sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
Senin, 16 Des 2019 09:00 WIB

Rokok elektrik tidak lebih baik dari rokok konvensional

Risiko yang sangat tinggi ditemukan di antara orang-orang yang menggabungkan rokok konvensional dan rokok elektrik.

Rokok elektrik tidak lebih baik dari rokok konvensional
Source: Pexels

Perusahaan rokok elektrik selama ini mempromosikan bahwa produk mereka lebih baik jika jika dibandingkan dengan merorok rokok konvensional. Tetapi, studi yang dilakukan selama tiga tahun oleh UC San Francisco menunjukkan bahwa rokok elektrik dikaitkan dengan risiko pengembangan penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis dan emfisema, dan juga merupakan faktor risiko penyakit baru.

“Apa yang kami temukan adalah bahwa bagi pengguna rokok elektrik, kemungkinan perkembangan penyakit paru-paru meningkat sekitar sepertiga, bahkan setelah mengendalikan penggunaan tembakau mereka. Kami menyimpulkan bahwa rokok elektrik berbahaya bagi mereka sendiri,” kata penulis makalah, Stanton Glantz.

Risiko yang sangat tinggi ditemukan di antara orang-orang yang menggabungkan rokok konvensional dan rokok elektrik. Hal ini membuat pengguna rentan terekspos risiko penyakit yang diakibatkan dari kedua aktivitas tersebut.

Ini merupakan masalah bagi industri rokok elektrik, yang telah memasarkan dirinya sebagai cara untuk mengurangi penggunaan tembakau. Jika seseorang berusaha berhenti merokok dan beralih ke rokok elektrik, maka akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit paru-paru jika mereka terus menggunakan rokok tembakau untuk selingan.

Beragam risiko ini berada di atas serentetan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh EVALI (e-cigarette, vaping, product use associated lung injury), dan risiko dari pod rokok elektronik yang terkontaminasi.

Secara keseluruhan, bukti tersebut menunjukan pengaruh yang tidak baik pada kesehatan. “Studi ini berkontribusi pada meningkatkan kasus bahwa rokok elektrik memiliki efek buruk jangka panjang” kata Glantz. Demikian dilansir dari Engadget (15/12).

Share
×
tekid
back to top