sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
Senin, 10 Feb 2020 18:25 WIB

Canon M6 Mark II, teman hunting foto yang ringkas

Seperti namanya, EOS M6 Mark II adalah versi penerus dari EOS M6 yang pernah diluncurkan oleh Canon pada tahun 2017 lalu.

Canon M6 Mark II, teman hunting foto yang ringkas

EOS M6 Mark II adalah kamera lensa lepas tukar (intechangeable lens) terbaru Canon yang diklaim memiliki kombinasi kepraktisan dari kamera ringkas dan kecanggihan kualitas DSLR. Mirrorless ini menjanjikan bobot ringan serta mudah digunakan agar dapat mengabadikan momen spesial atau pemandangan menawan saat kamu berlibur. Baca hingga tuntas ya, agar kamu tahu bagaimana performa kamera ini.

Desain kecil

Ya, kamera ini memang mirip DSLR karena lensanya dapat diganti-ganti sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Tetapi M6 Mark II merupakan jenis kamera mirrorless. Sebagai informasi, mirrorless memang serupa dengan DSLR. Kedua jenis kamera tersebut dapat berganti lensa, namun pada kamera mirrorless, konfigurasi cermin telah dihilangkan.

Karena tidak ada konfigurasi cermin, kamera mirrorless memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan DSLR. Berhubung ukuran yang lebih kecil, maka kamera mirrorless hadir dengan mount lensa yang lebih kecil pula.

Banyak juga lensa kamera mirrorless yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan ukuran lensa kamera DSLR. Meski ukurannya lebih kecil, beberapa kamera mirrorless hadir dengan sensor APS-C yang sama besar seperti sensor milik kebanyakan kamera DSLR.

Tetapi dengan hilangnya konfigurasi cermin, kamera mirrorless tidak memiliki viewfinder optik. Sehingga berbeda dengan kamera DSLR yang memungkinkan kita melihat langsung melalui lensa menggunakan viewfinder tersebut. Jadi kamera mirrorless mengandalkan viewfinder elektronik (electronic viewfinder/EVF) agar kita dapat melakukan komposisi saat memotret.

Jika digabungkan dengan baterainya, bodi M6 Mark II memiliki bobot hanya 408 gram dengan ukuran dimensi 120 x 70 x 49 mm. Oleh karena itu saya tidak merasa terlalu terbebani ketika menggunakan kamera ini seharian, ditambah beberapa kali menggantungkannya di leher menggunakan strap bawaannya.

Tetapi sedikit keluhan saya berada pada handle grip pada mirrorless M6 Mark II. Pasalnya, ini terasa terlalu kecil bagi tangan saya, sehingga dalam beberapa kesempatan saya menopang bagian bawah kamera dengan tangan kiri agar melakukan komposisi saat memotret lebih lancar.

Fitur dan pengoperasian

Seperti namanya, EOS M6 Mark II adalah versi penerus dari EOS M6 yang pernah diluncurkan oleh Canon pada tahun 2017 lalu. Spesifikasi inti M6 Mark II adalah sensor APS-C CMOS 32,5 MP serta prosesor Digic 8. Dalam urusan video, resolusi maksimal yang bisa dilakukan oleh kamera ini adalah 4K. Sebagai catatan, spesifikasi yang diberikan oleh EOS M6 versi awal adalah sensor APS-C CMOS beresolusi 24,2 MP dan prosesor Digic 7. Sedangkan perekaman video resolusi tertinggi hanya dapat dilakukan hingga Full HD.

Sempat saya singgung sebelumnya, viewfinder yang digunakan oleh kamera jenis mirrorless adalah elektronik (EVF). Tetapi sayangnya karena satu atau lain hal, ada beberapa kamera mirrorless yang tidak terintegrasi dengan EVF, salah satu contohnya adalah EOS M6 Mark II.

