Google manfaatkan AI untuk penderita diabetes
Potensi kegunaan AI makin meluas. Google pun menggunakan program AI untuk mendeteksi kemungkinan kebutaan bagi para penderita diabetes di Thailand.
Google meluncurkan sebuah program AI yang dapat mendeteksi penyakit mata akibat diabetes yang berpotensi menimbulkan kebutaan permanen. Program AI ini diluncurkan di Thailand. Program ini sebenarnya serupa dengan program yang sebelumnya pernah digagas Google di India. Melalui program ini, Google ingin menunjukkan benefit kecerdasan buatan bagi manusia.
Kent Walker Senior Vice President for Global Affairs Google dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Bangkok, mengatakan, “Sebagai sebuah komunitas, kami memiliki tanggung jawab untuk menggunakan AI dengan cara sebaik mungkin,”
Dalam melaksanakan program AI tersebut, Google menggandeng sebuah rumah sakit bernama Rajavithi Hospital. Nantinya, program AI itu akan menganalisa mata pasien diabetes untuk mengetahui adanya potensi kebutaan. Kemudian langkah pengobatan dini akan dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut.
Hasil uji coba yang dilakukan oleh Google membuktikan bahwa program AI ini memiliki tingkat akurasi sebanyak 95 persen. Adapun tingkat akurasi yang biasanya dimiliki oleh seorang dokter spesialis mata adalah 74 persen, sebagaimana dilansir dari laman Reuters (14/12).
Perlu diketahui, Thailand dikenal sebagai negara produsen gula yang paling penting di dunia. Konsumsi gula di negara tersebut pun tercatat sangat tinggi. Pemerintah Thailand sendiri sudah menggagas kampanye anti diabetes sejak 2015.
Sebagai informasi, di bulan Oktober lalu Google menyatakan akan menggelontorkan dana sekitar USD25 juta untuk dana proyek kemanusiaan dan lingkungan menggunakan AI.
