Samsung Innovation Campus Batch 6: Cetak talenta digital unggul dan berdampak bagi bangsa
Samsung Innovation Campus Batch 6: Cetak talenta digital unggul dan berdampak bagi bangsa.

Program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 6 sekali lagi mengukuhkan posisinya sebagai katalisator utama dalam melahirkan generasi talenta digital Indonesia yang kompeten dan berdaya saing global. Setelah melalui tahapan pendidikan dan pelatihan yang intensif dan terstruktur selama beberapa bulan, para peserta terbaik dari SIC Batch 6 telah berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mengembangkan serangkaian solusi inovatif yang berbasis pada teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI).
Solusi-solusi canggih ini tidak hanya menjadi bukti penguasaan teknologi terkini, tetapi juga dirancang dengan visi untuk memberikan dampak positif dan signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia secara luas.
Keberhasilan program SIC Batch 6 ini tercermin dengan jelas dalam tingginya antusiasme dan capaian-capaian luar biasa yang diraih oleh para peserta. Mereka berasal dari beragam latar belakang pendidikan dan wilayah di Indonesia, menunjukkan jangkauan program yang inklusif dan komitmen Samsung dalam menjangkau potensi-potensi terbaik bangsa.
Program ini telah berhasil menuntaskan dua tahap krusial, yaitu Stage 1: Coding & Programming yang membekali peserta dengan dasar-dasar pemrograman yang kuat, dan Stage 2: Design Thinking & IoT Development yang mendorong peserta untuk berpikir kreatif, memahami kebutuhan pengguna, dan merancang solusi IoT yang inovatif.
Dari ribuan pendaftar, sebanyak 4.509 peserta berhasil lolos ke tahap pertama, dan 3.634 di antaranya berpartisipasi secara aktif dalam program. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan, dengan rata-rata skor pre-test 77.47 yang meningkat menjadi 93.09 pada post-test. Perubahan ini mencerminkan efektivitas pendekatan pembelajaran berbasis praktik yang diterapkan dalam Samsung Innovation Campus Batch 6.
Program strategis dari Samsung tersebut juga selaras dengan misi pemerintah yang tertuang dalam "Asta Cita," yang berfokus pada penguatan pembangunan sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan keterampilan digital masyarakat, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam mendorong transformasi digital di Indonesia.
Inisiatif yang diusung oleh Samsung ini menjadi semakin krusial dan relevan mengingat Indonesia tengah memasuki periode bonus demografi, sebuah momentum emas dengan proyeksi puncak antara tahun 2020 hingga 2030. Pada periode ini, jumlah penduduk usia produktif akan mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak-anak dan lanjut usia.
Potensi demografis ini hanya dapat dioptimalkan jika diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman, terutama di bidang digital. Proyeksi kebutuhan talenta digital di Indonesia mencapai angka 3 juta hingga tahun 2030, sebuah tantangan besar yang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Dalam konteks inilah, program seperti Samsung Innovation Campus memainkan peran yang sangat vital dan strategis dalam mengisi kesenjangan talenta digital dan mempersiapkan Indonesia untuk meraih manfaat maksimal dari bonus demografi.
Angeline Rachel, seorang perwakilan dari Tim Terbaik tingkat Universitas, berbagi pengalamannya bahwa program SIC telah menjadi sumber motivasi yang kuat bagi dirinya dan timnya untuk tidak pernah berhenti belajar dan untuk terus berupaya memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat di masa depan.
Bersama timnya, Angeline mengembangkan "PawPal", sebuah solusi inovatif berbasis IoT yang bertujuan untuk membantu orang tua dalam mengelola waktu layar anak-anak mereka secara lebih efektif dan efisien. Mereka memiliki visi untuk menjadikan PawPal sebagai solusi yang komprehensif dan mudah diakses oleh seluruh keluarga Indonesia, sehingga dapat mendukung tumbuh kembang anak secara sehat dan seimbang di era digital ini. “Dengan adanya SIC ini, dapat menjadi motivasi kami untuk terus belajar, berkembang, dan memberikan kontribusi yang lebih besar di masa depan”, ungkap Angeline dengan penuh semangat.
Senada dengan Angeline, Rahsya Benova Akbar, perwakilan dari Tim Terbaik setara tingkat SMA yang berasal dari STI Pekanbaru, mengungkapkan cita-cita mulia timnya untuk menjadikan "Edukit" sebagai produk siap pakai yang dilengkapi dengan modul pembelajaran AIoT (Artificial Intelligence of Things) berstandar nasional.
Lebih jauh lagi, mereka memiliki aspirasi untuk membuka akses Edukit ke berbagai sekolah di seluruh Indonesia, sehingga dapat menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di tingkat pendidikan menengah. “SIC membuka pikiran kami dan menjadi bukti bahwa ide sederhana pun dapat berdampak besar. Kami ingin membuat alat belajar yang sederhana, terjangkau, dan langsung bisa digunakan oleh siswa dan guru”, kata Rahsya, menekankan pentingnya inovasi yang aplikatif dan mudah diimplementasikan.
Dukungan dan apresiasi yang besar terhadap Program SIC kembali ditunjukkan oleh berbagai kementerian terkait. Mereka melihat inisiatif Samsung ini sebagai mitra strategis yang memiliki peran signifikan dalam membentuk generasi muda Indonesia yang unggul, memiliki daya saing global, dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap berbagai tantangan masa depan yang berbasis teknologi.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak., secara tegas menyatakan, “Program SIC kembali mendapat dukungan penuh dan apresiasi dari berbagai kementerian yang memandang inisiatif ini sebagai mitra strategis dalam membentuk generasi muda yang unggul, berdaya saing global, dan adaptif terhadap tantangan masa depan berbasis teknologi”. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam memajukan pendidikan teknologi di Indonesia.
Banu Afwan Pribadi, Product Integration Group Head, Samsung R&D Institute Indonesia, menjelaskan bahwa melalui sinergi yang kuat antara sektor swasta dan pemerintah, Samsung Innovation Campus terus membuktikan komitmennya yang berkelanjutan dalam memperkuat fondasi ekosistem pendidikan teknologi di Indonesia.
Beliau menambahkan, “Melalui SIC, kami tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis seperti coding & programming, AI, dan IoT, tetapi juga menanamkan mindset problem solving dan kolaborasi”. Hal ini menunjukkan bahwa program SIC tidak hanya fokus pada penguasaan keterampilan teknis, tetapi juga pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kerja sama tim, yang merupakan kompetensi esensial di era digital ini.
Di sisi lain, Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing, Samsung Electronics Indonesia, menyoroti bahwa Samsung Innovation Campus memiliki visi yang lebih luas dari sekadar pengembangan keterampilan teknis. Program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai penting seperti empati, kolaborasi, dan semangat inovasi di kalangan generasi muda Indonesia.
Dengan demikian, diharapkan para lulusan SIC dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa, didukung oleh ekosistem yang kondusif. “Program ini bukan hanya memberikan pembelajaran teknis, tetapi juga menumbuhkan empati, kolaborasi, dan semangat inovasi yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan sosial dengan teknologi”, pungkas Bagus Erlangga, menegaskan komitmen Samsung untuk berkontribusi secara holistik terhadap pembangunan bangsa melalui pemberdayaan generasi muda.