sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
Rabu, 24 Okt 2018 21:20 WIB

Akting Julie Estelle memukau di film aksi berlumuran darah

Julie Estelle di film ini jadi lebih macho, enggak lemes lagi. Justru Dian Sastro jadi pecundangnya.

Film original garapan Indonesia tayang di Netflix. Judulnya The Night Comes for Us dan tengah jadi bahan pembicaraan. Di aplikasi Netflix sendiri, film ini masuk jajaran etalase Trending Now.

Seusai menonton film tersebut, saya merenung. Pasalnya, kebrutalan yang tergambar di tiap adegan pertarungannya begitu tidak biasa. Sudut pandangnya berbeda. Mungkin karena sutradaranya yang kerap menggarap film horor.

Demi menguji penilaian saya, saya menyodorkan adegan pertarungan terakhir antara Ito (Joe Taslim) dan Arian (Iko Uwais) di The Night Comes for Us. Teman perempuan saya pun meringis melihat kebrutalan aksi pertarungan tersebut. Ia tidak kuat menonton sampai akhir. Teman laki-laki pun bergidik melihat seluruh adegan pertarungan terakhir The Night Comes for Us.

Sutradara The Night Comes for Us adalah Timo Tjahjanto. Timo merupakan peramu film-film genre horor. Rumah Dara adalah salah satu garapan Timo yang paling saya ingat, sebelum The Night Comes for Us.

Bagi Anda yang menonton Rumah Dara sebelumnya, Anda bisa membayangkan bagaimana adegan-adegan Gore (sadis) digabungkan dalam koreografi pertarungan a la jalanan.

Bagi yang belum sempat melihat Rumah Dara dan belum punya bayangan mengenai aksi-aksi di The Night Comes for Us, saya akan bantu mengilustrasikannya sedikit. 

Ito datang mencari uangnya yang dikuasai Yohan (Revaldo). Yohan adalah mantan anak buah Ito, sebelum Ito bergabung sebagai mesin pembunuh (Six Seas) Triad asal China. 

Saat Ito kembali ke Jakarta dalam kondisi diburu kelompoknya sendiri, Yohan sudah jadi bos kartel narkoba. Kedok Yohan dalam menjalankan bisnisnya adalah membuka sebuah toko daging. Saat Ito datang, sudah barang tentu pertarungan tak terhindarkan di toko daging milik Yohan. Semua alat pemotong dan pisau daging di dalam toko dijadikan senjata perang.

Tiap kali anak buah Yohan berhasil Ito lumpuhkan, dia langsung mencincang tubuh musuhnya dengan tangan dingin. Darah berceceran, tulang belulang patah, kepala hancur, tenggorokan sobek, semua merupakan sajian gambar-gambar di The Night Comes for Us. Siap-siap sekeranjang plastik untuk memuntahkan isi perut kamu kalau tidak kuat. Semua adegan tanpa sensor dan dikemas serealistis mungkin.

Saya tidak ingin terlalu jauh membahas plot cerita. Karena inti film ini adalah aksi dan pukul-pukulan yang membuat ngilu penontonnya. Tantangannya justru ada di pengembangan karakter tiap tokoh.

Bukan pertama kali Iko Uwais beradu akting dengan Joe Taslim. Sebelumnya mereka sempat adu pukul di The Raid 2 juga. Keduanya sudah punya chemistry dan layak mengambil peran utama dalam The Night Comes for Us.

Pemeran pendukung film ini juga punya porsi penting dalam membangun dunia Ito dan Arian selaku pemeran utama. Akting Julie Estelle (The Operator) mencuri perhatian saya. Di film ini ia berkarakter cerdas, dingin, misterius, dan gelap. Ibarat dunianya The Avengers, kharisma The Operator bak Black Widow.

Aksi bela diri Julie Estelle pun mantap tanpa canggung. Saya bandingkan dengan aksi bela diri pendatang baru di film aksi ini, Dian Sastro (Alma). Dian masih kurang mampu membawakan koreo bela dirinya dengan lues. Akibatnya ia jadi lawan main yang lemah buat Julie Estelle. Padahal, Hannah Al Rashid selaku Elena di The Night Comes for Us begitu gesitnya.

Sementara itu, saya melihat masih ada ruang bagi sutradara Timo Tjahjanto untuk menggarap sekuel The Night Comes for Us. Mungkin spin off The Operator yang diperankan Julie Estelle akan menarik ke depannya. Mengingat latar belakang karakter ini masih sangat potensial untu digarap lebih jauh lagi.

Selain nama-nama di atas, film ini juga diisi oleh nama-nama beken seperti Abimana Aryasatya (Fatih), Dimas Anggara (Wisnu), dan lain-lain.

Share
×
tekid
back to top