sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
Kamis, 14 Nov 2019 17:21 WIB

Kenapa Apple Watch jadi smartwatch terbaik?

Tidak bisa ditampik, Apple Watch banyak menawarkan fitur yang tidak dimiliki smartwatch pada umumnya.

Kenapa Apple Watch jadi smartwatch terbaik?
Source: YouTube

Beberapa waktu lalu, Strategy Analytics merilis laporan pengiriman smartwatch global pada kuartal ketiga tahun ini. Dalam laporan itu, Apple berhasil bercokol di puncak. Perusahaan yang berbasis di Cupertino ini berhasil mengirimkan 6,8 juta Apple Watch selama kuartal ketiga dari total 14,2 juta di industri ini. Pangsa pasarnya 47,9%. Angka ini jauh melampaui para kompetitornya, bahkan Samsung atau Fitbit. 

Pertumbuhan tahunan Apple Watch yang pesat cukup membuktikan bahwa perusahaan berhasil meracik jam tangan pintar dan digemari orang. Padahal, kalau mau ditarik ke masa lampau, Apple Watch bukanlah produk smartwatch pertama. Malahan, Apple Watch muncul setelah tren smartwatch mulai bangkit di kalangan vendor-vendor smartphone Android. 

 

Smartwatch di dunia

Smartwatch memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejarah itu dimulai sejak 1972 ketika Hamilton Watch Company membuat jam tangan digital pertama. Singkat cerita, smartwatch yang kita kenal saat ini sebenarnya baru mulai muncul pada 2012. 

Sony memulai tren smartwatch dengan sebuah smartwatch yang menjalankan sistem operasi Android yang sudah dimodifikasi. Tren itu semakin meluas kala Pebble mengkampanyekan proyek smartwatch di Kickstarter. Smartwatch Pebble itu digunakan untuk mengendalikan smartphone, bahkan terkoneksi ke kamera GoPro. Proyek ini pun menjadi populer. 

Google turut meramaikan tren ini dengan mengumumkan kehadiran Android Wear pada ajang Google I/O tahun 2013. Bersamaan dengan itu kolaborasi pertama Android Wear muncul, yakni Moto 360. 

Dua tahun sejak Android Wear dirilis, barulah Apple ikut terjun ke lini bisnis ini. Apple Watch resmi hadir bersamaan dengan dua perangkat iPhone baru. Nah, dari sini, tulisan ini akan lebih dalam mengulas, mengapa Apple Watch menjadi smartwatch terbaik, dan berhasil mendominasi pangsa pasar smartwatch di dunia. 

 

Apple Watch bukan kaleng-kaleng

Sekelumit kisah Apple Watch memang menarik untuk diikuti. Jony Ive, Senior Vice President Design Apple, kala itu, sudah bermimpi membuat sebuah jam tangan pintar, sesaat setelah kepergian Steve Jobs pada Oktober 2011. Ide dasarnya adalah pemakaian smartphone sudah semakin invasif. Orang cenderung tenggelam dengan ponsel mereka, bahkan ketika momen penting terjadi. Gambaran itu juga yang terjadi sampai saat ini. 

Inilah yang ingin dihilangkan Apple, dengan menawarkan tingkat engagement baru melalui Apple Watch. Untuk itu, sejumlah percobaan dilakukan. Itu pun tidak selalu berlangsung dengan mulus. Sikap perfeksionis Jony Ive membuat semuanya terkesan lambat. Walau begitu, karena sikap itulah, tercipta Apple Watch seperti yang kita kenal saat ini. 

Jony Ive tidak mau neko-neko. Purwarupa yang tidak sesuai dengan harapannya langsung ditolak. Tim kecil yang dibentuk untuk mengembangkan Apple Watch ini harus bekerja sangat keras. Bahkan, hanya untuk menentukan suara dan metode sentuhan di Apple Watch saja, butuh waktu satu tahun lamanya. SATU TAHUN!

Tidak terhitung ada berapa banyak purwarupa yang sudah diajukan dalam pengembangan perangkat ini. Saking banyak dan rumitnya, Wired (13/11) melaporkan, jumlahnya setara dengan 10.000 proyek inovasi yang ada di Kickstarter. 

“Beberapa terlalu menjengkelkan, terlalu halus atau bahkan terasa seperti serangga di pergelangan tangan Anda’ ungkap Kevin Lynch. Dia merupakan salah satu orang yang direkrut ketika Apple berencana mengembangkan jam tangan pintar tersebut. 

