sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id samsung
Jumat, 14 Des 2018 14:20 WIB

Apa rahasia Telkomsel sukses memikat generasi digital?

Mengapa Telkomsel sukses meraih untung karena berhasil memikat hati generasi digital? Apa yang mereka lakukan lebih baik dibanding operator lain?

Apa rahasia Telkomsel sukses memikat generasi digital?
Ilustrasi Bermain Musik (Freepik)

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), telah menjalankan proyek Palapa Ring. Proyek itu akan mengakomodir jaringan serat optik nasional baik darat maupun laut, yang menjangkau 34 provinsi dan 440 kota/kabupaten di Indonesia.

Proyek Palapa Ring terbagi dalam tiga paket, yaitu Paket Barat, Tengah dan Timur dengan serat optik sepanjang 36.000. Palapa Ring Barat akan menjangkau wilayah di Sumatera dan Kalimantan dengan jaringan kabel serat optik sepanjang 1.980 km.

Palapa Ring Tengah akan menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai Kepulauan Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekira 2.647 km. Sementara itu, Palapa Ring Timur menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 8.454 km.

Sejauh ini, beberapa paket dari proyek itu telah rampung. Kemenkominfo bahkan telah meresmikan tarif Palapa Ring Paket Barat. Lebih lanjut, Paket Tengah dalam proses penyelesaian dan Paket Timur masih dalam proses pembangunan.

Kendati begitu, proyek tersebut masih membutuhkan peran operator seluler dan perusahaan penyedia jaringan internet guna mengakomodir jaringan bagi masyarakat. Melalui infrastruktur yang telah dibangun oleh Kemenkominfo itu, operator seluler, seperti Telkomsel dan XL Axiata bisa memperluas jangkauan jaringan internet mereka hingga ke pelosok Tanah Air.

Soal jangkauan jaringan, cakupan Telkomsel yang luas memang sudah diakui banyak kalangan. Hingga kuartal pertama 2018 saja, operator yang khas dengan warna merah itu telah memiliki lebih dari 167.000 Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di seluruh Indonesia. Telkomsel juga menambah BTS-nya hingga mencapai 183.283 BTS per September lalu.

Selain gencar menambah jumlah BTS-nya, Telkomsel juga turut serta membangun BTS USO - yaitu proyek pembangunan BTS di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) dengan memanfaatkan dana Universal Service Obligation (USO). Program itu digagas Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo dengan memungut dana kas dari seluruh operator sebesar 1,25 persen dari total pendapatan kotornya. Dengan begitu, setiap warga di Indonesia bisa mendapatkan akses internet meskipun mungkin kecepatannya belum bisa setara.

Agustus lalu, Telkomsel meresmikan BTS USO baru di seluruh Indonesia dimana lima di antaranya berlokasi di Pulau Rote. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Telkomsel telah membangun 568 BTS USO, bahkan di daerah yang tak terjamah internet sebelumnya. Sebanyak 47 BTS dari jumlah tersebut di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat untuk terhubung ke internet guna meningkatkan produktivitas mereka.

Peluang baru di Industri 4.0

Saat tengah sibuk mentransformasi bisnisnya, Telkomsel dihadapkan pada peluang dan tantangan baru yang digagas pemerintah, yakni Industri 4.0. Industri 4.0, menurut Forbes, konsepnya masih akan mengadopsi metode revolusi industri 3.0 di mana komputer dan sistem otomasi sudah diterapkan. Bedanya, komputerisasi industri 4.0 akan lebih cerdas dari itu. Sistemnya juga otonom dengan dukungan data dan machine learning.

Untuk saat ini dan di masa depan, komputer terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Pada akhirnya aktivitas itu akan menghasilkan keputusan tanpa melibatkan manusia. Kombinasi dari sistem cyber-physical, Internet of Things (IoT), dan Internet of System memungkinkan industri 4.0 serta manufaktur cerdas, menjadi kenyataan.

via GIPHY

Forbes menyebut IoT merupakan komponen utama dari industri 4.0 di mana teknologi itu ditandai dengan berbagai perangkat yang terhubung.  Jika IoT menjadi komponen utama, maka internet tak kalah utamanya dalam menjalankan teknologi terhubung tersebut.