Karena tidak tersedia EVF dalam bodinya, maka saya harus menggunakan layar LCD di bagian belakang M6 Mark II untuk memotret. Panel LCD ini memiliki resolusi yang cukup tajam dengan lebih dari 1 juta dot.

Sebenarnya kamu dapat menggunakan EVF pada bodi EOS M6 Mark II. Hanya saja sistem ini dijual terpisah. Ketika menggunakan EVF ini, kamu dapat melakukan komposisi dengan resolusi lebih tinggi dari ketika hanya menggunakan layar LCD, yakni sekitar 2,3 juta dot. Meski demikian, saya cukup puas dengan memotret hanya menggunakan LCD karena dilengkapi dengan engsel yang memungkinkannya dilipat 180 derajat ke atas dan sekitar 45 derajat ke bawah.

Oleh karena itu, M6 Mark II dapat digunakan untuk melakukan selfie atau vlogging dengan mudah dan memberi kemudahan ketika kamu mau memotret sudut pandang rendah atau tinggi. Layar LCD pada M6 Mark II dilengkapi pula dengan teknologi sentuh demi kemudahan akses kontrol menu serta menentukan titik fokus.

Ketika kamu memilih titik fokus pada LCD berukuran 3 inci tersebut, maka sistem fokus dapat mengikuti (tracking) subjek yang dipilih. Tetapi sayangnya akurasi focus tracking pada M6 Mark II tidak terlalu akurat saat saya memotret kendaraan yang melaju cepat dari atas jembatan penyebrangan. Titik fokus tersebut agak pergi “kemana-mana”, yang seharusnya mengikuti subjek secara optimal.

Berbicara seputar fokus, M6 Mark II juga dapat mendeteteksi wajah serta mata subjek. Hal ini bertujuan untuk menentukan titik fokus secara otomatis ketika pengguna sedang memotret fotografi close-up ke wajah. tetapi saya merasakan performa Eye Detection pada kamera ini terkadang agak ‘galau’ ketika saya memotret wajah subjek dari jarak jauh. Namun, secara keseluruhan fitur tersebut cukup responsif ketika saya memotret subjek dari jarak lumayan dekat, karena bisa mendeteksi mata meski subjek sedang menghadap samping.

Jika kamu salah satu orang yang awam terhadap kamera intechangeable lens, khususnya mirrorless, M6 telah menyiapkan mode yang bernama Special Scene yang dapat dipilih dari mode dial. Pada mode ini, terdapat aneka preset skema seperti Sports, Panning, Macro, Food, Night Portrait, Handheld Night Scene, dan HDR Backlight Control. Oleh karenanya, bagi kamu yang baru memegang mirrorless, tinggal pilih skema setiap ingin memotret subjek atau objek terkait.

 

Performa

Beberapa preset skema yang paling saya suka dari mode Special Scene adalah Handheld Night Scene. Preset ini memungkinkan saya memotret keadaan minim cahaya atau malam hari tanpa menggunakan tripod. Hasil dari skema ini cukup memuaskan, lantaran area highlight pada foto tetap terjaga tanpa menganggu area gelap. Detil lampu jendela di gedung-gedung tinggi di tengah kota Jakarta tidak kehilangan ketajaman yang berarti.

Preset skema yang saya suka selanjutnya adalah Panning. Skema ini berguna untuk memotret kendaraan yang sedang melaju cepat. Dalam preset ini, M6 Mark II mengaktifkan pemotretan burst dan AF continuous. Hasil dari kombinasi pemotretan tersebut dapat memuaskan saya, performa AF dapat mengikuti subjek sehingga tidak keluar dari titik fokus. Ini dibuktikan oleh latar belakang yang blur dengan subjek yang tampak tetap tajam.

Saya juga menyukai preset HDR karena saya beberapa kali memotret gedung-gedung pada sore hari yang membelakangi cahaya. Ketika menekan tombol shutter, kamera mengambil tiga foto sekaligus dengan masing-masing foto memiliki exposure yang berbeda beda. Kemudian ketiga foto tersebut digabungkan menjadi satu, hal ini menyebabkan M6 Mark II cukup lama untuk menampilkan hasil foto. Setelah seluruh proses berjalan, hasilnya sangat baik dengan latar dan subjek tidak terganggu oleh over-exposure dan under-exposure.

