Ilmuwan temukan planet seperti bintang
Planet yang dikategorikan sebagai Ultrahot Jupiter tersebut punya ukuran yang besar dan sangat panas
Berkat bantuan instrumen seperti Hubble dan Kepler, para astronom telah mengidentifikasi ribuan eksoplanet di luar angkasa yang tersebar di antara bintang-bintang. Dilansir dari ExtremeTech (10/8), sesuatu yang disebut “Ultrahot Jupiter” telah membuat para peneliti kebingungan karena tidak memiliki komposisi kimia yang diharapkan. Planet-planet tersebut menjadi sangat panas sehingga atmosfernya berperilaku hampir seperti bintang.
Kebanyakan eksoplanet dideteksi menggunakan metode transit. Planet-planet tersebut melewati bagian depan bintangnya, dan para ilmuwan dapat menggunakan instrumen seperti Kepler atau Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) untuk mengamati titik kecerahannya. Metode ini sangat baik dengan beragam planet besar dan planet yang mengorbit dengan bintang-bintangnya. Karena itu, ilmuwan telah mendeteksi sejumlah besar "Hot Jupiter" atau planet dengan ukuran super besar dan sangat panas. Beberapa diantaranya cukup dekat dengan bintang untuk digolongkan sebagai "Ultrahot".
Meski para ilmuwan tidak dapat mengambil gambar eksoplanet karena kecerahan dari bintang-bintang yang mereka orbit yang sangat terang, ilmuwan dapat menganalisa komposisinya menggunakan spektrum cahaya yang dipantulkan oleh planet tersebut.
Para ilmuwan bertanya-tanya planet Ultrahot tersebut tampaknya tidak memiliki uap air di armosfernya, tetapi gas raksasa yang dingin malah memiliki air. Sebuah studi baru dati tim ahli astrofisika memiliki penjelasan bahwa planet-planet tersebut sangat panas sehingga memisahkan molekul air layaknya bintang.
Ultrahot Jupiter mengorbit begitu dekat dengan bintang induknya sehingga mereka terlihat rapi, satu sisi selalu menghadap bintang, dan yang lain selalu menghadap sebaliknya. Beberapa ilmuwan memiliki hipotesa bahwa planet-planet tersebut memiliki komposisi eksotis. Misalnya, apakah planet tersebut terbentuk dari lebih banyak karbon dibandingkan dengan oksigen.
Menurut penelitian, dengan suhu 2.000 hingga 3.000 derajat celsius, Ultrahot Jupiter memiliki energi yang dibutuhkan untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen. Itulah sebabnya para ilmuwan tidak melihat air.