Pada 20014, mimpi Ive akhirnya menjadi kenyataan. Setelah melewati proses rumit dan melelahkan, Apple dengan bangga mempersembahkan Apple Watch.Tidak dapat dimungkiri, perangkat ini memang menarik minat banyak penggemar teknologi. Terlepas dari desainnya, baik fitur dan fungsionalitasnya bisa dibilang sudah lebih maju daripada semua smartwatch pada zamannya. Setidaknya, butuh waktu 18 bulan bagi tim kecil itu untuk menyelesaikan Apple Watch. 

Mengenal SiP

Mungkin tidak semua orang tahu bahwa perangkat elektronik, entah smartphone, atau bahkan Apple Watch memiliki sesuatu yang bernama System in Package (SiP). Apa yang dimaksud dengan SiP itu? 

Singkatnya, SiP adalah sebuah chip yang merupakan paket lengkap yang dirancang untuk menjalankan hampir atau bahkan seluruh fungsi dari sistem elektronik. Pada sebuah SiP, terdapat beberapa sirkuit dengan fungsi yang berbeda-beda. Misalnya, prosesor, DRAM atau bahkan memori. Semuanya dioptimasi dalam satu modul saja. 

Teknologi semacam ini sebenarnya sudah ada sejak 1980-an dan saat ini banyak digunakan pada perangkat MP3, smartphone dan smartwatch. Trennya semakin meningkat ketika era wearable menyeruak pasar. Meski begitu, ketika satu komponen tidak bekerja, maka seluruh chip ini tidak akan dapat berfungsi. Ini yang menjadi kekurangan teknologi SiP. Walaupun komponen lain masih dalam keadaan baik, ketika satu komponen saja gagal berfungsi, maka chip itu tidak akan dapat digunakan lagi. 

Setiap generasi, System in Package yang ditawarkan Apple terus mengalami perkembangan. Hingga saat ini, Apple sudah meluncurkan lima generasi Apple Watch. Generasi pertama yang dinamai Apple Watch hadir dengan Taptic Engine dan Gyroscope 6-axis. Belum ada dukungan GPS mandiri di perangkat ini, namun sudah mendukung teknologi wireless charging. Demikian pula dengan dukungan NFC. Sejak pertama kali meluncur, desain kotak dengan digital crown menjadi paten Apple Watch. 

Generasi kedua, Apple Watch Series 1 dan Series 2, sudah menggunakan teknologi pencetakan satu sisi. Model ini lebih hemat biaya dan waktu pembuatannya. Generasi ketiga, Apple Watch Series 3 kemudian hadir dengan dukungan koneksi LTE melalui komponen tambahan di SiP Apple.

Kemudian, pada generasi keempat, hadir dua model SiP, yakni versi seluler dan versi non-seluler. Versi seluler hadir dengan dukungan FEM Radio Frequency dan prosesor yang disematkan dalam satu paket berukuran lebih kecil dari 700mm. Laporan GlobeNewsWire (13/11), menyebut bahwa sirkuit itu hanya berukuran 40% dari total ukuran Apple Watch Series 4. 

September lalu, Apple mengumumkan kehadiran generasi kelima Apple Watch Series 5. Perangkat ini memiliki prosesor S5, sensor ambient yang sudah ditingkatkan, memori yang dua kali lebih besar dari sebelumnya dan tambahan magnetometer, yang memungkinkan berjalannya fungsi kompas. 

 

Bukan cuma soal teknologi

Berbeda dengan para kompetitornya, Apple bukan sekadar pamer teknologi di perangkat Apple Watch, tetapi juga fesyen. Ya! Majalah Vogue pernah menayangkan iklan kombinasi fesyen Apple Watch. Ini merupakan fokus pertama yang dipilih Apple di samping aspek teknologinya. 

Perusahaan ini juga menjalin kolaborasi dengan Hermes. Kolaborasi itu menghasilkan Apple Watch Hermes dengan bodi stainless dan strap terbuat dari kulit berstandardisasi Hermes. Proses kolaborasi pun berlanjut. Apple juga menggandeng Nike untuk menghadirkan Apple Watch Nike+.

Dua kolaborasi itu juga menghadirkan antar muka tambahan sesuai dengan merek yang diusung kolaborasi tersebut. Selebihnya, fungsi Apple Watch itu sama seperti Apple Watch versi standar. 

Di samping menempatkan diri sebagai sebuah produk fesyen, Apple Watch tetap hadir sebagai sebuah smartwatch dengan fitur kesehatan. Awalnya, fitur ini tidak tampil revolusioner. Beberapa smartwatch kompetitor juga memiliki fitur serupa. Tapi seiring berjalannya waktu, Apple menunjukkan konsistensinya untuk mengembangkan fitur ini. 

