sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
Kamis, 04 Okt 2018 15:50 WIB

Untuk pertama kali, Ilmuwan temukan bukti kehadiran exomoon

Mereka baru berhasil mengidentifikasi exomoon tersebut setelah menemukan setidaknya 2.600 exoplanet dalam beberapa dekade terakhir.

Untuk pertama kali, Ilmuwan temukan bukti kehadiran exomoon
Ilustrasi Exoplanet (Columbia University)

Selama beberapa dekade ini, para ilmuwan telah berupaya mencari planet lain di tata surya yang bisa dihuni oleh manusia. Meski sudah ada 2.600 planet yang dikonfirmasi oleh teleskop luar angkasa Kepler, mereka masih belum pernah menemukan sebuah exomoon, bulan dari sebuah planet di tata surya lain dari galaxi lain.

Tapi, berkat kecanggihan teknologi, para peneliti di Columbia University kini telah menemukan bukti dari apa yang mungkin merupakan sebuah exomoon. Mereka berhasil melacak exomoon tersebut, yang berjarak ribuan tahun cahaya dari Bumi.

Penemuan exomoon ini setelah melakukan analisis dari 284 exoplanet yang ditemukan oleh Kepler semua dua tahun. Mereka baru bisa menemukan exoplanet ini juga atas bantuan teleskop Hubble milik NASA dan 40 jam observasi tanpa berhenti, yang mereka lakukan belakangan ini.

Engadget (4/10) mengatakan jika penemuan exomoon ini terjadi di sekitar planet Kepler-1625b. Peneliti pun menemukan jika exomoon itu menutup cahaya dari ‘bintang utama’ di galaksi tersebut saat berada di orbitnya.

Mereka menemukan dua tanda yang menunjukkan bahwa objek luar angkasa itu sebagai exomoon. Pertama, setelah planet lewat, kecerahan bintang meredup untuk kedua kalinya, meskipun dengan jumlah yang lebih kecil.

Kedua, waktu transit planet terjadi lebih awal dari yang diperkirakan, yang bisa disebabkan oleh ‘bulan’ yang mengorbit, kemudian menarik planet induknya, yang membuat planet tersebut goyah seperti Bumi dan Bulan.

"Bulan pendamping adalah penjelasan paling sederhana dan paling alami untuk kemerosotan kedua dalam kurva cahaya dan penyimpangan waktu orbit," kata salah satu peneliti, Alex Teachey.

"Ini adalah saat yang mengejutkan untuk melihat kurva cahaya itu, hati saya mulai berdetak sedikit lebih cepat dan saya hanya terus melihat tanda itu. Tapi kami tahu pekerjaan kami adalah untuk memberikan bukti terhadap setiap pengujian. Terkadang data bisa menipu kita sampai kita tidak punya penjelasan lain," sambungnya.

Setelah selesai dengan penelitian mereka, para ilmuwan baru dapat memasukkannya dalam sebuah makalah. Kemudian mereka akan memasukkannya ke sebuah jurnal sains secara online agar semua orang bisa mengaksesnya.

"Jika pengamatan Hubble lanjutan kembali didapatkan, maka temuan itu dapat memberikan petunjuk penting tentang perkembangan sistem planet dan dapat menyebabkan para ahli meninjau kembali teori tentang bagaimana bulan terbentuk di planet-planet," kata salah satu penulis studi tersebut, David Kipping. Dia juga merupakan asisten profesor astronomi di Universitas Columbia.

Penjelasan alternatif dari fenomena ini bisa jadi ada planet kedua mengorbit di sekitar Kepler-1625 dan Kepler-1625b. Namun, teleskop luar angkasa Kepler tidak menemukan bukti adanya planet tambahan dalam sistem ini.

Dari data ini juga diketahui jika exomoon tersebut memiliki ukuran yang hampir sama dengan Neptunus. Sedangkan planet yang dikelilinginya memiliki ukuran yang lebih besar dari Jupiter.

Para peneliti pun berharap jika Teleskop Luar Angkasa James Webb, yang merupakan penerus Hubble yang dijadwalkan diluncurkan pada 2021 akan dapat melacak objek yang lebih kecil, yang selama ini tidak terlihat.

"Kita bisa mengharapkan untuk melihat bulan-bulan sangat kecil dengan Webb," pungkas Kipping.

Share
×
tekid
back to top