harganya menjadi Rp59.999.000.

 
Canon EOS R
Bagus ...
  • Fungsi Focus Guide hadirkan kemudahan fokus manual
  • ISO tinggi tidak masalah
  • Warna alami
Kurang ...
  • Tidak ada IBIS
  • 4K masih 30 fps
Share
×
tekid
back to top