Dari sekadar monitor detak jantung, Apple sudah melangkah sampai menggunakan ECG (electrocardiogram). Kedengarannya memang sederhana, toh smartwatch lain punya fitur heart rate monitor. Namun yang ditawarkan Apple sama sekali berbeda dengan heart rate monitor biasa. Sebuah sensor optik bernama PPG (photoplethysmogram) digunakan untuk menjalankan fitur tersebut. ECG di Apple Watch ini akan dapat membaca sinyal elektrik jantung pengguna tanpa mengandalkan hardware atau software pihak ketiga. 

Kendati tidak dapat disamakan dengan EKG yang digunakan di rumah sakit, namun fitur Apple Watch ini sudah memperoleh izin dari FDA (Food and Drug Administration). Apple juga menjadi perusahaan pertama di lini bisnisnya yang memperoleh izin tersebut. 

Konsistensi Apple-lah yang akhirnya membuat Apple Watch menjadi seperti sekarang ini. Keteguhan Apple untuk menjadikan Apple Watch sebagai perangkat fesyen dan kesehatan berhasil membuatnya berbeda dari smartwatch lain. Tidak hanya itu, Apple Watch bukan sebagai perpanjangan iPhone semata. Jam tangan pintar ini memiliki segudang fitur yang membuatnya tetap pintar, walau tanpa didampingi iPhone. Semua karena ada WatchOS. 

 

WatchOS: pusat kenikmatan menggunakan Apple Watch

“Kami bukannya menyusutkan user interface iPhone dan menempatkannya di pergelangan tangan Anda. Layarnya terlalu kecil dan akan menjadi pengalaman penggunaan yang mengerikan,"begitu kata Tim Cook ketika meluncurkan Apple Watch untuk pertama kalinya. 

WatchOS bisa dibilang menjadi faktor penentu apakah Apple Watch dapat diterima dengan baik atau justru terjerembab sebelum berhasil menunjukkan tajinya. WatchOS ini dibuat khusus untuk Apple Watch. Saat ini, WatchOS sudah mencapai versi 6. Sejumlah upgrade terus diberikan untuk mendukung pengalaman penggunaan jam tangan pintar ini.  

Melalui WatchOS ini jugalah, Apple terus berkomitmen untuk menyempurnakan dukungan kesehatan di Apple Watch. Karena interface ini juga, dukungan digital crown terdapat di Apple Watch. Bisa dibilang, WatchOS merupakan inti dari apa yang ingin ditawarkan Apple melalui inovasi Apple Watch. 

WatchOS hadir dengan halaman muka bernama Carousel. Di sini, ditampikan ikon-ikon aplikasi berbentuk bulat yang dapat diperbesar atau diperkecil dengan menggunakan digital crown. Hampir seluruh aplikasi di dalamnya merupakan versi sederhana dari aplikasi di iOS. 

Hingga sampai sat ini, WatchOS sudah semakin berkembang. Versi terbaru menawarkan perbaikan di banyak faktor. Dan yang lebih penting, update ini mendukung semua versi Apple Watch, sejak dari Series 1 hingga 5. 

 

Kenapa Apple jauh melebihi semua kompetitornya?

Salah satu yang membedakan Apple dengan semua kompetitornya dalam persaingan smartwatch adalah mereka mengendalikan hampir semua hal penting dari produk tersebut: SiP, WatchOS, dan peranti-peranti lain. Hal ini berlaku juga untuk produk mereka yang lain, yakni iPhone. Ini memudahkan Apple dalam mengembangkan smartwatch ke arah yang mereka mau.

Sementara itu, vendor lain yang menggunakan Android Wear, misalnya, tergantung kepada Google. Adapun dalam hal SiP sebagian masih tergantung kepada Qualcomm. Padahal, keseriusan Qualcomm mengembangkan SiP tak sama dengan keseriusan mereka dalam riset prosesor untuk smartphone.

Faktor lain, Apple sangat serius menggelontorkan dana untuk menjadikan Apple Watch sebagai peranti pemantau kesehatan pengguna. Mereka tak segan-segan menggandeng lembaga riset kredibel untuk melakukan riset bersama.

Jadi, kalau Anda serius ingin punya smartwacth, bukan punya-punyaan, Apple Watch adalah jawabannya. BUKAN YANG LAIN.

Share
×
tekid
back to top