Google ajukan paten smartphone lipat multi-layar
Layaknya Samsung Galaxy Fold, smartphone lipat Google bisa dibuka dan ditutup. Namun bedanya, ponsel ini memiliki tambahan tampilan.
Smartphone Google mampu memukau pengguna berkat teknologi kameranya yang canggih. Kini perusahaan juga mempertimbangkan desain smartphone kekinian dengan mengajukan paten smartphone lipat. Menariknya, paten itu menunjukkan ponsel lipat dengan empat layar. Sekilas, perangkat dalam dokumen tersebut terlihat sangat mirip dengan buku yang memiliki beberapa halaman.
Paten ini diterbitkan World Intellectual Property Organization pada 27 Juni. Layaknya Samsung Galaxy Fold, smartphone lipat Google bisa dibuka dan ditutup. Namun bedanya, ponsel ini memiliki tambahan tampilan yang tampak seperti buku cetak biasa.
Mengacu gambar dalam paten itu, desain ponsel lipat Google akan menyatukan beberapa panel layar dimana masing-masing berfungsi dalam dua tampilan, kanan dan kiri. Panel selanjutnya berfungsi sebagai set halaman selanjutnya seperti dalam buku.
Dalam paten itu Google menyatakan perangkatnya bisa berfungsi untuk memiliki panel di bagian luar juga. Artinya, panel di dalam bisa dikurangi atau ditambah yang mengisyaratkan konsep perangkat bisa berbeda dari gambar paten itu.
Penyangga smartphone akan dirancang sebagai wadah baterai, memori, RAM, dan komponen lainnya yang mendukung fungsi perangkat. Layarnya berjenis OLED yang fleksibel dan akan memungkinkan pengguna untuk memindah halaman ketika panel dibuka dan dibentangkan, sehingga memudahkan ketika menjelajah internet dan menikmati konten.
Belum jelas apakah Google akan benar-benar menerapkan rencana smartphone lipat tersebut. Perangkat yang memiliki banyak layar lipat tentu akan membuatnya tebal dan kemungkinan tidak akan memiliki penggunaan yang praktis bagi konsumen yang terbiasa dengan ponsel yang tipis.
Dilansir Android Headlines (28/6), perangkat dalam paten itu kemungkinan lebih cocok untuk keperluan pendidikan atau bisnis. Smartphone lipat multilayar bisa menjadi sesuatu yang bagus untuk industri pendidikan dan perusahaan. Namun hal ini kembali kepada keputusan perusahaan apakah akan mewujudkan paten tersebut dalam sebuah perangkat atau hanya menjadi angan saja.
