Teknologi laser bisa ukur keamanan gedung saat gempa
Dalam pengembangan selama empat tahun terakhir, sistem tersebut terdiri dari laser yang dipasang di satu lantai, yang memancarkan sinar ke bawah dari dioda cahaya.
Sistem sensor terbaru mampu mengukur seberapa besar goyangan dan kerusakan sebuah gedung. Dengan demikian, teknologi optik ini diklaim mampu menghilangkan kekhawatiran orang ketika sedang terjadi gempa bumi. Beberapa bangunan sudah mengintegrasikan sensor akselerometer pada lantainya yang berguna untuk menentukan sejauh mana lantai tersebut bergerak dari sisi ke sisi.
Sayangnya menurut para ilmuwan di California Lawrence Berkeley National Laboratory, sistem sensor akselerometer bisa berbiaya mahal. Belum lagi pemrosesan data dari konsep seperti itu dapat menjadi proses yang kompleks dan memakan waktu. Oleh karenanya, para peneliti Berkeley Lab bekerja sama dengan rekan-rekan dari Lawrence Livermore National Laboratory dan University of Nevada-Reno menciptakan apa yang dikenal sebagai Discrete Diode Sensor (DDPS) dilansir dari New Atlas (11/7)
Dalam pengembangan selama empat tahun terakhir, sistem tersebut terdiri dari laser yang dipasang di satu lantai, yang memancarkan sinar ke bawah menggunakan dioda cahaya. Ketika bangunan bergoyang saat gempa bumi, sinar laser bergerak bolak-balik melintasi bagian yang terpapar cahaya sehingga memberikan catatan elektronik tentang seberapa banyak kedua lantai telah bergerak.
Setelah gempa berakhir, otoritas yang berlokasi di pusat dapat berkonsultasi dengan catatan yang ditransmisikan secara nirkabel untuk segera menentukan apakah bangunan itu melampaui toleransi struktural maksimalnya. Jika tidak, maka dapat dengan aman digunakan kembali.
DDPS telah terbukti memberikan catatan akurat ketika mengalami pengujian goyangan meja, dan kini akan dipasang di gedung bertingkat untuk pertama kalinya di kampus Berkeley Lab. Karena kampus terletak bersebelahan dengan Patahan Hayward, sistem seharusnya mendeteksi banyak tindakan.
