sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
Jumat, 10 Nov 2017 15:20 WIB

YouTube, obat sekaligus racun dunia buah hati Anda

Makin banyak orangtua mengambil jalan pintas dengan menjadikan YouTube sebagai pengasuh anak.

Malam itu bukan malam yang biasa bagi Staci Burn. Da seorang ibu yang tinggal di Fort Wyane, Indiana, Amerika Serikat. Ketika tengah menyiapkan makan malam bagi Issac, si kecil yang baru berusia 3 tahun itu tiba-tiba menangis. Kala itu, Issac menonton video di aplikasi YouTube Kids dalam iPad-nya. Issac mengatakan, "Ibu, monster itu menakutiku!"

PAW Patrol, kartun produksi Nickelodeon yang kerap ditonton Issac, malam itu menayangkan sebuah insiden. Mobil yang dikendari tokoh kartun meluncur ke arah tiang lampu dan membuat mobilnya terbakar.

Cerita berlanjut. Dalam video yang ditonton Issac, beberapa karakter kartun tewas dan bahkan lompat dari atap karena dihipnotis boneka iblis, tulis New York Times (4/11) dalam laporannya.

Ribuan kilometer dari Amerika Serikat, ada seorang keluarga pengusaha warung tegal di samping kantor saya. Saban hari anak-anaknya yang masih balita menonton YouTube di sebuah iPad. Itu cara termudah bagi orangtua untuk mengasuh anak ketika sibuk melayani pelanggan.

Saat saya menyelidiki tontonan si anak ketika makan di warteg, saya menyaksikan sendiri si anak perempuan pengusaha warteg itu menonton tutorial makeup. Sebuah tontonan yang belum sesuai umur si anak. Bahkan, ketika sang ibu menyuapi si anak, ibunya seolah tidak ambil pusing dengan tontonan anaknya itu.

"Kan bapaknya sudah mengatur biar YouTube-nya khusus tontonan anak-anak. Jadi, saya tidak khawatir anak saya nonton yang aneh-aneh. Paling-paling nonton masak-masakan," katanya dengan polos.

Jelas sekali, si ibu kurang memahami kontrol asupan konten yang baik bagi anaknya. Saya tanya lebih lanjut, si anak perempuan baru berusia 5 tahun. Ibu mengaku anaknya sudah diberi asupan YouTube sejak bayi.

"Kalau tidak dikasih nangis-nangis," katanya.

Kedua ibu di atas cuma segelintir kisah bagaimana dalam era digital ini, YouTube telah mengambil peran sebagai pengasuh. Ibu-ibu pun percaya dengan kemampuan serta cara YouTube mengasuh anak-anak mereka dengan embel-embel fitur parenting control dan aplikasi khusus YouTube Kids dirasa aman-aman saja bagi mereka.

Padahal, jelas Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat dan Kanada, seperti yang kami kutip dari Metrotvnews menegaskan, orangtua tidak baik memberikan gadget pada anak usia 0-2 tahun. Anak 3-5 tahun dibatasi satu jam sehari. Sementara 6-18 tahun cuma boleh dua jam sehari.

11 juta penonton per minggu

Aplikasi YouTube khusus anak-anak, YouTube Kids, pertama kali mengudara awal 2015 silam. Aplikasi itu kini mendatangkan lebih dari 11 juta penonton mingguan bagi YouTube. Penonton biasanya menyaksikan video-video pendek dari tayangan populer dari kartun garapan Disney dan Nickelodeon. Seharusnya, aplikasi ini hanya menayangkan konten yang bersahabat untuk anak-anak.

Namun, YouTube Kids ternyata memiliki sisi gelap. Malik Ducard, Head of Family and Learning Content YouTube mengatakan bahwa video yang tidak pantas adalah jarum ekstrem di tumpukan jerami. Dia meyakinkan bahwa membuat aplikasi yang ramah dengan keluarga sangat penting bagi mereka.

Malik mengatakan, ketika video telah diunggah ke YouTube, algoritma YouTube lalu menentukan, apakah kontennya cocok atau tidak untuk YouTube Kids. Kemudian, video tersebut mendapatkan perlakuan monitor tahap lanjut.

"Prosesnya memiliki beberapa tahapan dan menggunakan beragam mesin kecerdasan (Machine Learning)," ungkap Malik.

Orangtua sebenarnya didorong untuk melaporkan video tidak pantas kepada YouTube. Malik mencatat, 30 hari terakhir ini, kurang dari 0,005 persen dari jutaan video telah mereka hapus karena tidak pantas.

"Kami berusaha untuk membuat gangguan itu lebih kecil lagi," ujar Malik.

Share
×
tekid
back to top