sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Selasa, 19 Nov 2019 20:05 WIB

BBK-ing: rahasia Oppo, Vivo, dan realme menyingkirkan Samsung di Indonesia

Bagaimana ketiga bersaudara: Oppo, Vivo, dan realme menjalankan strategi berbeda untuk menyingkirkan Samsung dari pasar smartphone Indonesia?

BBK-ing: rahasia Oppo, Vivo, dan realme menyingkirkan Samsung di Indonesia
source image gizmochina

Laporan terbaru Canalys mengenai pangsa pasar smartphone di Indonesia pada kuartal ketiga 2019 menunjukkan data menarik. Saat ini, Oppo menempati posisi pertama, dengan 23 persen pangsa pasar. Laporan Canalys juga mengatakan bahwa Oppo tumbuh sebanyak 47 persen dari tahun ke tahun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Urutan kedua dihuni Xiaomi dengan pangsa pasar 22 persen, lalu disusul Samsung dengan 21 persen. Pada urutan keempat ada Vivo dengan 17 persen pangsa pasar, tumbuh 74 persen dibandingkan Q3 tahun lalu. Tak ketinggalan, realme hadir di posisi kelima dengan menguasai 11 persen.

Laporan Canalys diperkuat laporan lembaga lain, yakni International Data Corporation (IDC). IDC mengatakan, Oppo menguasai pasar smartphone Indonesia dengan 26,2 persen pangsa pasar. Vivo menyusul dengan angka 22,8 persen, Samsung 19,4 persen, realme 12,6 persen, dan Xiaomi 12,5 persen.

Dalam keterangan press yang kami terima dari IDC, Oppo mengusai pasar di segmen low-end di rentang harga Rp1,4 juta sampai kurang dari Rp2,8 juta. Mereka juga kuat di segmen mid-range dengan serangkaian model K3, A5, dan A9.

Vivo bermain di berbagai rentang harga, namun pangsa pasar yang paling signifikan ada di segmen kelas menengah dengan model andalan, Z1 Pro. Produk ini memiliki spesifikasi, fitur, dan harga menarik bagi pengguna. Realme agresif dengan menguasai pasar di rentang harga low-end dan ultra low end dengan harga kurang dari Rp1,4 juta.

BBK dan anak-anaknya

Berdasarkan data tersebut, kita bisa melihat ada tiga perusahaan BBK Electronics Corporation menguasai pangsa pasar smartphone Indonesia. Perlu Anda tahu, BBK Electronics Corporation adalah induk perusahaan Oppo, Vivo, dan realme di Tiongkok. Satu lagi anak usaha BBK di Indonesia adalah Imoo yang terkenal dengan produk arloji pintar untuk anak-anak.

Perusahaan ini telah berdiri sejak 1995. Sebenarnya, selain Oppo, Vivo, dan realme, BBK juga punya satu brand lain yakni OnePlus, yang sudah lama hengkang dari pasar smartphone Indonesia.

BBK merupakan perusahaan multinasional asal Tiongkok yang bergerak dalam bidang manufaktur peralatan elektronik, seperti televisi, MP3 player, kamera digital, dan smartphone.

BBK masuk ke pasar smartphone Indonesia melalui bendera Oppo pertama kali, pada April 2013. Kemudian, Vivo menyusul pada tahun 2016. Si anak ajaib, realme, yang baru masuk per Oktober 2018, dalam waktu setahun, sudah menduduki lima besar di pangsa pasar smartphone Tanah Air.

Apa rahasianya?

Menurut Fast Company (2017), target pasar produk smartphone BBK di negeri asalnya memang menyasar kota tingkat 3 sampai 5. Ciri-ciri daerah seperti ini adalah kota kecil. Di lokasi ini, konsumen memang lebih mementingkan kualitas produk yang sesuai dengan budget mereka. BBK pun mendominasi di area-area ini lewat jaringan 200 ribu retail. Komisi yang didapatkan sales pada setiap penjualan produk pun sangat atraktif. Strategi serupa pun mereka lancarkan di Indonesia. Dan ternyata berhasil!

