sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
Senin, 25 Feb 2019 19:20 WIB

The Umbrella Academy: Jelas beda dari Marvel dan DC

Netflix merilis film bertema superhero berjudul The Umbrella Academy. Diadaptasi dari komik karya Gerard Way tampil beda dari film superhero kebanyakan.

The Umbrella Academy: Jelas beda dari Marvel dan DC
Source: Netflix

Film adaptasi komik merupakan salah satu tayangan Netflix yang cukup menarik untuk disaksikan. Kendati begitu, Netflix tetap saja menghentikan produksi beberapa film superhero adaptasi komik Marvel dan DC.

Beberapa waktu lalu, Netflix menghentikan beberapa serial adaptasi Marvel, seperti The Punisher dan Jessica Jones. Sebelumnya beberapa film seperti Daredevil, Luke Cage, Iron Fist dan The Defender juga dihentikan Netflix. Kendati begitu, nyatanya Netflix belum menyerah dengan film bertema superhero. Terbukti dengan ditayangkannya film The Umbrella Academy.

Menariknya Netflix tidak lagi mengangkat superhero dari komik Marvel atau DC. Film ini diangkat dari komik karangan Gerard Way, mantan vokalis My Chemical Romance dengan judul yang sama.

Untuk diketahui, melalui komik The Umbrella Academy, Gerard Way berhasil meraih penghargaan Eisner Award. Eisner Award sendiri merupakan penghargaan bergengsi di dunia komik. Levelnya disebut-sebut setara dengan Academy Award, namun khusus di kalangan komik. The Umbrella Academy berhasil menyabet penghargaan sebagai Best Finite Series/ Limited Series.

Seperti halnya dalam komik, The Umbrella Academy bercerita mengenai sebuah keluarga superhero. Meski dikatakan keluarga, toh mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Pimpinan The Umbrella Academy, Sir Reginald Hargreeves (Colm Feore) mengumpulkan tujuh anak ajaib dari berbagai belahan dunia. Mereka dididik untuk menjadi superhero yang suatu saat akan menyelamatkan dunia.

Kisah berawal di 1 Oktober 1989. Kala itu 43 wanita melahirkan anak dalam waktu bersamaan. Namun 43 wanita tersebut tidak pernah mengalami kehamilan, kecuali sesaat sebelum melahirkan anak ajaibnya. Sir Reginald Hargreeves akhirnya berhasil mengumpulkan tujuh di antaranya.

Ketujuh anak tersebut dilatih keras oleh Sir Reginald Hargreeves untuk menjadi superhero. Masing-masing memiliki kekuatan unik yang membedakannya dengan yang lain. Meski menyebut dirinya sebagai ayah dari anak-anak tersebut, Hargreeves tidak pernah menunjukkan perasaan sentimentil pada ketujuh anak tersebut. Kaku dan tegas. Bahkan ia tidak memberikan nama pada anak-anaknya. Ia hanya menyebut mereka, “Number One”, “Number Two” dan seterusnya hingga mencapai “Number Seven”.

Ketujuh anak itu memiliki kekuatan yang unik satu sama lain. Setidaknya ada Luther yang memiliki kekuatan manusia super kuat. Anak kedua, Diego, mampu menahan napas dalam waktu yang sangat lama. Ia juga dapat melemparkan pisau dengan sangat akurat. Sementara anak ketiga bernama Allison yang mampu membuat orang mengikuti keinginannya dengan mengucapkan frasa: saya mempunyai rumor.

Anak keempat bernama Klaus, yang memiliki kekuatan telekinetik dan mampu berbicara dengan orang mati. Anak kelima, Number Five mampu berpindah ruang dan waktu sesuka hatinya. Dan anak keenam bernama Ben, mampu mengeluarkan tentakel dari perutnya.

Sisanya adalah anak ketujuh, Vanya yang diketahui tidak memiliki kekuatan apapun selain ketertarikan yang sangat besar pada musik.

Ketujuh anak Hargreeves akhirnya berpisah untuk menempuh jalan masing-masing. Namun mereka akhirnya dikumpulkan kembali pasca meninggalnya ayah mereka. Tak hanya itu, Number Five yang dikabarkan hilang akhirnya kembali masih dalam wujud bocah berumur 13 tahun. Dari sinilah perjalanan para anggota The Umbrella Academy akan dimulai.