Telkomsel sudah tak asing lagi bagi pengguna sebagai penyedia jaringan internet melalui berbagai layanannya. Sebagai penyedia jaringan internet, Telkomsel turut menjadi enabler terwujudnya industri 4.0. Terkait dengan IoT, Telkomsel pun hadir mengembangkan teknologi itu, salah satunya melalui program Telkomsel Innovation Center (TINC).

"Program TINC merangkum berbagai kegiatan dalam membentuk ekosistem IoT Indonesia, berupa penyediaan laboratorium IoT, program mentoring dan bootcamp bersama expertise di bidang IoT, serta networking access bagi para startup, developer, maupun system integrator dengan para pemain industri terkait," ujar Denny Abidin.

Secara komersil, Telkomsel pun mengembangkan layanan IoT yang bersifat lintas industri. Pada sektor perbankan, misalnya, Telkomsel menjadi mitra penyedia IoT connectivity dan IoT platform. Di sektor transportasi, otomotif dan logistik, Telkomsel berperan sebagai penyedia solusi total. Sementara itu di sektor agriculture, aquaculture, environmental dan monitoring, Telkomsel menjadi penghubung, inkubator serta akselerator. Ini menunjukkan bahwa layanan Telkomsel sebagai enabler untuk perusahaan lainnya dalam mengubah operasional industri menuju konsep industri 4.0 yang komputerisasinya makin canggih.

Salah satu wujudnya sudah bisa kita lihat melalui kerja sama dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) pada 30 November 2018. Melalui kerja sama itu, Telkomsel akan menyediakan berbagai solusi digital kepada BUMN penyedia layanan pencetakan dan sistem keamanan tersebut yang meliputi Telkomsel FleetSight, transaksi digital Tcash dan LBA (location based advertising), serta solusi IoT yang dihadirkan untuk mendukung bisnis Digital Security Perum Peruri.

Tanpa memilah perusahaan mana yang dibidik agar menjadi mitranya, Telkomsel mengaku membuka diri bagi perusahaan swasta.

"Telkomsel akan selalu menyediakan produk dan layanan digital, khususnya solusi IoT sesuai dengan kebutuhan industri, terlepas dari jenis perusahaan tersebut. Dengan keseriusan Telkomsel dalam pengembangan teknologi IoT, kami optimis tahun depan akan banyak perusahaan yang akan berkolaborasi dengan kami," kata Denny Abidin.

Rentang waktu industri 4.0 sendiri memang masih lama, mungkin hingga 30 tahun yang akan datang. Menyambut masa itu, Telkomsel masih punya PR untuk menyiapkan berbagai macam solusi, antara lain big data, IoT, machine to macine, dan lainnya. Upaya itu tak lain juga ditujukan untuk mendukung roadmap pemerintah ‘Making Indonesia 4.0’.

Contoh nyata dari IoT yang menjadi pilar utama industri 4.0 adalah "Rumah Pintar" di mana semua perangkat terhubung dan dikendalikan melalui internet. Bayangkan saja, ketika kita hidup di masa depan yang sudah sangat canggih dengan perangkat IoT dimana-dimana. 500 meter menuju rumah saja, AC sudah menyala, kemudian kunci rumah terbuka otomatis ketika kita tiba. Lampu rumah juga akan menyesuaikan pencahayaan di ruangan.

Lalu, saat kita menonton televisi, kita disajikan dengan konten-konten original semisal konten di Maxstream. Itu bukan perkara maya, mengingat infrastruktur Telkomsel untuk menyediakan layanan IoT dan konten digital sudah tampak siap akan hal tersebut. Sembari menonton, misalnya, memantau promo di e-commerce, kemudian melakukan transaksi dengan Tcash. Terbayang, seandainya sejumlah aktivitas itu bisa kita nikmati saat ini, hidup akan terasa lebih mudah dan nyaman.

Share
×
tekid
back to top