Tentu saja ada kalanya kita ingin memotret keindahan kota pada malam hari. Ya, malahan keindahan pusat kota mulai tampak saat sore menjelang malam. Foto malam atau kondisi cahaya redup ada kaitan yang erat pada kepekaan sensor terhadap cahaya. Kepekaan sensor terhdap cahaya itu bisa dibilang juga sebagai ISO. Semakin tinggi ISO, maka tinggi juga kepekaan sensor pada cahaya.

ISO yang lebih tinggi memang berguna untuk memotret pada cahaya redup agar hasilnya tampak terang. Tetapi perlu diingat bahwa ISO tinggi tidak selamanya baik karena dapat menghasilkan gangguan noise, atau bintik-bintik putih pada foto yang terkadang menganggu ketajaman gambar.

Waktu saya memotret pada sore menjelang malam, memotret menggunakan M6 Mark II dengan ISO 2500 sudah mulai terlihat bintik-bintik noise, tetapi belum terlalu menganggu, ditambah ketajaman pada gambar masih dapat dihidangkan. Selanjutnya gangguan noise terlihat cukup banyak dan ketajaman mulai menurun ketika saya memotret menggunakan ISO 3200 dengan format JPG. Artinya, gangguan noise pada ISO 3200 dapat dihilangkan secara keseluruhan tanpa mengorbankan kejataman saat memotret menggunakan format RAW, tentunya ini setelah menjalani olah digital mengingat format RAW lebih banyak meyimpan informasi.

Agar dapat menanggulangi ISO tinggi saat memotret menggunakan pilihan ISO auto, maka aturlah ISO maksimal yang dapat digunakan dengan masuk ke Menu kemudian pada tab nomor dua cari ISO Speed Setitings, lalu aturlah ISO tertinggi yang dapat digunakan saat pengaturan ISO otomatis.

Kesimpulan

Bagi kamu yang baru belum terlalu terbiasa menggunakan kamera mirrorless, maka Canon EOS M6 Mark II dapat dimasukkan ke dalam daftar pencarian kamera kamu. Ini dikarenakan oleh mode Special Scene yang memudahkan kamu untuk memotret menggunakan preset tergantung objek atau subjek yang dingin diambil. Akses kontrol sentuh dan tombol-tombol pada kamera ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau oleh jari-jari. Tetapi saya merasa dial putar di sebelah kanan layar berukuran relatif kecil sehingga saat memutarnya terlalau cepat akan secara tidak sengaja tertekan tombolnya yang terintegrasi.

Bagi kamu yang hobi mengambil foto kece dan ingin mengunggahnya ke sosial media seperti Instagram, M6 Mark II juga hadir untuk memudahkan proses tersebut berkat aplikasi Canon Camera Connect yang dapat diunduh secara gratis di Google Play Store atau Apple App Store. Aplikasi ini bisa bikin kamu mentansfer foto yang ada di M6 Mark II langsung ke ponsel secara nirkabel via koneksi Wi-Fi atau Bluetooth. Setelah itu kamu bisa upload ke IG hasil dari M6 Mark II dari ponsel.

Bodi Canon M6 Mark II dijual dengan harga Rp13.750.000. Jika kamu ingin membelinya dengan lensa kit 15-45mm atau 18-150mm, masing-masing menjadi Rp15.350.000 dan Rp20.275.000.

 
Canon EOS M6 Mark II
Bagus ...
  • Exposure terjaga di area highlight maupun shadow
  • AF cepat dan akurat
  • Performa malam bagus
Kurang ...
  • Eye Detection seharusnya lebih responsif
  • Tombol dial di dekat layar terlalu agak kecil
  •  
Share
×
tekid
back to top