Saat alien menyatu dengan manusia, apa jadinya?
Sepanjang hari, Eddie harus hidup dengan dua jiwa dalam tubuhnya. Dia bahkan tampak gila karena Venom di tubuhnya.
Sebuah pesawat luar angkasa kehilangan kendali hingga komunikasinya terputus dengan koordinator di bumi. Pesawat itu membawa organisme dari luar angkasa yang disebut Simbiot, atau juga diumpamakan sebagai alien. Live Foundation, perusahaan yang mengembangkan roket ke luar angkasa itu juga meneliti organisme tersebut guna merencanakan kehidupan di luar angkasa.
Eddie Brock (Tom Hardy) yang berprofesi sebagai reporter menemukan rahasia Live Foundation. Jiwa jurnalisnya lantas muncul sehingga dia mencoba untuk mengungkapnya dengan mewancarai Carlton Drake (Riz Ahmed) yang merupakan orang nomor satu di Live Foundation.
Pertentangan antara Eddie dengan sang redaktur karena mengedepankan prinsip jurnalistik, membuatnya harus dipecat. Mau tak mau, Eddie mencari pekerjaan baru hingga dia mampu lolos ke markas Live Foundation berkat bantuan dr Dora Skirth (Jenny Slate). Sayangnya dia menjadi incaran salah satu simbiot yang ternyata cocok 'bersetubuh' dengan Eddie. Disinilah alien yang diperankan Venom menyatu dengan manusia.
Sepanjang hari, Eddie harus hidup dengan dua jiwa dalam tubuhnya. Dia bahkan tampak gila karena kerap mengobrol sendiri, meski sebenarnya dia bercengkrama dengan Venom. Keduanya merupakan pria dengan jiwa yang kesepian. Namun ini lah yang menjadi sisi hiburan dalam film Venom.
Sekilas melihat sosok Venom memang tampak menyeramkan. Apalagi, bentuk tubuhnya yang melata dan kenyal bak agar-agar. Namun, sisi seramnya cukup terobati dengan sisi lain Venom yang menghibur. Ya, dia memang bukan komedian, tapi setiap kata yang dia lontarkan pada Eddie membuat film ini tak luput dari tawa bahak penonton.
Tantangan yang harus dihadapi Eddie dan Venom adalah melawan Carlton yang juga dirasuki simbiot jahat. Namun jiwa Eddie yang baik rupanya mampu menggiring Venom yang sebenarnya tak kalah jahat dengan simbiot lain yang disebut Riot. Anda mungkin masih ingat bagaimana jahatnya sosok Venom dalam film Spiderman. Dalam film ini, Anda akan merasakan Venom di sisi yang lain.
Venom memang sosok karakter jahat di film Spider-Man 3 pada tahun 2007 silam. Namun di film spin-off Venom ini, Venom ditampilkan dengan sudut pandang yang berbeda. Hal tersebut tentunya berbeda dengan apa yang ditampilkan pada Spider-Man 3, yakni Venom yang menguasai tokoh Eddie sepenuhnya. Venom bisa dianggap sebagai karakter yang baik-jahat dan film ini cukup berhasil mengubah sudut pandang dari para penonton, termasuk saya.
Terlebih lagi, antara Eddie dengan Venom ditampilkan sebagai kesatuan yang bisa saling bekerja sama dan membutuhkan, sehingga Eddie tidak sepenuhnya dikuasai oleh Venom. Seperti Eddie yang melarang Venom untuk memakan setiap orang yang ditemui, dan hanya memperbolehkan Venom untuk memakan orang jahat saja.
Sebagaimana film Marvel lainnya, sinematografi dan backsound disuguhkan dalam film Venom saya rasa sama. Aksi kejar-kejaran, kebut-kebutan dan transisi-transisi yang disajikan dalam film ini, "Marvel banget".
Film ini juga dibumbui scene pemanis dengan hadirnya Anne Weying (Michelle Williams), sebagai kekasih Eddie. Bagi saya, konsep film seperti ini terasa lengkap dimana hampir semua sisi kehidupan ditampilkan. Sayangnya, saya tak menemukan sisi haru sebagai bumbu pelengkap drama di dalam film ini. Andai semua sisi kehidupan Eddie diceritakan lengkap, maka bisa jadi film ini makin kaya dan bikin baper.
Tampaknya, Sony Pictures dan Marvel masih akan menggarap film Venom di masa mendatang. Ini tampak dari dua post-credit yang ditayangkan usai film berakhir. Jangan lupa tonton sampai benar-benar habis untuk lihat bocoran kelanjutan Venom ya.