Number Five membawa berita dari masa depan bahwa dunia akan kiamat dalam hitungan hari. Para anggota The Umbrella Academy harus bekerja sama untuk menghentikan kiamat tersebut. Namun di sisi lain, mereka juga harus berusaha mengalahkan diri sendiri dan menerima keluarga mereka apa adanya.

Sejak awal, saya sudah tertarik untuk menyaksikan film satu ini. Selain karena berasal dari komik karya Gerard Way (yang notabene merupakan vokalis band), film ini menjadi salah satu serial superhero yang tidak berasal dari Marvel atau pun DC. Otomatis saya penasaran bagaimana ketujuh anak tersebut akan ditampilkan dan bagaimana kekuatan mereka dimanifestasikan dalam film.

Memang benar The Umbrella Academy merupakan film dengan tema superhero, tetapi Netflix menghadirkannya lebih dari sekadar film superhero. Konflik sebenarnya dalam film ini adalah ketika para superhero itu berusaha menghadapi diri mereka sendiri. Hal ini merupakan buntut dari perlakukan Sir Reginald pada anak-anaknya. Alih-alih memberi nama asli pada mereka, Sir Reginald menyebut mereka dengan sebutan angka saja. Hal ini membuat hubungan antar ayah-anak tersebut menjadi renggang. Pun juga dengan hubungan di antara mereka sendiri.

Jujur saja, dari antara semua karakter yang ada di The Umbrella Academy, Number Five dan Number Seven berhasil tampil dengan gemilang. Aidan Gallagher dengan cemerlang memerankan sosok kakek dalam tubuh anak kecil. Pun juga dengan aktris kondang Ellen Page. Berperan sebagai Number Seven, aura minder, kikuk dan rasa tidak percaya diri terpancar kuat dari perannya yang dianggap “biasa” oleh keluarganya.

The Umbrella Academy bukan sekadar film superhero. Film ini lebih bercerita perjuangan sebuah keluarga dengan konfliknya masing-masing. Misalnya Number Seven (Vanya Hargreeves) yang merasa minder dan tidak percaya diri dalam semua hal karena dipandang sebelah mata oleh keluarganya. Atau Klaus Hargreeves (Number Four) yang mencari pelarian akibat kekuatan yang ia miliki. Menjadikannya seorang pecandu alkohol dan narkoba. Atau Allison Hargreeves yang sedang menjalani proses perceraian, yang ironisnya diakibatkan oleh kekuatannya sendiri.

Apiknya, setiap episode dikemas dengan pengungkapan-pengungkapan kecil. Nantinya semua itu akan dijahit secara perlahan untuk dibentangkan pada episode terakhir musim pertama serial The Umbrella Academy. Bagi mereka yang tidak pernah membaca komiknya, penghantaran kisahnya terasa ringan namun tetap berkualitas.

The Umbrella Academy sebenarnya merupakan manifestasi perasaan Gerard Way ketika My Chemical Romance mencapai puncak popularitasnya. Sejalan dengan inti dalam komiknya. The Umbrella Academy menunjukkan bahwa keluarga bagaimanapun caranya dapat saling merusak satu sama lain, dan bagaimana sebuah keluarga tersebut mampu bangkit kembali mengatasi tantangan itu.  

Tak dipungkiri, The Umbrella Academy menyematkan beberapa kutipan yang menarik untuk menggambarkan beberapa karakternya. Misalnya ketika Vanya bertemu dengan sosok Leonard Peabody. Saking kikuknya Vanya, dan kerap mengucapkan maaf sebagai efek dari rasa tidak percaya dirinya, Leonard akhirnya mengatakan begini: “You don’t have to apologize for existing”. Sebagai sebuah superhero, Vanya ditampilkan cukup rentan sebagai seorang manusia.

Jelas The Umbrella Academy punya esensi film yang berbeda dengan film superhero yang ditawarkan Marvel atau DC. Demonstrasi kekuatan super bukan inti dari film ini, tak seperti film Marvel dan DC. Saya sendiri penikmat film superhero dari Marvel dan DC. Dan bagi saya, The Umbrella Academy menawarkan sudut pandang baru buat Anda yang ingin melihat sisi “manusiawi” seorang superhero dengan lebih jelas.

Oh iya, ada kemungkinan Netflix bakal melanjutkan The Umbrella Academy ke musim kedua. Tapi belum diketahui kapan Netflix akan menghadirkan lanjutan film superhero ini.

Share
×
tekid
back to top