Data terakhir yang kami kumpulkan, toko offline Oppo mencapai 281 unit, Vivo 158 unit, dan yang mengagumkan adalah realme dengan 421 toko retail. Jadi, tak mengherankan realme bisa melesat tinggi hanya dalam waktu realtif singkat di Indonesia. Pembukaan toko retailnya terbilang agresif, hampir dua kali lipat Oppo dan lebih dari dua kali lipat jumlah toko yang dimiliki Vivo. Itu baru retail resmi yang dioperasikan perusahaan, belum termasuk mitra masing-masing vendor di seluruh Indonesia.

Lewat tawaran produk inovatif yang berpadu dengan poin harga yang atraktif, terbukti menjadi taktik manjur bagi grup BBK Electronics di Indonesia. Dikutip dari Yahoo News Singapura (19/8/19), Matthew Xie, Analis dari Canalys menjelaskan bahwa Oppo, Vivo memang menyasar segmen pasar yang tidak punya loyalitas tinggi terhadap satu brand.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara langka, Founder dan Chairman BBK Electronics, Duan Yongping, yang kami kutip dari South China Morning Post (30/9/2019), mengatakan, pendekatan Oppo dan Vivo pada konsumen dengan cara yang pragmatis.

Kampanye iklan yang luar biasa juga menjadi strategi Oppo, Vivo, dan realme selama melebarkan sayap mereka di Indonesia. Iklan mereka menampilkan bintang film, selebritas, dan musisi yang memiliki banyak penggemar. Strategi ini nyatanya efektif membantu kedua merek tersebut meraih popularitas besar, termasuk di kota-kota kecil dan daerah pedesaan.

Sejak merilis realme 3 pro, realme pun mulai punya brand ambassador (duta merek). Menyelaraskan dengan visi brand mereka yang menyasar segmen muda millennial, realme menggandeng Iqbal Ramadhan dan Syifa Hadju selaku ambassador. Strategi branding seperti ini sebelumnya pun dilakukan Oppo dan Vivo.

Berdasarkan catatan kami, Oppo menggunakan sedikitnya 8 brand ambassador dan Vivo memiliki 7 brand ambassador. Itu belum termasuk jumlah kerja sama dengan influencer di platform digital, seperti Instagram dan YouTube. Kemungkinan, realme akan terus menambah brand ambassador, mengingat mereka masih agresif dalam meluncurkan produk di Indonesia.

Perlahan tapi pasti, identitas brand Oppo, Vivo, dan realme juga mulai dibentuk sesuai dengan segmen sasaran mereka masing-masing. Oppo, pada 2018, sudah mulai meninggalkan jargon selfie expert". Kini, mereka mempopulerkan brilliant photography. Perubahan ini tentunya demi mengubah persepsi pasar bahwa mereka kini fokus menghadirkan perangkat mobile yang kuat di sisi foto dan video.

Vivo juga mengubah identitas merek serta visi mereka terhadap segmen pasar yang disasar. Senior Vice President Vivo, Spark Ni, menyebut bahwa branding baru Vivo adalah untuk merefleksikan diri sebagai brand anak muda melalui keunikan visual dan semangat kreativitas mereka.

Sementara realme berharap brand mereka menjadi simbol budaya anak muda dengan jargon Proud to be Young”. Produk-produk Oppo, Vivo, dan realme sendiri terbilang selalu mengikuti tren dan tidak jarang menelurkan inovasi baru, utamanya di bidang fotografi. Ketiganya, misalnya, kompak memperkenalkan sensor kamera 48 MP. Di sisi lain, Oppo mengambil posisi berbeda dengan sistem lensa yang mampu menciptakan pembesaran optik hingga 10x zoom pada produk Oppo Reno.

Sasaran konsumen yang jelas, harga yang selaras dengan kualitas produk, jaringan toko online dan offline yang tersedia di hampir seluruh pelosok Indonesia, kampanye yang massif, dan dukungan banyak ambassador dan influencer di media sosial, membuat Oppo, Vivo, dan realme berhasil merebut lebih dari 50 persen pangsa pasar smartphone Indonesia di akhir 2019 ini.

Apa yang akan dilakukan Samsung? Bisakah ia bertahan dan merebut kembali posisi nomor 1 di pasar smartphone Indonesia? Kita tunggu saja. Satu hal yang jelas, penjualan hingga akhir Desember nanti akan sangat menentukan siapa penguasa pasar Indonesia di tahun 2019.

Share
×
tekid
back to top