Kreator Minecraft dukung pembajakan game
Kreator Minecraft dukung pembajakan game, sebut kalau membeli game tidak sama memiliki, maka pembajakan bukan pencurian.
Minecraft
Markus Persson, atau yang lebih dikenal dengan nama Notch, memang selalu jadi sorotan di dunia game. Bukan hanya karena karyanya yang fenomenal, Minecraft, tapi juga karena sejumlah pernyataan kontroversialnya di media sosial.
Selama lebih dari satu dekade, Notch kerap melontarkan komentar tajam soal industri game dan isu sosial, yang seringkali memancing perdebatan di kalangan penggemar maupun pelaku industri. Salah satu pernyataan paling ikoniknya muncul pada tahun 2012, ketika ia secara terbuka mengizinkan seorang penggemar Minecraft untuk membajak gamenya jika memang belum mampu membeli. Notch bahkan menambahkan, “Kalau nanti sudah mampu dan masih suka, belilah. Tapi jangan lupa merasa bersalah.”
Sikap Notch terhadap pembajakan game memang berbeda dari kebanyakan developer. Pada ajang Game Developers Conference 2011, ia secara tegas menyatakan bahwa pembajakan bukanlah pencurian. Menurutnya, jika seseorang mencuri mobil, maka jumlah mobil di dunia berkurang satu.
Namun, jika seseorang membajak game, justru ada satu salinan tambahan dan kemungkinan hadirnya penggemar baru. Pandangan ini tentu saja menuai pro dan kontra, terutama di tengah upaya industri game untuk memerangi pembajakan.
- EA Tidak Rilis Game F1 26 Tahun Depan, Fokus pada Ekspansi Besar F1 25 untuk Musim 2026
- Dihantam Gugatan Keamanan Anak, Roblox Wajibkan Verifikasi Usia untuk Akses Chat Mulai Januari
- Red Dead Redemption Rilis di Mobile 4 Desember, Eksklusif untuk Pelanggan Netflix
- Game Mobile Resident Evil: Survival Unit Bakal bisa Diunduh Mulai 18 November
Baru-baru ini, Notch kembali mengemukakan pendapatnya terkait inisiatif Stop Killing Games. Petisi online ini bertujuan mengumpulkan tanda tangan untuk mendesak parlemen Inggris dan Eropa agar melarang developer serta publisher mematikan game secara permanen dengan menutup server. Isu ini semakin ramai setelah Electronic Arts mengumumkan akan menghentikan semua layanan untuk game Anthem pada 12 Januari 2026, yang berarti game tersebut tidak bisa dimainkan lagi setelah tanggal tersebut.
Gerakan Stop Killing Games mendapatkan dukungan luas dan kini hampir mencapai 1,3 juta tanda tangan. Banyak gamer yang merasa kecewa ketika game favorit mereka tiba-tiba tidak bisa diakses karena server dimatikan. Namun, publisher besar justru menanggapi inisiatif ini dengan menyebut bahwa jika aturan tersebut diberlakukan, biaya operasional akan menjadi sangat mahal dan bisa berdampak pada kenaikan harga game di masa depan.
Dalam konteks inilah, Notch kembali melontarkan pernyataan yang memancing diskusi: “Jika membeli game bukanlah sebuah pembelian, maka membajak game juga bukan pencurian.” Pernyataan ini mengacu pada model bisnis game digital saat ini, di mana pemain hanya “menyewa” akses ke game, bukan benar-benar memilikinya. Hal ini seringkali membuat gamer merasa dirugikan, apalagi jika game yang sudah dibeli tiba-tiba tidak bisa dimainkan lagi.
Saat ditanya solusi apa yang sebaiknya dilakukan developer dan publisher daripada mematikan game, Notch mengingatkan bahwa dulu banyak game yang memungkinkan pemain untuk membuat server sendiri. Dengan cara ini, komunitas bisa tetap menjaga game tetap hidup, bahkan setelah developer menghentikan dukungan resmi. Model seperti ini terbukti sukses di banyak game klasik, yang sampai sekarang masih memiliki komunitas aktif berkat server privat.
Menariknya, awal tahun ini Notch sempat melempar wacana kepada pengikutnya di media sosial tentang kemungkinan dirinya kembali mengembangkan game baru yang menjadi “penerus spiritual” Minecraft. Respons dari para penggemar sangat positif, meski hingga kini belum ada kepastian apakah proyek tersebut benar-benar akan dikerjakan dan kapan game tersebut akan dirilis.









